Sebuah Kajian Tentang Aqidah Syekh Muhammad Bin Abdul Wahhab

Transcription

Sebuah Kajian Tentang Aqidah Syekh Muhammad bin Abdul WahhabOleh:Syekh Shaleh bin Fauzan Al-FauzanAlih Bahasa : Muzaffar Sahidu, Lc.Editor : Muhammad Syaifandi, Lc

Menyikap Aqidah Wahhabiyah2 بسم اهلل الرمحن الرحيم Muqoddimah Cetakan PertamaSegala puji bagi Allah yang telah melumatkan kebathilandengan kebenaran sehingga kebatilan tersebut mejadi hancur danlenyap. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, yangtelah datang membawa petunjuk dan menjelaskan kebenaran,kepada keluarga beliau dan para shahabatnya, bintang pembawapetunjuk yang karenanya orang-orang kafir dan munafiq menjadibenci.Amma Ba'du: Pada saat da'wah kepada tauhid menyinarinegeri ini (Saudi Arabia) melalui tangan sang pembaharu,Muhamad bin Abdul Wahhab rahimahullah dan awan kezalimandan bid'ah melenyap, maka para musuh-musuh agama darikalangan orang-orang kafir, munafiq, para pelaku bid'ah dankhurofat merasa benci dengannya.Sikap negatif meraka sama seperti sikap negatif yang merekatanpakkan terhadap da'wah para rasul di setiap kurun dantempat. Mereka berkonsifirasi membuat tuduhan-tuduhan dankedustaan terhadap syekh Muhammad bin Abdil Wahhab danda'wah beliau. Allah berfiraman :"Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut(ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selainmenyempurnakan cahayanya, walaupun orang-orang yang kafir tidakmenyukai".11QS. Al-Taubah: 32

Menyikap Aqidah Wahhabiyah3Bahkan, mereka juga berupaya menciptakan keraguan terhadapaqidah syekh Muhammad bin Abdil Wahhab dan cita-cita muliabeliau, guna menjamin langgengnya aqidah yang batil dan citacita buruk mereka.Lalu Penduduk Qasim melayangkan sebuah surat kepadasyekh Muhamad bin Abdul Wahhab di mana mereka bertanyakepada beliau perihal aqidah yang beliau yakini, maka beliaupunmenjawab mereka dengan sebuah risalah yang menjelaskantentang aqidah beliau yang sebenarnya, di mana aqidah yangbeliau yakini adalah aqidah salafus sholeh yang telah dibawaoleh Rasulullah , lalu diterima oleh para shahabat dan dijalanioleh ahlis sunnah wal jama'ahSaya telah membahas isi risalah ini dalam sebuahpengajian rutin, di mana materi pengajian tersebut telah direkamoleh santri-santri yang menghadirinya. Semoga Allahmemberikan balasan yang terbaik bagi mereka. Beberapa saatsetelah itu, mereka meminta persetujuanku untuk mencetakmateri pengajian tersebut dalam sebuah buku dan sayapunmemperkenankan perminataan tersebut dengan harapan semogaorang yang membacanya mendapat manfaat darinya ataumengingatkan saya tentang kesalahan yang ada di dalamnya.Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada NabiMuhammad, keluarga dan para shahabat beliau.Ditulis oleh :Shaleh Al-Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan7/2/1426 H.

Menyikap Aqidah Wahhabiyah4MuqaddimahSegala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam.Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad dan kepadakeluarga serta seluruh shahabat beliau.Sesungguhnya, aqidah kaum muslimin pada masashahabat dan tabi'in sangat jelas dan dimaklumi, yaitu tuntunanyang terdapat di dalam kitab Allah dan sunnah Rasulullah sertaajaran yang ditinggalkan oleh Rasulullah bagi mereka.Aqidah (yang benar) ini telah dimaklumi sejak masashahabat, tabi'in dan empat generasi mulia setelahnya. Sekalipunpada akhir abad tersebut muncul perbedaan dan firqah-firqahseperti al-khawarij, al-qodariyah dan syi'ah. Namun posisi aqidah(yang benar) ini pada masa tersebut masih sangat kuat dankedudukan agama ini sangat tinggi. Pada saat itu, para pelakukejahatan bersembunyi dengan kejahatan mereka dan takutmenampakkannya.Namun, setelah masa keemesan ini berlalu,bermunculanlah berbagai jenis keburukan, di mana parapelakunya secara terang-terangan melakukan perbuatan buruk,seperti kelompok jahamiyah, mu'tazilah, aliran kebathinan dansyi'ah serta kelompok-kelompok sesat lainnya, seperti alirantasauf, qubury (para pemuja kuburan) dan yang sealiran denganfirqah-firqah bathil lainnya. Namun, posisi Islam masih kuat padamasa pemerintahan Bani Umayyah, di mana para ulama tetapbekerja keras dan masih berwibawa, mereka berusaha secaramaksimal membendung pemikiran-pemikiran yang sesat; orangorang yang tergolong zindik dibunuh pada masa dinasti baniUmayyah seperti dibunuhnya Ja'd bin Dirham dan yang lainnya

Menyikap Aqidah Wahhabiyah5saat mereka terang-terangan dengan pemikiran-pemikirankekafiran mereka.Lalu datanglah dinasti Bani Abbas, yang pada mulanyatermasuk dinasti yang kuat, di mana keberadaan Islamdiperhitungkan pada masanya, para ulama berkuasa dan parapelaku keburukan tidak berani menampakkan keburukan merekasecara bebas. Namun terjadi kelemahan di akhir pemerintahanBani Abbasiah, pada masa Al-Ma'mun al-Abbasy, putra Harun alRasyid berkuasa, setelah dia melakukan kudeta terhadapsaudaranya, al-Amin, dengan membunuhnya dan merebutkekuasaan darinya; sebenarnya, ia termasuk orang yang sangatkuat, cerdas dan berpengetahuan namun karena pribadinya yangbanyak dipengaruhi oleh para pelaku kesesatan yang sebagianmeraka dijadikan sebagai penasehat kerajaan yang selalu beradadi sekitaranya, seperti Ibnu Abi Du'ad dan Bisyr al-Muraisy, dimana mereka mempengaruhinya agar cendrung kepadapenyimpangan dan kesesatan aqidah yang mereka yakini sampaiia terpengaruh dengannya, lalu membujuknya untukmenterjemahkan buku-buku yang datang dari luar dan menurutikehendak mereka dengan mendirikan lembaga terjemah bernama"Darul Hikmah" yang akhirnya berubah menjadi sebuah lembagayang membawa bencana. Mereka menterjemahkan buku-bukupara filosof Romawi dengan muatan kesesatan dan keburukannyayang mengakibatkan memunculnya paham-paham sesat setelahditerjemahkannya buku-buku tersebut; sebagaimana disebutkanoleh syaikh Taqyuddin rahimhullah bahwa setelah buku-bukutersebut diterjemahkan maka bertambahlah keburukan.22Majmu' fatwa, syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 5/22

Menyikap Aqidah Wahhabiyah6Puncaknya, mereka mampu meyakinkan raja bahwa alQur'an adalah makhluq dan itulah pendapat yang benar -menurutmereka-sehingga ia terpengaruh dengannya dan meyakinikebenaran pendapat tersebut. mereka mampu mengendalikankekuasaan dengan tangan besi dan kekerasan. Pelaku kebatilahtidak boleh diremehkan bahkan harus dijauhkan dari peranapapun, sebab jika tidak diperlakukan demikian, niscaya merekaakan menyebarkan keburukan mereka dan orang yang kuat akanmenjadi lemah terhadap mereka.Al-Ma'mun merasa puas dengan pendapat mereka,bahkan mengarahkan rakyat untuk meyakini bahwa al-Qur'anadalah makhluq, semoga Allah melindungi kita darinya. FirmanAllah adalah sumber pertama bagi syari'ah, sementara merekaingin mencabutnya dari ummat ini dengan mengatakan:"Sesungguhnya al-Qur'an adalah makhluq dan ia bukanlah firmanAllah" akhirnya Al-Ma'mun terjebak meyakini kebatilan ini.Walau demikian, para ulama terkemuka tetap tegakmenghadapi mereka. Tokoh terdepan adalah imam Ahmad binHambal rahimahullah. Mereka menolak kesesatan ini dengantegas; mereka enggan mengatakan bahwa al-Qur'an adalahmakhluq. Akhirnya, di antara mereka ada yang disiksa, sepertiimam Ahmad bin Hambal, ada yang dibunuh. Walau demikian,mereka tetap bersabar menghadapi pemikiran mu'tazilah, sampaiAllah menegakkan agama dan aqidah yang shahihah ini sertamenjauhkan para pelaku kejahatan dengan keberadaan (paraulama).Raja setelah al-Ma'mun, adalah saudaranya, al-Mu'tashimbin Harun al-Rasyid, kemudian al-Wastiq bin Al-Ma'mun; merekatetap meyakini kesesatan ini dan berambisi mengarahkan rakyat

Menyikap Aqidah Wahhabiyah7untuk meyakini pendapat yang mengatakan bahwa al-Qur'anadalah makhluq, dan setiap mereka menyiksa imam Ahmad danmengintimidasinya, namun beliau tetap menolak untukmembenarkan kesesatan mereka, beliau tegas mengatakan bahwaal-Qur'an adalah kalamullah. Lalu pada saat mereka menolakpendapat imam Ahmad, beliau meminta untuk mendatangkansebuah dalil dari al-Qur'an dan al-Sunnah tentang kebenaranpendapat mereka. Namun mereka justru kembali memukulnyasampai pingsan. Walau demikian, beliau tetap enggan (menurutikehendak mereka) dan merekapun tetap menyiksanya sampaitubuh beliau mengeluarkan darah bahkan sampai tidak sadarkandiri karena beratnya siksaan yang dihadapinya. Beliau tetapistiqomah sampai masa pemerinatahan al-Mutawakkil bin Harunal-Rasyid datang. Allah menyelamatkan kelompok ahlissunnahbahkan berupaya menegakkan kebenaran dengan dukungannyaserta menghancurkan para pelaku bid'ah sampai akhirnya, alMutawakkil terbunuh setelah diculik oleh para pelaku kejahatan.3Posisi (ahlissunah) semakin melemah, sampai akhirnyakhalifah Bani al-Abbas yang terakhir menunjuk seorang darigolongan syi'ah sebagai mentrinya; padahal mereka lebih busukdari Jahmiyah. Ia mengangkat Ibnul Al-Qomy dan Nashirul kufrial-Thusy sebagai mentri. Akhirnya, mereka di aniaya oleh bangsatartar dari Mongolia yang datang dari arah timur, menyerang danmenghabisi negara-negara Islam, bahkan membunuh kahlifah.Bangsa Tartar mengumpulkan ribuan buku-buku (karangan paraulama) lalu membuanganya di sungai Dujlah, mereka membantairatusan ribu nyawa kaum muslimin dan menghantam wilyahwilayah mereka. Namun, di setiap negeri terjadi perlawanan dari3Rincian pejelasaannya pada kitab al-bidayah wan nihayah, Ibnu Kastir 10/333

Menyikap Aqidah Wahhabiyah8kaum muslimin sampai Allah menghinakan bangsa tartar, bahkandi antara mereka ada yang memeluk Islam.Islam tetap tegak –segala puji bagi Allah semata-dengankuat dan mulia, Allah senantiasa memilih orang-orang yangbekerja untuk menegakkan, menjaga dan membela agama ini.Muncullah syaikul Islam Ibnu Taimiyah pada masa yang sangatkritis, di mana berbagai aliran-aliran sesat berlombamenggerogoti masyarakat, seperti aliran tasauf, jahmiyah,mu'tazilah, quburiyah (pemuja kuburan) dan syi'ah yang hidup dinegara Islam di tengah-tengah gelombang fitnah. Pada masainilah muncul syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, sebagai tokoh yangkenyang dengan berbagai literatur-literatur salaf yang masihorosinil dan ditambah dengan pengetahuannya tentang berbagaialiran-aliran sesat, menyimpang dan kerancuan-kerancuan yangmenjadi dasar pemikiran mereka. Beliau istiqamah dalamberda'wah menuju Allah , mengarang dan mengajar hinggabeliau dibuang dan dipenjara, namun semua tantangan tersebuttidak mengendorkan semangat beliau untuk berjihad; baikberjihad dengan pedang yaitu terjun ke medan laga danberperang dengan pedang dan berjihad dengan pena, lisan danhujjah sehingga Allah menundukkan bagi dirinya tokoh-tokohyang mewarisi ilmunya seperti Ibnul Qoyyim, Ibnu katsir dan alZahabi serta tokoh-tokoh besar lainnya. Akhirnya, da'wahmenyebar dan menyingsinglah cahaya da'wah serta pencerahandi dalam agama ini, selain itu syaikhul Islam dan muridmuridnya tetap aktif menelanjangi berbgai kerancuan pemkikrandan kesesatan (aliaran-aliran bathil).

Menyikap Aqidah Wahhabiyah9Lalu, masapun berganti, di mana posisi ahlissunahkembali melemah. Maka muncullah berbagai bid'ah dantersebarlah beragam kesesatan, yaitu masa setelah syaikhul Islamdan murid-muridnya adalah masa beku, jumud dan taklid buta.Pada saat itu, negeri Nejd bukanlah wilayah yangdiperhitungakan dalam pentas sejarah, dia hanya wilayah yangdiremehkan. Wilayah ini dianggap sebagai desa terbelakang atauwilayah yang tidak lebih dari sebuah desa; kumpulan kampung,persawahan dan gubuk-gubuk, wilayah yang tidak menjanjikanbagi ambisi siapapun, di mana setiap wilayah dipimpin olehseorang amir yang mengendalikan kekuasaan masing-masing dantidak ada hubungannya dengan wilayah lain. Kekuasaan amirIraqah tidak tunduk pada kekuasaan amir Dir'iyah sekalipunkedua wilayah tersebut saling berdekatan, maka setiap wilayahtegak sebagai kerajaan yang berdiri sendiri.Pada saat itu, para ulama dalam mazhab Hambali di Nejdsangat perhatian terhadap fiqh; mereka mengumpulkan masalahmasalah fiqh, menulis, mengarang, mencatat dan mempelajarinya.Sementara, dalam bidang aqidah, mereka memegang aqidahAsy'ariyah dan Maturidiyah. Selain itu, di kalangan merekatersebar ajaran tasauf, bid'ah dan semua kesesatan yang terdapatpada wilayah lainnya, bahkan lebih buruk, karena kebodohanyang menyebar di desa dan kampung mereka. Benar bahwa dikalangan mereka terdapat ulama, hanya sebagai ulama fiqhsemata, mereka ini adalah orang-orang yang telah menimba ilmuke negeri Syam sebagai murid pada ulama yang bermazhabHambali lalu datang dengan membawa kitab-kitab dalam fiqhbermazhab Imam Ahmad bin Hambal.

Menyikap Aqidah Wahhabiyah10Ini adalah keberuntungan yang besar, tapi sayang merekatidak memperhatikan masalah aqidah, masyarakat berbuatdengan keyakinannya masing-masing baik sebagai penganuttasauf, pemuja kuburan atau makelar kekejian, para tukang sihirdan paranormal menjamur dan setaip kabilah berhukum denganhukum adat masing-masing, demkianlah kenyataanya.Biografi Syaikhul Islam Muhammad bin AbdulWahhab rahimahullahPada masa inilah, Allah memunculkan syaikhul IslamMuhammad bin Abdul Wahhab, di mana Allah memberikannyakecerdasan untuk memahamai keadaan masyarakat. Dari sejakkecil beliau telah melahap berbagai tulisan dua tokoh pembaharuyaitu syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qoyyim danmengkaji seorang diri buku-buku salaf. Namun demikian, beliaubelum puas dengan ilmu yang didapatkan di negerinya. Akhirnyadia mengembara ke negeri-negeri lain, beliau pergi menujuMekah untuk menunaikan haji sambil menimba ilmu dari paraulama lalu melanjutkan perjalanan menuju Madinah untukmengujnungi masjid nabawi sekligus belajar dari para ulamayang ada di sana, lalu menuju kota Ahsa' untuk menimba ilmulalu ke negeri Iraq dengan tujuan kota Bashrah. Selama perjalantersebut beliau telah bertemu dengan banyak ulama dan menimbailmu dari mereka, di samping menulis berbagai kitab. Lalupetualangan beliau direncanakan berlanjut ke negeri Syam,namun rencana tersebut gagal dan akhirnya beliau kembali kenegeri sendiri dengan merasa sedih melihat kenyataanmasyarakat, beliau tidak tahan bersikap diam mengahadapirealita tersebut sebagaimana diamnya ulama yang lain, maka iaterpanggil untuk berda'wah berdasar ilmu dan petunjuk.

Menyikap Aqidah Wahhabiyah11Beliau memulai da'wah di Huraimila, tempat sang ayahmenjadi Qadhi, namun keadaan tidak memungkinkan, akhirnyadia pindah ke Uyainah, yang saat itu dipimpin oleh IbnuMa'amar, di mana beliau menawarkan da'wah ini kepadanya dansang amir bersedia menerima da'wah, menolong syaikhMuhammad bin Abdul Wahhab dan akhirnya da'wahpunberjalan. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab memulai da'wahdengan menghilangkan berbagai kemungkaran, menghancurkankubah yang dibangun di atas kubur Zaid bin al-Kattab yangterdapat di Uyainah, yang dijadikan sebagai tempat yang seringdikunjungi masyarakat, beliau juga menegakkkan hukuman bagipenzina dan telah melakukan rajam terhadap seorang perempuanyang mengaku berbuat zina.Pada saat berita (da'wah syekh Muhammad bin AbdulWahhab) sampai ke telinga amir Ahsa', Ibnu Urai'ir al Khalidy, iamarah kepada Ibnu Ma'mar dan mengancam akan memutuskangaji beliau jika tidak berani mengusir tokoh ini dari negerinya.Ibnu Ma'mar memberitahukan syekh tentang ancaman yangditujukan kepadanya, namun syekh tetap menenangkannya danberkata kepadanya: Rizki yang diberikan oleh Allah lebih baikdari apa yang diberikan oleh fulan kepadamu, bertawakkallahkepada Allah sesungguhnya Allah akan mencukupkan rizkiorang yag bertawakkal kepadaNya dan akan menjadikannyatidak butuh (terhadap kekayaan manusia).Namun ia tidak puas dengan nasehat syekh, bahkanmemohon kepadanya untuk meninggalkan wilayahnya. Akhirnyabeliau meninggalkan wilayah Uyainah, ke manakah tujuannya?.Beliau berjalan menuju Dir'iyah yang saat itu dipimpin oleh AmirMuhammad bin Su'ud. Pada waktu itu, amir Ibnu Su'ud sama

Menyikap Aqidah Wahhabiyah12dengan para penguasa lainnya; hidup beragama sama sepertikebanyakan orang dan telah mendengar tentang syekh yangdatang berda'wah di Uyainah dan harus diwaspadai. Pada saatitu, syekh berjalan menemui seorang muridnya yang bernamaIbnu Swailim di Dir'iyah sebagai tamu yang kedatangannya tidakdiketahui oleh siapapun karena tersembunyi.Kedatangan syekh diketahui oleh istri sang Amir, ia telahdiberikan petunjuk oleh Allah dan telah mendengar tentangda'wah syekh serta merasa yakin dengan kebenarannya, iaberkata kepada suaminya, Amir Muhammad bin Suud: "Orangalim yang datang kepadamu ini adalah rizki yang dicurahkan oleh Allahkepadamu, ambillah!, sebelum ia direbut oleh orang lain" nasehatnya.Sambil tetap sabar mengingatkan suaminya sampai sang amiryakin dengan nasehat istrinya. Akhirnya, ia memerintakan:"Katakan kepadanya agar ia mendatangiku!", kata sang Amir."Jangan!" cegat istrinya memperingatkan. "Jika engkau memintanyadatang niscaya orang akan mengatakan bahwa amir ingin menyiksanyaatau membunuhnya tapi pergilah kepadanya agar masyarakatmenghormatinya" lanjut sang istri. Lihatlah bagaimana kecerdasandan kearaifan sang isteri rahimahullah. Akhirnya, sang amirberjalan menuju rumah Ibnu Swailim, sementara dirinya sangatkhawatir atas keselamatan syekh, terlebih setelah didatangi olehamir, kehawatiarannya semakin bertambah, lalu amir masukmenemui syekh dan mengucapkan salam atasnya, saat itulahsyekh menawarkan da'wah kepadanya dan Allah melapangkandada sang amir dan menerima da'wah yang dibawa oleh syekhbahkan berjanji di hadapan syekh untuk menolang beliau danberjalan bersamanya dalam berda'wah dan mereka berduaberjanji untuk bersepakat atasnya.

Menyikap Aqidah Wahhabiyah13Dari sejak itulah kota Dir'iyah ramai dengan da'wah, dimana syekh duduk mengajar, memberikan nasehat dan menulissehinga banyak siswa yang berdatangan menimba ilmu. Beliautelah mendapatkan orang yang bertekad menolong danmembelanya, maka sejak itulah beliau mulai menulis surat keberbagai negeri menyeru mereka agar kembali kepada agamaAllah, selain itu mereka juga membentuk tentara jihad untukmemerangi wilayah-wilayah sekitarnya dan Allah menolongmereka sehingga wilayah-wilayah tersebut masuk dalamkekuasaan amir Muhammad bin Su'ud. Akhirnya, Muhammadbin Suud bukan semata amir bagi wilayah Dir'iyah tapi dia jugaamir bagi seluruh wilayah Nejd, banyak negeri yang tunduk padawilayah kekuasaannya, tentara jihad tetap tegak dan da'wahpunikut tegak.4Pada masa ini, para pelaku keburukan bergerakmengelabui masyarakat, mereka berkata bahwa sesungguhnyaIbnu Abdil Wahhab ingin merubah agama kaum muslimin, diadatang membawa agama baru dan mengkafirkan kaum muslimindan lain-lain.Penduduk Qoshim menulis surat kepadanya serayabertanya kepada beliau. Ini adalah hal yang baik bahwa engkautidak mempercayai isu semata, seharusnya bertanya untukmeyakinkan kebenarannya. Penduduk Qoshim menulis suratuntuk beliau dan bertanya tentang aqidah beliau yang sudahdipersepsikan buruk (di kalangan penduduk Qosim). Tersebarberita bahwa beliau datang untuk mengkafirkan, membunuh danmerubah agama masyarakat muslim dan berbagai berita buruklainnnya.4Unwanul Majd fi tarikhi Najd 1/31

Menyikap Aqidah Wahhabiyah14Sebab penulisan kitab aqidah syekh Muhammadbin Abdul WahhabOleh karena itulah syaikh Muhhamad bin Abdul Wahhabrahimhullah menulis tentang aqidah ini, untuk menjelaskntentang aqidahnya yang merupakan aqidah ahlissunnah waljama'ah, beliau tidak datang dengan membawa keyakinan yangbaru dan fitnah apapun yang dinisbatkan kepada beliau adalahbohong. Beliau juga telah menulis buku selain risalah ini, yangmerupakan kumpulan bantahan (terhadap orang yang memfitnahbeliau), tulisan tersebut terhimpun dalam sebuah kitab berjudul:"Al-Durarus Sunniyah" sebagai bantahan terhadap berbagaisyubhat yang dinisbatkan kepada beliau. Di antaranya juga kitab:"Kasyfus syubhat" sebagai kumpulan jawaban atas berbagaisyubhat yang disebarkan seputar aqidah beliau.Maka, asal risalah ini adalah jawaban terhadap berbagaimasalah yang berhubungan dengan aqidah beliau. Sebab diQosim pada saat itu, terdapat ulama yang selalu berhubungandengan para ulama bermazhab Hambali di Syam. Maka pada saatmereka mendengar berita dan isu buruk tentang syekhMuhammad bin Abdil Wahab mereka menulis surat yangmeminta beliau menjelaskan tentang aqidahnya, maka syekhmenulis risalah ini yang menjelaskan tentang aqidah yang beliauyakini serta bantahan terhadap berbagai isu yang merusak citrabeliau.Demikianlah da'wah kepada Allah, orang yang berda'wahkepada Allah mesti mendapat gangguan, ancaman danrongrongan, akan tetapi mereka harus sabar atas semua tantangantersebut, teguh dan membantah semua syubhat yang bisamenghalangi jalan mereka. Hal ini menegaskan bahwa seorang

Menyikap Aqidah Wahhabiyah15da'i haruslah orang yang alim, orang yang bisa menjawabberbagai syubhat, membedakan yang haq dari yang bathil sertaharus bebekal ilmu.Syekh Muhammad bin Abdul Wahab rahimhullah tidakterjun dalam dunia da'wah kecuali setelah beliau menguasainya,yaitu setelah menimba ilmu dari banyak ulama di berbagai negeriyang telah ditujunya dan mengkaji berbagai kitab kemudianbarulah dia terjun dalam da'wah setelah berbekal ilmu dan hujjah.Maka Allah menolong beliau karena keikhlasan niat beliau yangtidak menghendaki kekuasaan di bumi dan tidak pula kerusakan,harta serta jabatan, tujuan beliau hanya satu yaitu mengharapkanridha Allah semata, membela agama ini, menegakkan kebenarandan menasehati manusia. Ia sangat prihatin terhadap kehancuranmasyarakat yang ada di sekitarnya. Setelah beliau mengetahuikebenaran, beliau bergerak dengan da'wah kepada Allah, amarma'ruf nahi mungkar dan beliau melihat bahwa tidak adakewajiban yang harus ditegakkannya keculai da'wah.

Menyikap Aqidah Wahhabiyah16Sifat-sifat Al-Firqatun Najiah يف رسالته إىل أهل - رمحه اهلل تعاىل - قال شيخ اإلسالم حممد بن عبد الوهاب أشهد اهلل ومن حضرني من املال ئكة وأشهدكم أني : القصيم ملا سألوه عن عقيدته أعتقد ما اعتقدته الفرقة الناجية أهل السنة واجلماعة "Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah mejelaskandalam risalahnya yang ditujukan kepada penduduk Qosim saatmereka bertanya tentang aqidah belaiu: Aku bersaksi atas namaAllah, dan atas nama para malaikat yang menghadiriku, sertaaku bersaksi kepada kalian bahwa aku meyakini apa-apa yangdiyakini oleh Al-Firqtunnajiah, Ahlussunnah Wal Jama'ah"Perkataan syekh: وأشهدكم أشهد اهلل ومن حضرني من املال ئكة ا ((Aku bersaksi atas nama Allah, dan atas nama para malaikatyang menghadiriku serta aku bersaksi kepada kalian)).Perkataan ini berdasarkan firman Allah : "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan dia (yangberhak disembah), yang menegakkan keadilan. para malaikat dan orangorang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada

Menyikap Aqidah Wahhabiyah17Tuhan melainkan dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagiMaha Bijaksana".5Beliau bersaksi atas nama Allah, para malaikat dan paraulama atas kebenaran aqidahnya, beliau tidak datang dengansesuatu yang baru atau merubah agama Allah sebagaimana yangdiisukan, akan tetapi datang dengan membawa kebenaran yangnyata.Ucapan Syekh: أني أعتقد ما اعتقدته الفرقة الناجية ((bahwa aku meyakini apa-apa yang diyakini oleh AlFirqtunnajiah, Ahlussunnah Wal Jma'ah)).Aqidah al-Firqatun Najiah adalah seperti apa yang dijelaskan olehNabi dalam sabadanya:"ً "سَـتَفْ َترِقُ هذِهِ اْألُمَّةُ عَلىَ ثَ َالثٍ وَسَبْـعِ ْينَ ِفرْ َقةً كُ َّلهَا فِي النَّارِ إِالَّ وَاحِدَة " من هي؟ قال " َمنْ كَانَ مِثْلُ مَا أَنَا عَليَْـهِ اْليَـْومَ وَأَ ْصحَابِي : قالوا "Umat ini akan terpecah menjadi tujuhpuluh tiga firqah, semuanyamasuk neraka kecuali satu", Para shahabat bertanya: "Siapakah merekawahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "(Mereka adalah) orang yangberada (pada jalan) seperti apa yang aku tempuh pada hari ini dan jugapara shahabatkau"65QS. Ali Imron: 18HR. Turmudzi dalam sunannya no: 2641, al-Hakim dalam kitab al-Mustadrok 1/129dari hadits riwayat Abdullah bin Amru bin Ash radhiallahu anhu. Dan diriwayatkanoleh Ibnu Hibban dalam shahihnya 15/125 no:6731, dan Abu Dawud dalam sunannyano: 4596 dari hadits riwayat Abu Hurairah. Hadits ini juga diriwayatkan oleh6 ا

Menyikap Aqidah Wahhabiyah18Kelompok ini disebut dengan "Al-Najiah" karena ia akan selamatdari api neraka, sebab semua firqah-firqah yang lain akan masukneraka kecuali firqah ini, yaitu kelompok yang selamat dari apineraka, dan di bawah ini adalah sifat-sifat mereka:Pertama: Al-Najiah (selamat dari api neraka)Kedua : Ahlussunnah (mereka adalah kelompokahlussunnah) yang berpegang pada sunnah, yaitu jalan yangditempuh oleh Rasulullauh di dalam al-qur'an dan sunnah yangshahih sebagai petunjuk Rasulullah , sebagaimana yangditegaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya: "(Mereka adalah)orang yang berada (pada jalan) seperti apa yang aku tempuh padahari ini dan juga para shahabatku "Tidak terjebak dalam mazhabJahmiyah, Mu'tazilah, Khawarij atau firqah-firqah sesat lainnya,mereka hanya berpegang pada manhaj Ahlisunnah yangberpegang pada sunnah.Ketiga: Al-Jama'ah, mereka disebut al-Jama'ah karenaberhimpun dalam kebenaran dan tidak ada perbedaan di antaramereka; tidak berbeda dalam aqidah, aqidah mereka adalah satusekalipun berbeda dalam masalah-masalah fiqih dan masalahyang bersifat furu' (cabang masalah) sebagai hasil kesimpulan(subyektif seorang mujtahid), maka perbedaan seperti ini tidakmemudharatkan; perbedaan dalam masalah fiqh tidakmembahayakan, sebab ia ada sebagai hasil ijtihad yang bisa salingberbeda dan setaip mujtahid beragam dalam kemampuanberijtihd, adapaun masalah aqidah maka ia tidak membutuhkanijtihad bahkan ia harus satu karena sifatnya yang tauqify, firmanAllah :sekelompok shahabat, lihat kitab al-sunnah, Ibnu Abi Ashim no: 63-69, dan kitabNazhmul Mutanatsir Minal Haditsil Mutawatir, al-Laktani hal. 45 dan selanjutnya.

Menyikap Aqidah Wahhabiyah19 "Sesungguhnya (agama Tauhid) Ini adalah agama kamu semua; agamayang satu dan Aku adalah Tuhanmu, Maka sembahlah Aku."Ini adalah umat yang satu yang tidak menghendaki perbedaan,yang menyembah Tuhan yang satu. Dalam ayat yang laindisebutkan: " Sesungguhnya (agama Tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agamayang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, Maka bertakwalah kepada-Ku.Kemudian mereka (pengikut-pengikut Rasul itu) menjadikan agamamereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. tiap-tiap golonganmerasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)".Allah mengecam orang-orang yang berbeda (dalam bidangaqidah) sebab berbeda dalam aqidah tidak boleh, sebabAllah memerintahkan kepada para pengikut para Rasul agarmenjadi umat yang satu namun mereka menyalahi perintahtersebut." " "فَـتَـ َق َّطعُوْا أَ ْمرَهُمْ بَيْ َنهُمْ زُ ُبرًا Kemudian mereka (pengikut-pengikutrasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadibeberapa pecahan " atau kitab-kitab (sebagai pegangan

Menyikap Aqidah Wahhabiyah20mereka), seperti yang dikatakan oleh Mujahid7di manasetiap kelompok mempunyai kitab-kitab tersendiri sebagaipegangan dan masing-masing memiliki aqidah, di manaaqidah suatu kelompok berbeda dengan kelompok yanglain.َ ح ْزبٍ ِبَما لَدَ ْيهِمْ َف ِرحُ ْون ِ ُّ كُل " Tiap-tiap golongan merasabangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)".Yaitu setiap mereka melihat bahwa dirinya dalamkebenaran sementara yang lain dalam kebatilan. Merekatidak mengatakan: Kita kembali pada kitab Allah dansunnah Rasulullah, sebagaimana yang ditegaskan oleh Allahdalam firman-Nya: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya),dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapattentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) danRasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah danhari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baikakibatnya".Atsar dari Qotadah yang diriwayatkan oleh Abdur Razaq dalam tafsirnya 3/46, dandisebutkan oleh al-Thabari dalam tafsirnya 18/29. Dan atsar dari Mujahid inidiriwayatkan oleh al-Thabari dalam tafsirnya 18/30, dan lihat al-durarul mantsur6/1037

Menyikap Aqidah Wahhabiyah21Bahkan setaip kelompok meyakini bahwa dirinyalah yang beradadalam kebenaranَ ح ْزبٍ ِبَما لَدَ ْيهِمْ فَ ِرحُوْن ِ ُّ كُل .Diamerasa puasdengan pengetahuan yang dimilikinya tanpa disadari bahwakeyakinannya tersebut bisa salah atau benar.Penjelasan tentang rukun-rukun iman من اإلميان باهلل ومالئكته وكتبه ورسـله والبعث بعد املـوت واإلميان بالقـدر خريه وشره ((Yaitu beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitabNya,Rasul-RasulNya dan beriman dengan kebangkitan setelahkematian serta beriman dengan qodar (ketentuan) yang baik danyang buruk))Ini adalah prinsip-prinsip dan rukun iman yang diyakinioleh syekh, yaitu beriman kepada Allah, para malaikat, kitabkitab dan rasul-rasul Allah, beriman kepada hari akhir, sertaberiman pada qadar (ketentuan) yang baik dan yang buruksebagaimana yang disebutkan dalam haditds Jibril ketika iabertanya tentang makna iman kepada Nabi di hadapan parashahabat, beliau menjawab:ِ خ ِر وَتُـؤْ ِمنَ بِالْقَدْر ِ الِإيْمَانُ َأنْ تُـؤْ ِمنَ بِا ِهلل وَمَالَئكِتَـهِِ َوكُـتُ ِب ِه َورُسُِل ِه وَالْيَـوْمِ اْآل ِ خَ ْيرِهِ وَشَرِّه

Menyikap Aqidah Wahhabiyah22"Iman adalah engkau beriman kepada Allah, para MalaikatNya, kitabkitabNya, Rasul-RasulNya, dan hari akhir dan beriman kepada qadar(ketentuan) yang baik dan yang buruk"8Para ulama berkata: ini adalah rukun-rukun iman.Iman mempunyai rukun-rukun dan cabang-cabang, rukuniman ada enam dan cabang-cabangnya adalah: ا ُ فَأَفْضَ ُلهَا قُ ْولُ الَ إِلهَ إِالَّ اهللُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَة ,ً بِ ْضعٌ وَسَ ْبعُ ْونَ أَوْ بِ ْضعٌ وَسِتُّ ْونَ ُشعْ َبة ِ اْألَذَى َعنِ ال َّطرِيْق "Tujuhpuluan atau enampuluhan cabang, cabang yang tinggi adalahucapan ُ الَ إِلهَ إِالَّ اهلل dan yang

al-Qur'an adalah kalamullah. Lalu pada saat mereka menolak pendapat imam Ahmad, beliau meminta untuk mendatangkan sebuah dalil dari al-Qur'an dan al-Sunnah tentang kebenaran pendapat mereka. Namun mereka justru kembali memukulnya sampai pingsan. Walau demikian, beliau tetap enggan (menuruti kehendak mereka) dan merekapun tetap menyiksanya sampai