WORKING PAPER 6 Studi Pengembangan Organisasi

Transcription

WORKING PAPER 6StudiPengembanganOrganisasi

WORKING PAPER 6StudiPengembanganOrganisasiOleh:Jessica Mackenzie dan Rebecca GordonFebruari 2016

Studi Pengembangan OrganisasiPandangan penulis yang diungkapkan dalam publikasi ini tidak mencerminkanpandangan Pemerintah Australia, Pemerintah Indonesia, atau Knowledge SectorInitiative. Semua entitas di atas tidak bertanggung jawab atas apa pun yang timbulakibat dari publikasi ini. Perspektif yang ditawarkan dalam publikasi ini adalah milikpenulis dan tidak mencerminkan pandangan dari Overseas Development Instituteatau program Research and Policy in Development (RAPID). Penulis berterima kasihkepada Mirisa Hasfaria, Gatot Widayanto, Louise Ball, Julie Hind, John Young, LouiseShaxson dan Ajoy Datta.ii

Abstrak“Pengembangan organisasi” sering kali tak dipahami artinya. Padahal,mereka yang bekerja dalam pengembangan internasionalkemungkinan besar telah terlibat di dalamnya. Pada dasarnya,pengembangan organisasi adalah upaya terencana di tingkatorganisasi untuk mencapai sasaran strategis secara lebih efektif danefisien. Laporan ini mengacu pada kajian terkini, contoh praktik apik,wawancara, dan studi kasus tentang pengembangan organisasi untukmenyaring kerangka dan rekomendasi yang bermanfaat untukkegiatan pada masa mendatang. Makalah disusun untuk mengatasiberbagai tahapan dan komponen proses perubahan organisasi.Studi Pengembangan Organisasiiii

Pesan Kunciiv Terdapat banyak informasi dan pustaka tentang pengembanganorganisasi. Makalah ini memadukan kerangka dan praktik terbaik yangbermanfaat bagi organisasi yang ingin mencapai sasaran strategis secaralebih efektif dan efisien. Pengembangan organisasi merupakan hal yang kompleks danmembutuhkan perencanaan. Sangat penting untuk memetakan konteksorganisasi tempat Anda ingin menjadi katalisator perubahan. Ada banyak model tentang cara mengelola proses perubahan. Beberapamodel yang paling bermanfaat adalah Proses Delapan Langkah Kotter;Model Akselerasi Perubahan General Electric; Kerangka 7-S McKinsey;dan pendekatan European Centre for Development Policy Management. Agar efektif, pengembangan organisasi harus mencakup kegiatan ditingkat kelembagaan dan individu. Terdapat banyak teknik monitoring dan evaluasi untuk pengembanganorganisasi, termasuk pemetaan hasil, teknik “perubahan paling signifikan”,serta pedoman dan checklist yang dikembangkan oleh Institut Bank Dunia(World Bank Institute).

Daftar IsiAbstrak.Pesan Kunci.Daftar Isi.Singkatan dan Akronim.6Bab 1: Pendahuluan.71.1Apa Itu Pengembangan Organisasi?.71.2Pendekatan Pengembangan Organisasi Terkini di Indonesia .81.3Makalah Ini .9Bab 2: Memetakan Konteks Organisasi .112.1Mengetahui Mazhab Pengembangan Organisasi Anda . 112.2Jangan Melupakan Faktor yang Tak Kasatmata .122.3Mengetahui Siapa yang Harus Ditempatkan di Pusat Strategi .122.4Memahami Perbedaan Budaya di Lingkungan Anda .122.5Bersiaplah Menyesuaikan Diri Saat Terjadi Perubahan dari Lingkungan yang Kompleks .142.6Anda Dapat Gagal, Bersiaplah Menghadapinya .162.7Menentukan Kesiapan Organisasi .162.8Bersiaplah Ketika Perubahan Organisasi Terjadi Tiba-tiba. Jika Rencana Anda Linear,Mungkin Tidak Akan Cocok dengan Kenyataan.202.9Mengakui Bahwa Pengembangan Organisasi Bersifat Politis dan Pentingnya MemahamiKonteks.21Bab 3: Melaksanakan Intervensi Pengembangan Organisasi.223.1Apa Saja Jenis Kegiatan Pengembangan Organisasi?.233.2Apakah Sebaiknya Menerapkan Satu atau Beberapa Jenis Kegiatan PengembanganOrganisasi? .233.3Bagaimana Sebaiknya Hibah Dana Inti Disalurkan? .243.5Bagaimana Mengintegrasikan Kelompok Organisasi yang Melakukan KegiatanPengembangan Organisasi Serupa? .273.6Bagaimana Menjamin Kegiatan Pengembangan Organisasi Tersebar dengan Efektif keSeluruh Organisasi?.283.7Bagaimana Memilih Organisasi Terbaik untuk Diajak Bekerja Sama?.30Studi Pengembangan Organisasiv

Bab 4: Mengelola Proses Perubahan .314.1Model Apa yang Digunakan Sektor Swasta?.314.2Bagaimana Menciptakan Pendekatan yang Komprehensif?.354.3Model Apa yang Telah Diciptakan dan Digunakan dalam Kegiatan PengembanganInternasional?.374.4Pertimbangan “Pengetahuan-ke-Kebijakan” Khusus Apa yang Terdapat dalam Kajiantentang Mengelola Proses Perubahan?.38Bab 5: Mengukur dan Mengevaluasi Pengembangan Organisasi.435.1Bagaimana Mengukur Perubahan Perilaku dalam Tiga Tahap Mudah (Pemetaan Hasil).435.2Bagaimana Mengumpulkan Kisah Signifikan untuk Mendemonstrasikan yang Telah AndaCapai (Teknik Perubahan Paling Signifikan).445.3Bagaimana Mendorong Organisasi untuk Belajar dari Pengalaman dan Menyesuaikandengan Kebutuhan (Siklus Pembelajaran Aktif).455.4Pedoman dan Checklist yang Terkonsolidasi.45Bab 6: Kesimpulan.51Lampiran A: Daftar Pustaka.52Lampiran B: Catatan Panduan dari Pedoman WBI untuk Mengevaluasi Hasil PengembanganKapasitas.63Lampiran C: WBI Diagram – Menelusuri Berbagai Proses Perubahan.70Lampiran D: Checklist untuk Kerangka 7-S McKinsey.71Lampiran E: Checklist untuk Kesiapan Organisasi dari Learning Network on CapacityDevelopment.73Lampiran F: Wawancara dengan Ahli.75vi

Singkatan dan Akronim5CsLima KapabilitasCSISCentre for Strategic and International StudiesDFATDepartment of Foreign Affairs and Trade (Australia)DPMEDepartment of Planning, Monitoring and Evaluation (Afrika Selatan)ECDPMEuropean Centre for Development Policy ManagementIDRCInternational Development Research Centre (Kanada)KSIKnowledge Sector InitiativeNGOOrganisasi non-pemerintahODIOverseas Development InstituteOECDOrganisation for Economic Co-operation and DevelopmentPOPengembangan OrganisasiRAPIDResearch and Policy in DevelopmentSMERU(Dahulu) Social Monitoring and Early Response UnitTAFThe Asia FoundationWBIWorld Bank InstituteStudi Pengembangan Organisasivii

viii

Bab 1Pendahuluan1.1 Apa Itu Pengembangan Organisasi?Pengembangan organisasi (selanjutnya disebut PO) didefinisikanberagam oleh praktisi dan ahli teori, salah satunya, karenakompleksitasnya. Pada dasarnya, pengembangan organisasi adalahupaya terencana yang dilakukan di tingkat organisasi untukmeningkatkan efektivitas dan/atau memungkinkan organisasi untukmencapai sasaran strategisnya. Konsep ini secara resmi muncul pada1950-an (meskipun beberapa teori mundur ke tahun 1920) danumumnya merujuk kepada psikolog Kurt Lewin.1 Pengembanganorganisasi mencakup teori dan praktik dari perubahan terencana dansistemik pada sikap, keyakinan, dan perilaku pegawai melalui programpelatihan jangka panjang.2 PO sering kali digambarkan sebagai“berorientasi pada tindakan”.Biasanya, PO dimulai dengan mendiagnosis status quo dankebutuhan di tingkat organisasi secara saksama. PO dilakukanantardisiplin ilmu – mengambil teknik-teknik dari ilmu perilaku, terutamasosiologi dan psikologi (termasuk teori pembelajaran, motivasi, dankepribadian). Bidang-bidang terkait yang muncul meliputi pengembangankapasitas, pemikiran sistem, pemikiran kompleksitas, epidemiologiklinis, dan pembelajaran organisasi.Semakin diakui bahwa yang menghasilkan perubahan adalahjejaring hubungan, dan kolaborasi antara organisasi dan individu yangberoperasi dalam konteks sosial, politik, budaya, dan ekonomi –organisasi dan individu itu sering disebut sebagai “lembaga”. Hal iniberarti mengakui bahwa PO perlu mencakup kegiatan baik di tingkat“kelembagaan” yang lebih tinggi dan tingkat “pribadi” yang lebih rendahagar efektif.3 Di bawah ini tabel yang menggambarkan kemajuanberbagai pendekatan kegiatan PO sejak 1950-an (Tabel 1).1Child, J. (2005), Organisation Contemporary Principles and Practice, BlackwellPublishing, hal. 292.2Cacioppe, R. dan Edwards, M. (2005), Seeking the Holy Grail of organisationaldevelopment, Leadership & Organisation Development Journal 2005 26:2, 89-91.3Horton, D. (2002), Planning, Implementing and Evaluating Capacity Development,Makalah Briefing ISNAR 50.Studi Pengembangan Organisasi1

Tabel 1: Pendahulu Pengembangan OrganisasiIstilahDekadePendirian lembaga1950-an dan Menghasilkan lembaga sektor publik1960-an Fokus pada dan mendesain organisasi-organisasi yang dapat berfungsi secara individu Model diambil dari Utara Pelatihan di universitas di bagian UtaraPenguatan danpengembangankelembagaan1960-an dan Beralih ke penguatan, bukan pendirian1970-an Menyediakan alat bantu untuk meningkatkan kinerja Fokus masih pada organisasi secara individu dan pelatihan di UtaraManajemen pengem- 1970-anbangan dan administrasiPendekatan pengembangan kapasitas Menjangkau kelompok sasaran yang sebelumnya terabaikan Fokus pada peningkatan sistem pelaksanaan dan program publikuntuk menjangkau kelompok sasaranPengembangansumber daya manusia1970-an dan Pengembangan adalah tentang manusia; munculnya pengembangan1980-anyang berfokus pada manusia Sektor utama yang menjadi sasaran adalah: pendidikan, kesehatan,dan populasiInstitusionalismebaru1980-an dan Pengembangan kapasitas diperluas menjadi tingkat sektor (pemerin1990-antah, LSM, dan swasta) Fokus pada jaringan dan lingkungan eksternal Perhatian pada membentuk perilaku ekonomi nasional Munculnya isu-isu keberlanjutan dan menjauh dari fokus pada proyekPengembangankapasitasAkhir 1980an dan1990-an Pengembangankapasitas/jaringanpengetahuan2000-an Peningkatan partisipasi dalam pengembangan kapasitas Penekanan pada pembelajaran dan adaptasi terus-menerus Menyeimbangkan manajemen berbasis hasil dengan keberlanjutanjangka panjang Pendekatan sistem dan munculnya pembicaraan tentang kompleksitas sistem Penekanan pada penilaian/analisis kebutuhan Memperluas jaringan pengetahuan berbasis TIK Peningkatan koordinasi donorPenilaian ulang untuk istilah kerja sama teknis (TC)Menekankan pentingnya kepemilikan dan proses lokalPendekatan partisipatif sebagai kuncinyaDianggap sebagai “cara untuk melakukan pengembangan”Sumber: Sebagaimana dikutip dari Blagescu dan Young (2006)1.2 Pendekatan Pengembangan OrganisasiTerkini di IndonesiaMemahami PO merupakan kunci dari fungsiKnowledge Sector Initiative (KSI) di Indonesia.KSI adalah program yang khusus ditujukan untukmencapai berbagai bentuk PO guna membantumengembangkan kualitas kebijakan publik. KSIbekerja dalam bidang-bidang PO yang lebihtradisional (dalam mendukung organisasipenelitian dan lembaga advokasi) dan dalambidang-bidang yang lebih bertema dan belumdijajaki(dalammendukungdinas-dinaspemerintah dan lembaga perantara).Hingga saat ini sejumlah pendekatan untukmeningkatkan PO lembaga penelitian diIndonesia telah diterapkan. Sehingga, hal2tersebut bukanlah ranah kajian baru di Indonesia.Biasanya, dukungan diberikan dalam tiga bentuk:(i) dukungan donor untuk proyek-proyekpenelitian (termasuk kolaborasi internasional,pendanaan untuk proyek penelitian bersamaantara peneliti Indonesia dan asing); (ii)perbantuan personel ke lembaga penelitianIndonesia; dan (iii) dukungan donor untukinfrastruktur penelitian lokal.4Gambaran ringkas tentang isu-isu kunci yangtelah diidentifikasi merupakan fondasi pentinguntuk berbagai studi dalam bidang ini. Sejumlahlembaga penelitian telah menjalankan hal ini. TheSocial Monitoring and Early Response Unit(SMERU) salah satu contohnya. Didirikan pada4McCarthy dan Ibrahim, (2005), hal. 20.

1998, saat ini Institut SMERU adalah salah satupusat penelitian dan analisis kebijakanindependen paling ternama di Indonesia. Kajiandirektur pertama SMERU mengidentifikasi faktorfaktor yang berkontribusi terhadap kesuksesanlembaga tersebut, termasuk komitmen terhadappernyataan visi yang jelas, yang dapat dijalankandan diukur, dan perhatian khusus untuk menjaminkebijakan yang konsisten dalam perekrutan,pemberian kompensasi, dan pelatihan.5 Namun,tanpa berlanjutnya hibah dana inti yang telahditerima selama satu dekade terakhir, ya sebagai lembaga penelitianyang berkelanjutan. Bahkan dengan bantuandana, SMERU tidak akan mampu membayar gajistafnya apabila terlalu banyak dari mereka yangbergelar PhD. Selain itu, hubungan antara hibahdana inti dan upaya PO lain di internal tidak jelas.Meskipun hingga saat ini pendanaan sudah pastimembantu stabilitas keuangan, belum tentudiperoleh tingkat independensi intelektual yangdiharapkan.Sejumlah donor memberikan dukungan untukmembina kegiatan PO. Sebagian besar“dukungan penelitian” diberikan dalam bentuktugas proyek penelitian atau twinning arrangementdengan universitas lain. Dalam menugaskanproyek-proyek jangka pendek ini, donor pastimemiliki prioritas sendiri, yang mungkin tidaksejalan dengan rencana jangka panjang PO, ataudengan rencana para pembuat kebijakan yanglebih luas dan sasaran pembangunan nasional.Hasilnya, para peneliti utama sering kali terlaluberkomitmen pada proyek dan tidak mempunyaiwaktu atau bersedia untuk membimbing staf lainatau terlibat dalam reformasi organisasi yangbermakna untuk lembaga mereka. Hingga saatini, upaya-upaya PO berhadapan dengankenyataan tersebut, dan pendekatan yangterfragmentasi dan berbasis proyek merekabelum berhasil membangun lembaga sektorpengetahuan yang kuat.Dukungan donor yang signifikan dan fleksibel(termasuk hibah dana inti) ditambah pemberianbantuan teknis dipandang secara luas sebagaifundamen upaya PO. Namun hambatan ekonomi,hukum, politik, dan kelembagaan yang dihadapiorganisasi penelitian dan universitas di Indonesiamenyebabkan masukan-masukan tadi belumberujung pada hasil sektor pengetahuan yanglebih baik.6 Donor dan pelaku PO semakinmengenali hambatan-hambatan tersebut, danakan memperoleh manfaat dengan adanyadukungan tambahan dalam: (i) mendiagnosisorganisasi mana yang dapat diajak bekerja sama;(ii) membuat organisasi mampu mendiagnosisdiri sendiri secara lebih baik; dan (iii) menjalankanintervensi mana yang memiliki kemungkinanterbesar untuk mencapai hasil yang lebih baik.Upaya-upaya PO sebelumnya jutan. Memang ada beberapa yangterbukti sukses,7 tapi tetap belum mampumenjawab konteks lingkungan pendukung yanglebih luas atau permintaan penelitian daripembuat kebijakan.8 Pada akhirnya, memberikanpelatihan dan keterampilan berbasis proyek tidaksama dengan “pengembangan prosedur dansistem organisasi yang menyalurkan kemampuanmanusia” yang merupakan bagian dari PO.95Sumarto, S. (2011).1.3 Makalah IniMakalah ini memadukan kajian global tentangPO, mengambil contoh praktik terbaik dari praktisiPO terpilih, dan menerapkannya ke dalamkegiatan KSI. Makalah ini menyaring sejumlahbesar pustaka (yang sering kali sangat bersifatkonseptual) yang paling bermanfaat bagi mitraKSI di sektor pengetahuan, dan mengemasnyadengan cara yang mudah diakses.Laporan ini disusun untuk membahas berbagaitahap dan komponen dari proses perubahanorganisasi.Bab dua mengkaji kajian terkini dan contohpraktik tentang pemetaan konteks rtimbangkan bahwa perubahan kapasitasdi tingkat organisasi sering kali tidak dapatdiprediksi dan jarang berlangsung secara linear,bab ini juga mencakup pengkajian teori tentangmunculnya perubahan organisasi.6McCarthy dan Ibrahim, (2010).7Seperti SMERU dan Centre for Strategic andInternational Studies (CSIS).8McCarthy dan Ibrahim, (2005), hal. 21.9Horton dkk. (2004), hal. 44.Studi Pengembangan Organisasi3

Bab tiga membahas pelaksanaan intervensiPO. Bab ini mempertimbangkan berbagai jenisintervensi yang digunakan untuk memfasilitasiperubahan. Ini mencakup teori dan contoh praktiktentang pendekatan hibah dana inti, bantuanteknis, komunitas praktik, dan jejaring.Bab empat membahas pengelolaan prosesperubahan. Mengambil dari delapan prinsipKotter dan pendekatan lintas budaya Rhodesuntuk membangun kapasitas organisasi, bab inimencakup teori dan kerangka umum. Bab ini jugaberisi tinjauan pustaka tentang memasukkanstruktur tata kelola yang eksperimental danmembangun kerja sama antara pemerintah danakademisi.Bab lima membahas pengukuran PO. Bab initerutama membicarakan model praktik yang baikuntuk pemetaan hasil, siklus pembelajaran aksi,dan teknik perubahan signifikan.4Bab enam menyimpulkan laporan dengantemuan kunci dan ringkasan tentang bagaimanaprogram dapat menerapkan laporan ini padakegiatan yang sedang berlangsung dan PO.Ulasan terutama berfokus pada publikasiberbahasa Inggris dengan penekanan padamateri terbaru. Sumber pustaka meliputi artikel,buku, kertas kerja, tinjauan, laporan, rencanastrategis, pidato yang terdokumentasi, blog, dansejumlah dokumentasi proyek yang relevan.Makalah ini dilengkapi serangkaian wawancaradengan staf KSI. Wawancara dilakukan untukmengetahui pemahaman KSI saat ini terhadapkajian PO dan kegiatan yang akan terinformasikanmelalui studi ini. Spesialis PO, Rahmi Yunita,bekerja sama dengan penulis melakukan studikasus. Sejumlah wawancara dilakukan denganpraktisi di bidang ini. Rincian terdapat di LampiranF.

Bab 2MemetakanKonteks OrganisasiSebelum mengerjakan kegiatan PO, langkah dasar pertama adalahmemetakan konteks organisasi tempat perubahan yang Andainginkan akan terjadi. Ini berarti memahami faktor-faktor yang akanmemengaruhi pekerjaan Anda, pendekatan yang mungkin secara bawahsadar Anda bawa ke dalam kegiatan, dan sanggup menentukan “kesiapan”organisasi untuk bekerja sama dengan Anda dan mengembangkansendiri inovasi-inovasi yang dibutuhkan. Hal ini sangat penting terutamabila Anda berharap dapat bekerja sama dengan dinas pemerintah. Lebihjauh lagi, dengan memetakan konteks organisasi, Anda terbantumembedakan organisasi penelitian yang hanya menyetujui program yangmemperoleh pendanaan dengan mereka yang benar-benar tertarik untukmelaksanakan program reformasi. Hal ini dapat menolong untukmendiagnosis siapa dan berapa banyak orang yang setuju ataumemutuskan sifat perubahan yang akan muncul dari dalam suatuorganisasi. Sehingga, Anda dapat mengidentifikasi siapa yang ingindiajak bekerja sama di organisasi tersebut untuk memimpin prosesperubahan.Memahami konteks organisasi juga berarti memahami bahwaperubahan yang Anda cari belum tentu terjadi secara berurutan ataulinear, dan sering kali tidak dapat diprediksi dan tiba-tiba muncul. Bab inimengkaji sejumlah studi dan contoh praktik apik tentang bagaimanamemetakan konteks organisasi tempat pengembangan kapasitas danperubahan terjadi. Ini mencakup teori tentang kesiapan organisasi,kerangka oleh penulis Kaplan, Richter, dan Woods, serta kompleksitasdan teori sistem.Bab ini membahas tentang: Mengetahui mazhab PO yang Anda ikuti. Jangan melupakan faktor yang tak kasatmata. Mengetahui siapa yang harus ditempatkan di pusat strategi. Memahami perbedaan budaya yang ada di lingkungan Anda. Sesuaikanlah diri saat terjadi perubahan dari lingkungan yangkompleks. Bersiaplah untuk gagal. Menentukan organisasi yang akan Anda ajak kerja sama sudahsiap. Bersiaplah saat hal-hal terjadi tiba-tiba. Mengetahui “para pemain” Anda dan konteks politik.Studi Pengembangan Organisasi5

2.1 Mengetahui Mazhab PO yang AndaIkutiRichter menjelaskan dua mazhab utamatentang PO sejak awal 1920. Dalam analisisnya,mazhab ini dibagi menjadi pemikiran “sepertijam” (clocklike) dan “seperti awan” (cloudlike).Pemikiran “seperti jam” didasari oleh asumsibahwa perubahan organisasi dapat direncanakandan diterapkan melalui intervensi terkendali yangberujung pada pencapaian hasil yang jelas, yangtelah ditentukan sebelumnya. Pemikiran “sepertiawan” melihat organisasi sebagai sistemkompleks dengan banyak tautan yang salingberhubungan antara unsur-unsur di dalamorganisasi dan di masyarakat luas. Akibatnya,perubahan adalah proses yang kaos, yang tidakmengikuti jalan strategis yang jelas.10 Menghargaihal tersebut dapat membantu Anda mengenalisaat orang lain berpikir berbeda, dan menelusuriasumsinya. Para praktisi PO hendaknyamenyadari mazhab mana yang mereka ikutisebelum terlibat dalam kegiatan dan menyadaribahwa tidak semua orang akan berasumsiserupa.2.2 Jangan Melupakan Faktor yang TakKasatmataKaplan memberikan gambaran komprehensifkonteks PO sebagai enam unsur yang salingberkaitan: visi, strategi, budaya, struktur,keterampilan, dan sumber materi.11 Dalamkaryanya, Kaplan menekankan bahwa tantanganbagi pelaku PO adalah mengenali adanya unsurtidak terlihat, selain unsur yang terlihat. Banyakproyek PO berfokus pada pemberian sumbermateri yang lebih nyata: mengembangkanketerampilan, meningkatkan struktur organisasidan sistem. Kaplan menyoroti bahwa unsur-unsuryang tak kasatmata dapat diabaikan dalam daftarprioritas donor karena sifatnya yang tidak dapatdiamati. Unsur-unsur PO yang sama pentingnya,seperti visi, strategi, dan nilai budaya, sering kalidipandang sebelah mata, selain memang lebihsulit untuk diukur.Kaplanjugamenyorotipentingnyakompleksitas tautan yang saling berhubungan610Ingrid Richter (2010), dalam: Ubels, J., Acquaye-Baddoo,N.A. dan Fowler, A. (2010), hal.101-115.11Kaplan, A. (1999),hal.10-12.antara unsur-unsur tersebut dan tautan yangsalingberhubungandenganpengaruhkontekstual. Ia membedakan antara dua mazhabPO: Utara dan Selatan. Donor Utara atauperspektiforganisasinonpemerintahmenganggap kapasitas sebagai kemampuanuntuk menyerap pendanaan lembaga donor,bertanggung jawab atas penggunaannya, danmengelola proyek-proyek yang didanai. PerspektifSelatan dibedakan sebagai organisasi selatanyang “memandang diri mereka ‘bagian darimasyarakat sipil’ yang penting dan layak, parapemain yang perannya adalah bekerja menujutransformasi sosial, pemulihan, kehidupan lebihbaik bagi yang terpinggirkan, pengentasankemiskinan, dan menuju keseimbangan terkaitdinamika kekuasaan”.2.3 Mengetahui Siapa yang HarusDitempatkan di Pusat StrategiIhwal ini, Rhodes dan Antoine mengidentifikasipergeseran fokus kajian PO menjadi pemegangkapasitas, bukan lagi mereka yang berkontribusipada kapasitas tersebut. Secara historis,memang lebih mudah untuk menganalisis latihanatau kegiatan apa yang harus dilakukan seorangpenasihat PO ketika bekerja dengan berbagaiorganisasi berbeda yang ingin meningkatkanefektivitasnya. Hal tersebut menjadi lebih rumitketika fokusnya dibalik dan sis kebutuhan organisasi denganlebih baik, dan bagaimana dalam hal kapabilitas,organisasi tumbuh menjadi sekelompok individu.Unsur-unsur ini kurang diamati dibandingkandengan daftar kegiatan pelatihan yang harusdilaksanakan. Hal tersebut lebih memakan waktuuntuk dilakukan dan harus disesuaikan dengankonteks masing-masing individu.122.4 Memahami Perbedaan Budaya diLingkungan AndaNilai budaya memiliki dampak terhadapsejumlah elemen intervensi PO, termasuk caraterjadinya perubahan, persepsi tentang apakahperubahan itu dibutuhkan, persepsi tentangkepemimpinan dan kepemilikan, persepsi tentangrisiko dan ketidakpastian, persepsi tentang12Rhodes dan Antoine (2013), hal.4‑.

hubungan dan kemitraan, dan persepsi tentangbentuk keberhasilan. Rhodes dan Antoinemengidentifikasi delapan dimensi kunci yangharus dipetakan sebelum melaksanakan kegiatanPO:1. Jarak kekuasaan2. Penghindaran ketidakpastian3. Orientasi pada kemanusiaan4. Kolektivisme individualisme5. Ketegasan6. Egalitarianisme gender7. Orientasi ke masa mendatang8. Orientasi pada kinerjaDaftar tersebut memberikan titik awal untukberdiskusi antara orang-orang dari berbagaikonteks budaya bekerja pada kegiatan PO, untukmembantu menentukan apa yang penting dalamkegiatan tersebut dan seberapa berbedapendekatan mereka. Rhodes dan Antoinemerekomendasikan pemetaan perbedaan diseluruh dimensi pada spektrum (secara an berbagai ekspektasi PO.2.5 Bersiaplah untuk MenyesuaikanDiri Saat Terjadi Perubahan dariLingkungan yang KompleksTeori sistem dan teori kompleksitas adalahdua perspektif berharga yang dapat membekalipemimpin organisasi dengan pengetahuan yangdibutuhkan dan pemahaman tentang an serta tuntutan adanya perubahandalam sektor pengetahuan di Indonesia. Hal inidibangun di atas gagasan bahwa kemampuanorganisasi untuk mengelola dan bertahan dariperubahan menjadi semakin penting di dalamlingkungan dengan persaingan dan globalisasipasar semakin intensif.13Teori sistem adalah konsep yang berasal daribiologi, ekonomi, dan ilmu teknik. Teori iniGambar 1: Memetakan Perbedaan BudayaJarak kekuasaanyang tinggiJarak kekuasaanyang rendahKolektivismeIndividualismeOrientasi padakemanusiaan yangrendahOrientasi padakemanusiaanyang tinggiPenghindaranketidakpastianyang rendahPenghindaranketidakpastianyang tinggiKetegasan yangrendahKetegasan yangtinggiOrientasi ke masamendatang yangtinggiOrientasi ke masamendatang yangrendahOrientasi padakinerja yang tinggiOrientasi padakinerja yangrendahEgalitarianismegender yangrendahEgalitarianismegender yangtinggi Leadership Strategies Practitioners’ Handbook for CapacityDevelopment: A Cross-cultural ApproachSumber: Rhodes dan Antoine (2013), hal.45.13Cao, G. dan McHugh, M. (2005), hal.475.Studi Pengembangan Organisasi7

mengkaji prinsip-prinsip dan hukum-hukum yangdapat diterapkan di berbagai sistem. Pendekatansistem tertutup menganggap lingkungan eksternal(dan interaksi organisasi dengan lingkungantersebut) tidak terlalu penting. Pendekatan sistemterbuka memandang interaksi organisasi denganlingkungan eksternal merupakan hal yang vitalbagi kelangsungan dan kesuksesan organisasi.14Teori sistem mempertimbangkan put) dan interaksi, baik di dalam lingkunganmereka sendiri maupun dengan lingkunganeksternal. Ini berarti unsur tujuan, orang, struktur,teknik, dan informasi harus dikoordinasikan dandiintegrasikan dengan erat oleh struktur tatakelola atau manajemen untuk memaksimalkannilai bagi organisasi. Untuk menerjemahkan halini ke dalam penataan yang lebih praktis, Woodsdkk. (2010) menguraikan perubahan internalberkaitan dengan struktur organisasi, proses,dan kebutuhan sumber daya manusia, sedangkanperubahan eksternal meliputi undang-undangdari pemerintah, pergerakan pesaing, danpermintaan konsumen. Satu hal mendasar dalamteori ini adalah segala kegiatan PO terkait eratdengan (dan membantu menginformasikan)pergeseran yang terjadi dalam lingkunganpendukung.Kompleksitas didefinisikan sebagai ukuranheterogenitas atau keberagaman dalam faktorinternal dan lingkungan, seperti departemenpemerintah, konsumen, pemasok, sosial politik,dan teknologi.15 Teori kompleksitas berfokus padabagaimana bagian di tingkat mikro dalam sistemyang kompleks memengaruhi perilaku yangmuncul dan hasil keseluruhan di tingkat makro.Sebuah fitur penting dari paradigma teorikompleksitas adalah konsep sistem adaptifkompleks (CAS). Ini adalah sekumpulan sistemyang menyerap informasi dari lingkungannya danmenciptakan gudang pengetahuan yang dapatmembantu tindakan.16 Sistem-sistem tersebutberguna untuk melaksanakan upaya PO dalamlingkungan yang berubah dan kompleks. Padadasarnya, jika masuk ke suatu lingkungan yangmengharuskan Anda

development, Leadership & Organisation Development Journal 2005 26:2, 89-91. 3 Horton, D. (2002), Planning, Implementing and Evaluating Capacity Developme