Pengaruh Senam Kegel Terhadap Frekuensi Bak Pada Lansia Dengan . - Core

Transcription

COREMetadata, citation and similar papers at core.ac.ukProvided by E-Journal Kopertis Wilayah X (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi)JURNAL IPTEKS TERAPANResearch of Applied Science and Education V11.i3 (240 -245)ISSN: 1979-9292E-ISSN:2460-5611PENGARUH SENAM KEGEL TERHADAP FREKUENSI BAK PADA LANSIADENGAN INKONTINENSIA URINEMilya Novera1),Stikes Alifah Padangemail: milya novera87@yahoo.co.id1Submission: 12-11-2016, Reviewed: 02-12-2016, Accepted: 589AbstractBecause of the increasing age, it causes the changes of anatomy and function of the urinary organscaused by weakening of the pelvic muscles. About 12 million people, 34% occurred in men and 60%in women. Indonesia 32.2% in the Elderlies suffers urinary incontinence. The aims of this study wasto determine the effect of Kegel Exercise toward urinary in continence on the elderlies.The design ofthis study is Quasy experiment with design of one group pretest-posttest. This research wasconducted in January-August 2015. The population in this research was 110 Elderlies, based oninclusion criteria were 12 people taken by total sampling techniques. The Data was collected byusing questionaire and checklist sheets. Data were analyzed by using univariate and bivariatestatistical dependent T-test with Shapiro Wilk normality test. The result showed that the frequency ofurinary incontinence in the elderlies before doing Kegel exercises had the average about 10.58 withdeviation 2,065. Freqency of urinary incontinence in the elderlies after doing Kegel exercises hadthe average about 8.00 with standard deviation 2,796. After doing the statistical, there is the effectof urinary incontinence before and after doing Kegel exercises in the elderlies. Kegel exercises canreduce urinary incontinence. It can be applied as the daily activities at social institution every day.AbstrakSeiring dengan bertambahnya usia mengakibatkan terjadinya perubahan anatomi dan fungsiorgan kemih yang disebabkan karena melemahnya otot dasar panggul. Di Indonesia 32,2 %lansia mengalami inkontinensia yang merupakan salah satu masalah kesehatan atau keluhanutama pada penderita lanjut usia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh senamkegel terhadap frekuensi BAK pada lansia dengan inkontinensia urine di Panti Sosial TresnaWerdha Sabai Nan Aluih Sicincin Tahun 2015.Jenis penelitian ini adalah QuasyEksperiment dengan desain one group Pretest-postest yang dilaksanakan pada bulan Januari– Agustus 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia di Panti Sosial TresnaWerdha Sabai Nan Aluih dengan jumlah sampel yaitu 12 orang dengan teknik pengambilansampel total sampling. Data dianalisis secara univariat dan untuk bivariat menggunakan ujistatistik T- test dependent dengan uji normalitas Shapiro-Wilk. Hasil penelitian didapatkanbahwa frekuensi bak inkontinensia urine pada lansia sebelum dilakukan senam kegelmemiliki rerata 10.58, sesudah dilakukan senam kegel memiliki rerata 8.00 dan terdapatpengaruh inkontinensia urine sebelum dan sesudah dilakukan senam kegel padalansia.Senam kegel dapat mengurangi inkontinensia urine disarankan agar dapat diterapkansebagai kegiatan harian yang dilakukan di panti.Keywords: Dysmenorrhea, Music TherapyKopertis Wilayah X240

JURNAL IPTEKS TERAPANResearch of Applied Science and Education V11.i3 (240 -245)PENDAHULUANPeningkatkan derajat kesehatan masyarakatyang optimal untuk mencapai suatu kehidupanyang sosial dan ekonomi yang produktif,meningkatkan mutu kesehatan penduduk,antara lain meningkatnya umur harapan hidupyang mengakibatkan bertambahnya jumlahpenduduk usia lanjut (Maryam, 2010).Saat ini, di seluruh Dunia, jumlah lanjutusia diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa (satudari 10 orang berusia lebih dari 60 tahun),negara maju lebih siap mengahadapipertambahan populasi/penduduk lanjut usiadengan aneka tantangannya, namun saat ininegara berkembang pun mulai menghadapimasalah yang sama yang akan mengalamiperkembangan populasi lanjut usia, termasukIndonesia(Nugroho, 2008).Fenomena ini jelas mendatangkan sejumlahkonsukuensi, antara lain timbulnya masalahfisik, mental dan sosial pada lansiaHasil sensus penduduk tahun 2010menunjukan bahwa jumlah penduduk lanjutusia Indonesia adalah 18,52 juta jiwa,meningkat sekitar 7,93% dari tahun 2000 yangsebanyak 14,44 juta jiwa. Di Sumatra Baratjumlah penduduk lanjut usia sebanyak 12,443jiwa, Diperkirakan jumlah penduduk lansia diIndonesia akan terus bertambah sekitar450.000 jiwa per tahun (Junita, 2013).Masalah inkontinensia adalah salah satumasalah yang meluas dan merugikan, Penyakitini merupakan salah satu faktor utama yangmembuat banyak keluarga menempatkanmanula tersebut di panti jompo untukmendapatkan perawatan yang layak. Biayauntuk perawatan di panti atau rumah sakitmerupakan implikasi ekonomis yang sangatbervariasi (Agoes, 2010)Kelainan inkontinensia urine tidak akanmengancam jiwa penderita tetapi berpengaruhpada kualitas hidup yang disebabkan olehfaktor gangguan psikologis dan faktor sosialyang sulit diatasi, penderita merasa rendah dirikarena selalu basah akibat urine yang keluar,mungkin pada saat batuk, bersin, menganggkatbarang berat dan menahan urine dari kamar kewc. Mengakibatkan terjadinya problematikaKopertis Wilayah XISSN: 1979-9292E-ISSN:2460-5611kehidupan baik dari segi medis, sosial,ekonomi, maupun psikologi di lingkungan dankeluarga (Agoes, 2010).Inkontinensiaurinemempunyaikemungkinan besar untuk disembuhkan,terutama pada penderita dengan mobilitas danstatus sosial mental yang cukup baik.Bahkanbila dapat diobati sempurna, inkontinensiaurine selalu dapat diupayakan lebih baik,sehingga kualitas hidup penderita meningkatdan meringankan beban yang merawat. Lansiatidak menyadari bahwa ada pilihan lain dalampenanganan inkontinensia urine dengan terapinon farmakoligis, salah satu nya terapi nonfarmakoligis yaitu dengan teknik/latihanprilaku mengontrol kandung kemih dan otototot sfingter dengan latihan otot dasar panggul(senam kegel) (Darmojo, 2011).Senam kegel adalah senam untukmenguatkan otot panggul atau senam yangbertujuan untuk memperkuat otot-otot dasarpanggul terutama otot pubococcygeal sehinggaseorang wanita dapat memperkuat otot-ototsaluran kemih. Senam kegel juga dapatmenyembuhkan ketidakmampuan menahankencing (inkontinensia urine) dan dapatmengencangkan dan memulihkan otot didaerah alat genital dan anus (Yuliana, 2011).Aktivitas prilaku seperti senam kegel(latihan otot dasar panggul), yang buhan sampai 84% denganlatihan otot dasar panggul untuk wanita danpriadenganberbagaimacamtipeinkontinensia. Setelah 4-6 minggu melakukanlatihan ini dengan teratur, akan terasaberkurangnya kebocoran urine, semua latihandiatas akan memberikan kontrol yang baikterhadap kandung kemih. biarpun memakanwaktu dan kesabaran, hasilnya cukupmemuaskan (Darmojo, 2011).Dari hasil wawancara kepada pengurusPanti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan AluihSicincin mengatakan penyakit inkontinensiaurine karena penderita menganggap itu adalahproses penuaan, dan merasa malu untukmelaporkannya, maka peneliti mengumpulkandata dengan wawancara pada Lansia dariwisma ke wisma. Lansia yang menderita241

JURNAL IPTEKS TERAPANResearch of Applied Science and Education V11.i3 (240 -245)inkontinensia urine mengatakan bahwa merekabuang air kecil lebih dari 8 kali dalam 24 jam,dan buang air kecil dicelana sebelum sampaike toilet karena mereka tidak dapat menahanrasa ingin kencing selain itujuga a. Berdasarkan latar belakangtertarik untuk melakukan penelitian dengantujuan mengetahui pengaruh senam kegelterhadap frekuensi bak pada Lansia denganinkontinensia urine di Panti Sosial TresnaWerdha Sabai Nan Aluih Sicincin Tahun2015.METODE PENELITIANDesian pada penelitian ini adalahQuasyeksperiment dengan rancangan one grouppretest-postest design yaitu tidak adakelompok pembanding atau (kontrol),Sebelum diberikan teknik senam kegel akandilakukan pengukuran awal(pre-test),kemudian setelah diberikan perlakuan akandilakukan pengukuran lagi (post-test) untukmengetahui perubahan pada inkontinensiaurine dari perlakuan tersebut. Penelitiandilaksanakan di Panti Sosial Tresna WerdhaSabai Nan Aluih Sicincin Kabupaten PadangPariaman, pada bulan Januari - Agustus 2015,populasi dalam penelitian ini adalah seluruhlansia di Panti Sosial Tresna Werda Sabai NanAluih Sicincin. .Sampel pada penelitian ini adalah lansiayang menderita inkontinensia urine yangberada di Panti Sosial Tresna Werdha SabaiNan Aluih Sicincin yaitu sebanyak 12orang.Teknikpengambilansampelmenggunakan teknik total sampling yangmemenuhi kriteria inklusi; berumur 60-85tahun,menderitainkontinensiaurine,mobilitas dan status sosial mental yang cukupbaik, bersedia diberikan intervensi senamkegel.Pasien yang mengalami penyakitdiabetes mellitus, gangguan pendengaran,diensia berat dan depresidikeluarkan padapenelitian ini.Untuk Uji hipotesis peneliti melakukan ujinormalitas data menggunakan Uji shapiro wilkdengan jumlah responden sebanyak 12 orang.Kopertis Wilayah XISSN: 1979-9292E-ISSN:2460-5611Hasil interprestasi kemaknaan adalah 2,49 (p 0,05) maka data berdistribusi normal dan ujihipotesis yang digunakan adalah ujiParametrik yaitu menggunakan uji T-testdependent.HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil penelitian didapatkanreratafrekuensiBAKdenganinkontinensia urine sebelum dilakukansenam kegel pada lansia mean 10.58dengan nilai standar deviasi adalah2.065.Seiring dengan bertambahnya usiamengakibatkanterjadinyaperubahananatomi dan fungsi organ kemih antaralain disebabkan oleh melemahnya ototdasar panggul, kebiasaan mengejan yangsalah ataupun karena penurunan hormonesterogen pada usia 50 tahun ke atas yangmenyebabkan terjadinya penurunan tonusotot puboccygeal dan otot pintu salurankemih uretra. Kelemahan otot dasarpanggul dapat juga terjadi karenakehamilan,karena proses persalinanmembuat otot dasar panggul rusak akibatregangan otot dan jaringan penunjang sertarobekan jalan lahir, kegemukan (obesitas),dan menopause dapat meningkatkanterjadinya inkontinensia urine (Potter,2005).Inkontinensia urine merupakanpengeluaran urine involunter (tidakdisadari/mengompol) pada waktu iaurineadalahpengeluaran urine secara spontan padasembarang waktu diluar kehendak(involunter).keadaaniniumumnyadijumpai pada manula (Agoes, 2010).Terjadinya kelemahan atau penurunan ototdasar panggul inilah yang memicuterjadinya inkontinensia urine yaitu buang242

JURNAL IPTEKS TERAPANResearch of Applied Science and Education V11.i3 (240 -245)air kecil berkali-kali lebih dari 8 kali per(Junita, 2013).Sensasi pertama ingin berkemihbiasanya timbul pada saat volume kandungkemih mencapai antara 150-350 ml,kapasitaskandungkemihnormalbervariasi sekitar 300-600 ml, umumnyakandung kemih dapat menampung urinelebih kurang 500 ml tanpa adanyakebocoran (Darmojo, 2011). Fungsinormal berkemih 3 jam sekali dan tidaklebih dari 8 kali sehari (Padila, 2013).Frekuensi buang air kecil yanglebih dari normal, disebabkan karenaterjadinyaperubahanpadasistemperkemihan Lansia yang terjadi padaginjal,dimanaginjalmengalamipengecilan dan nefron menjadi atrofi.Aliran ginjal menurun, fungsi tubuhberkurangmengakibatkanBUNmeningkat, berat jenis urin menurun sertanilai ambang ginjal terhadap glukosameningkat. Pada kandung kemih otot-ototmenjadi lemah sehingga kapasitasnyamenurun yang menyebabkan frekuensiurine meningkat.Terjadinya kelemahanpada otot dan dasar panggul ini lah yangmengakibatan terjadinya inkontinensiaurine yaitu buang air kecil yang lebih dari8 kali sehari.Berdasarkan hasil penelitian Reratafrekuensi BAK dengan inkontinensia urinesesudah dilakukan senam kegel pada lansiamean 8.00 nilai dengan nilai standar deviasiadalah 2,796.Senam kegel merupakan suatu upayauntuk mencegah timbulnya inkontinensiaurine, mekanisme kontraksi dan meningkatnyatonus otot dapat terjadi karena adanyarangsangan sebagai dampak latihan. Senamkegel adalah latihan yang bertujuan untukmemperkuat sfingter kandung kemih dan ototdasar panggul, yaitu otot-otot yang berperanmengaturmiksidangerakanyangmengencangkan, melemaskan kelompok ototKopertis Wilayah XISSN: 1979-9292E-ISSN:2460-5611panggul dan daerah genital, terutama ototpubococcygeal, sehingga seorang wanita dapatmemperkuat otot-otot saluran kemih. ankencing(inkontinensiaurine)dandapatmengencangkan otot di daerah alat genital dananus (Yuliana, 2011)Latihan ini dilakukan dengan carapada setiap posisi yang dianggap nyaman,paling baik duduk atau ditempat tidur dengancatatan posisi antara kedua kaki sedikitrenggang, kontraksikan otot dasar panggulseperti menahan defekasi dan berkemih, ototpanggul di kencangkan untuk menutup sfingterkandung kemih, tahan dengan kuat selamamungkin 3-10 detik, tetap bernafas normalselama kontraksi ini. Relaks dan istirahatselama 3-10 detik dan ulangi secara perlahansebanyak 3-4 kali setiap hari (Junita, 2013).Selama 4-6 minggu melakukan latihan inidengan teratur akan terasa berkurangnyakebocoran urin (Agoes, 2010).Hasil Penelitian yang dilkukan olehJunita (2010) menyatakan bahwa sebelumdilakukan senam kegel memilki reratafrekuensi inkontinensia urine 12 kali/24 jamdengan standar deviasi 1,73 an senam kegel memilki rerata 10kali/24 jam dengan standar deviasi 1,55.Dalam penelitian ini terlihat bahwa terjadipenurunan frekuensi buang air kecil rata-rata1-5 kali dalam 24 jam setelah dilakukan senamkegel pada lansia selama 4 minggu. Hal initerjadi karena senam kegel dapat memperkuatsfingter dan kandung kemih otot dasar panggulterutama otot pubococcygeal supaya ototlebih kuat dan kontraksi menjadi lebih baikuntuk menahan keluarnya urine sehinggafrekuensi buang air kecil akan mengalamipenurunan.Pada penelitian ini setelah dilakukansenam kegel dengan frekuensi sesudah senamkegel 8 adalah 41,6% hanya separohmengalami penurunan atau perubahan berbedadengan penemuan teori dari Arnold Kegelyang mengatakan senam kegel dapatmenyembuhkan inkontinensia urine 84%243

JURNAL IPTEKS TERAPANResearch of Applied Science and Education V11.i3 (240 -245)mengalami kesembuhan. Terdapat perbedaandalam penelitian yang dilakukan peneli denganpenelitian yang dikemukakan oleh ArnoldKegel. Dalam penelitian ini responden lebihdari separoh berusia lebih dari 71-80 tahun(66,6%), lansia yang berusia diatas 70 tahunpasti mengalami mobilitas dan statuskesehatan yang tidak cukup baik. Sehinggasaat melakukan senam kegel Lansia seringmengalami lupa dan rasa malas melakukansenam kegel jika tidak diingatkan setiap hari.Menurut Arnold Kegel (Darmojo,2011) latihansenam kegel yang dilakukan secara rutindengan keadaan mobilitas dan status kesehatanyang baik akan berdampak pada perubahandan penurunan inkontinensia urine dari latihansenam kegel yang dilakukan setiap hari.Perbedaan kedua dalam penelitian iniadalah lama waktu penelitian. dimana dalampenelitian ini hanya dilakukan 4 minggudengan latihan 3 – 4 kali dalam sehari,sedangkan Arnold Kegel melakukan penelitan4 – 6 minggu dengan latihan 50 – 60 kalisecara teratur, jumlah kontraksi otot panggulsebanyak 24 samapai 160 kali setiap harinya.Pada jenis inkontinensia stress dan urgensidilakukan senam kegel dengan latihan palingsedikit 3 – 6 bulan dengan mobilitas yang baikdan keteraturan dalam melakukan senam kegelsetiap hari(Galischa, 2012). Hasil penelitianini hampir sama dengan penelitian yangdilakukan oleh Widynigsih, 2009 bahwasetelah dilakukan latihan senam kegel terjadipenurunan frekuensi inkontinensia urine danada pengaruh latihan kegel terhadap frekuensiinkontinensia urine pada lansia.Pada penelitian ini penurunan frekuensibuang air kecil disebabkan karena keteraturandalam melakukan senam kegel secararutin.Inkontinensiaurinemempunyaikemungkinan besar untuk disembuhkan,terutama pada penderita dengan mobilitas danstatus sosial mental yang cukup baik.Bahkanbila dapat diobati sempurna, inkontinensiaurine selalu dapat diupayakan lebih baik,sehingga kualitas hidup penderita meningkat.Lansia mengatakan senam kegel bukan lahsuatu senam yang susah untuk dilakukankarena tanpa orang lain tahu sudah bisa untukKopertis Wilayah XISSN: 1979-9292E-ISSN:2460-5611melakukan senam kegel dimana pun dankapan pun dan saat melakukan apapun dapatdilakukan. Pada beberapa orang Lansia tidakmengalami penurunan frekuensi BAK.Hal inidisebabkan karena Lansia tersebut dalammelakukan senam kegel tidak teratur walaupunsudah di ingatkan, ini terlihat dari lembarchecklist yang tidak terisi penuh danperubahan yang terjadi pada lansia.Tabel 1Pengaruh Senam Kegel TerhadapFrekuensi Bak Dengan InkontinensiaUrine Pada Lansia di Panti SosialTresna Werdha Sabai Nan 00122.7960,000Hasil penelitian menunjukan terdapatpengaruh inkontinensia urine sebelum dansesudah dilakukan senam kegel pada lansia diPanti Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Tahun2015. Senam kegel meliputi penciutan danpengenduran otot dasar panggul dengan caramengkontraksikan rectum dan uretra yangditahan selama 3-10 detik kemudiandirelaksasikan dan diulangi sebanya 3-4 kaliselama4minggu(Mustofa,2009).Inkontinensia urine akan memperburukkeaadaan lansia jika tidak tanggani dengancepat akan menyebabkan komplikasi sepertiterjadinya infeksi saluran kemih, iritasi kulitdaerah kemaluan, gangguan tidur, dandekubitus. Senam kegel merupakan salah satustresor terhadap fisik, psikologis maupunimunologis yang pada akhirnya menimbulkanrespon baik bagi tubuh (Stanlay, 2006). Padapenelitian ini penurunan frekuensi buang airkecil disebabkan karena keteraturan rinemempunyaikemungkinan besar untuk disembuhkan,terutama pada penderita dengan mobilitas danstatus sosial mental yang cukup baik. Bahkan244

JURNAL IPTEKS TERAPANResearch of Applied Science and Education V11.i3 (240 -245)bila dapat diobati sempurna, inkontinensiaurine selalu dapat diupayakan lebih baik,sehingga kualitas hidup penderita meningkat.SIMPULANBerdasarkan hasil penelitian diatas dapatdisimpulkan Terdapat pengaruh senam kegelterhadap Frekuensi BAK pada Lansia denganinkontinensia urine di Panti Sosial TresnaWerdha Sabai Nan Aluih Sicincin Tahun2015. Diharapkan bagi pengasuh dan institusiyang terkait di Panti Sosial Tresna WerdhaSabai Nan aluih sicincin dapat menerapkankegiatan senam kegel sebagai aktifitas rutinyang dilakukan dan sebagai pengasuh pantiuntuk dapat selalu mengingatkan lansia dalammelakukan kegiatan senam kegel tersebut.REFERENSIAgoes, A. (2010). Penyakit Di Usia Tua.Jakarta: Penerbit Buku EGC.Darmojo, B. (2011). Geriatrik (IlmuKesehatan Usia Lanjut. In F. K. U.I. FKUI (Ed.), (edisi ke-4 ed.).Jakarta.Galischa. (2012). Senam Kegel SebagaiTerapi Non-Farmakology PadaInkontinensia Urine Retrieved el-sebagai-terapinon.htmlJunita, I. (2013). Pengaruh Senam KegelTerhadap Gangguan EliminasiUrine ( Inkontinensia Urine) PadaLansia di Posyandu Lansia DurianRatus Kelurahan Kurao PagangWilayah Kerja PuskesmasNanggalo Padang. StikesMercubaktijaya, Padang.Mustofa, A. (2009). Pengaruh LatihanKegel Terhadap FrekuensiInkontinensia Urine Pada Lansia diPanti Werdha Pucang GadingKopertis Wilayah XISSN: 1979-9292E-ISSN:2460-5611Semarang. FIKKES JurnalKeperawatan, 2(2), 7.Nugroho, W. (2008). KeperawatanGerontik dan Geriatrik. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.Padila. (2013). Buku Ajar KeperawatanGerontik. Yogyakarta: NuhaMedikaPotter, P. (2005). FundamentalKeperawatan Konsep Proses danPraktik. . Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC.Stanlay, M. (2006). Buku AjarKeperawatan Gerontik (edisi 2).Jakarta: Penerbit Buku KedokteranEGC.Yuliana, D. (2011). Pengaruh SenamKegel Terhadap Perubahan TipeInkontinensia Urine Pada LansiaDi Panti Sosial Tresna WerdhaSabai Nan Aluih Sicincin.Retrieved fromhttp://repository.unand.ac.id/18023/245

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V11.i3 (240 -245) Kopertis Wilayah X 240 ISSN: 1979-9292 E-ISSN:2460-5611 PENGARUH SENAM KEGEL TERHADAP FREKUENSI BAK PADA LANSIA