Jurnal Tugas Akhir Perancangan Rebranding Produk Kue Satu

Transcription

JURNAL TUGAS AKHIRPERANCANGAN REBRANDING PRODUK KUESATU “PONDOK” SEBAGAI ALTERNATIFOLEH-OLEH KHAS MADIUNKARYA DESAINHendrik Pramana Putra1112151024PROGAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUALJURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPAINSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA2016UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

PENGESAHANJurnal untuk Tugas Akhir dengan judul PERANCANGAN REBRANDINGPRODUK KUE SATU “PONDOK” SEBAGAI ALTERNATIF OLEHOLEH KHAS MADIUNoleh Hendrik Pramana Putra, NIM 1112151024Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa, Jurusan Desain,Institt Seni Indonesia Yogyakarta, ini telah disahkan oleh Ketua Program StudiDesain Komunikasi Visual pada Juli 2016.UPT Perpustakaan ISI YogyakartaKetua Program Studi DKVDrs. Hartono Karnadi, M.Sn.NIP. 19650209 199512 1 001

Perancangan rebranding produk kue Satu “Pondok” sebagai alternatifoleh-oleh khas Madiun.Hendrik Pramana Putra111 2151 024Program Studi Desain Komunikasi VisualJurusan Desain Fakultas Seni RupaInstitut Seni Indonesia YogyakartaJuli 2016ABSTRAKPengantar karya Tugas Akhir ini mengangkat tema rebranding produkhome industry kue Satu Pondok dari Madiun. Adapun permasalahan yang dikajiadalah bagaimana merancang sebuah karya desain yang diharapkan mampumenjadi sebuah solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi produk.Produk kue Satu Pondok merupakan produk asli dari Madiun, karenabelum dirancang secara baik menjadikan produk kue Satu Ponodok lambat launsemakin mengalami penurunan penjualan. Kesan kuno, kurang dikenalnya produkserta kurangnya cirikhas dari produk membuat produk kue Satu Pondok semakinditinggalkan oleh konsumen. Dalam upaya untuk kembali meningkatkan minatbeli konsumen akan peroduk serta memposisikan produk menjadi salah satualternatif oleh-oleh dari Madiun maka strategi rebranding menjadi salah satu carayang harus dilakukan.Dengan mengacu dari data literatur dan analisis yang dilakukan padaproduk kemudian dirancanglah proses rebranding produk kue Satu Pondok. Hasildari rebranding yang dilakukan mencakup pada perancangan identitas baru produksupaya lebih menarik dan memiliki cirikhas, redesain kemasan produk sebagaimedia utama yang memperkuat hasil rebranding serta perancangan mediapendukung sebagai bagian dari pengenalan wajah baru produk kue Satu Pondok.Kata Kunci: Rebranding, Desain kemasan, Oleh-oleh khas Madiun.ABSTRACTThe introduction of this Final Task given themes home industry productrebranding from Madiun. The problem that analyzed is how to create a designswhich is can be a solusion for the problems that is face by the product.The product of Kue Satu Pondok is the one of the original product fromMadiun, it hasn't built wisely; that problem makes the Kue Satu Pondok's productslowly decreased in seller. Old looks , less known by people and less in specialitymakes Kue Satu Pondok leaved by the consument. In efforts to back-in consumentbuy interest in product and positioned product as an alternatives souvenir fromMadiun so rebranding strategy is the one way that must be done.Based on literature data and analysis on the product, then the researchercreate rebranding process Kue Satu Pondok's product. The result of rebrandingthat done is oriented in creating a new product identity so can be more interestingand have speciality, redesign the pack of the product as a main media which isstronger the result of rebranding and also creating additional media as a part ofintroducing a new fave of Kue Satu Pondok's product.Keywords: Rebranding, Packing Design, Madiun Souvenir.UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

A. Pendahuluan1. Latar Belakang MasalahKue Satu merupakan kue tradisional khas Madiun, kue keringbercitarasa manis ini terbuat dari campuran kacang hijau dan gula pasir.Merupakan kue tradisional yang hanya ada di daerah Madiun. Dahulubanyak sekali produsen pembuat kue satu di Madiun, namun sekaranghanya tersisa satu produsen saja yang masih beroprasi. Kebanyakanprodusen sekarang sudah tidak membuat kue satu dan beralih ke produklain seperti kue brem.Salah satu produsen kue Satu yang masih memproduksi Satuhingga sekarang adalah ibu N. Munawaroh. Kue Satu prosuksi ibu Munbegitu beliau sering di panggil, diberi nama “Kue Satu Pondok”. Kue SatuPondok sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Ibu Mun yang sekarangmemegang produksi sudah menjadi generasi ke-3. Dari cerita Ibu Mun,diberi nama kue “Satu” menurut pendahulunya karena kue ini hanyamemiliki satu bahan utama dan satu campuran yakni berbahan utamakacang hijau dan hanya di campur oleh gula pasir sehingga di beri namakue “Satu”.Usaha kue satu milik ibu Mun memang bukanlah usaha yangbersekala besar, kelasnya hanya UKM, Usaha kue Satu Pondok berlokasidi Ds. Bantengan Kabupaten Madiun. Di kawasan tersebut memangmenjadi sentra industri kue Satu yang cukup besar dulunya, hampir semuaibu-ibu di kawasan tersebut dulunya dipekerjakan untuk membantuproduksi kue Satu Pondok. Namun seiring permasalahan yang munculyang membuat kue Satu Pondok sekarang kurang begitu diminatimenjadikan produksi kue satu menurun, dan sekarang hanya tersisa IbuMun dibantu anak dan beberapa tetangga saja.Ada beberapa faktor permasalahan yang dihadapai produk kue SatuPondok ini salah satunya adalah lesunya permintaan akan kue Satu Pondoksekarang ini. Menurut penjelasan dari ibu Mun, permintaan akan produkkue Satu Pondok hanya banyak dimusim libur, seperti libur hari raya IdulFitri serta libur hari raya Natal dan tahun baru. Pada saat tersebut banyakorang asli Madiun yang pulang dari perantauan, ibu Mun menjelaskandisaat itulah konsumen setianya yang sekarang sudah tidak tinggal diMadiun memesan kue Satu Pondok untuk dijadikan sebagai oleh-olehuntuk tetangga-tetangga di perantauan. Jika dihari biasa hanyamenghabiskan sekitar 20 Kg kacang hijau untuk produksi, dihari libur IdulFitri ibu Mun bisa menghabiskan sekitar 3 Kwintal kacang hijau perharinya untuk memenuhi permintaan pesanan.Masalah selanjutnya yang dihadapi produk kue Satu Pondok adalahketatnya persaingan dibidang industri oleh-oleh khas Madiun. Hasil daripengamatan pada toko penjual oleh-oleh khas Madiun disertai wawancarakepada salah satu pelayan toko mendapati fakta bahwa kue Satu Pondokhanya menjadi pilihan ke 3 oleh pembeli, kue Satu Pondok masih kalahbersaing dengan produk oleh-oleh lain asal Madiun yang sudah dikenalmasyarakat luas seperti Sambel Pecel dan Brem. Kebanyakan calonpembeli dari luar kota yang ingin membeli oleh-oleh memilih sambel peceldan brem karena mereka lebih mengenal kedua produk tersebut sebagaiUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

produk khas Madiun. Popularitas kue satu memang kalah di bandingdengan produk sambel pecel dan juga brem. Di wilayah Madiun sendiri,belum banyak yang tau jika produk kue Satu merupakan salah satu produkkue tradisional khas Madiun terbukti dari hasil observasi lapangan yangdilakukan oleh penulis.Berinovasinya produsen produk oleh-oleh khas Madiun lain sepertiprodusen Brem yang terus berinovasi dengan menciptakan berbagaiproduk Brem aneka rasa dan munculnya produk oleh-oleh lain seperti kuebluder dengan tampilan visual yang lebih moderen yang kini juga sudahmulai dikenal luas keberadaanya semakin menambah sulit persainganproduk kue Satu Pondok di pasaran.Seperti halnya usaha yang berskala kecil menengah yang lain,produsen belum begitu mempedulikan masalah tampilan produknya.Strategi dan inovasi belum begitu dilakukan oleh bu Mun, oleh sebab itubanyak orang belum tahu tentang kue Satu Pondok ini. Tampilan visualdari produk kue satu pondok juga menjadi salah satu faktor kurang begitudiminatinya produk tersebut. Produk tersebut kurang memiliki cirikhasdari segi visual untuk menarik perhatian calon pembeli.Semakin berkembangnya zaman, tampilan visual suatu produkmemang sangat menjadi perhatian oleh konsumen. Dari tampilan visualkonsumen bisa langsung menyimpulkan seperti apa produk yang ada didalamya. Seperti salah satu permasalahan kue Satu Pondok produksi ibuMun ini, produknya belum begitu memiliki ciri khas yang menonjoldibandingkan produk oleh-oleh lain. hanya dikemas dengan plastik danpada jumlah besar hanya pada kaleng plastik yang diberi label seadanya.Hal tersebut tentunya kurang menarik perhatian jika produknya harusdijual di toko oleh-oleh. Kue satu selalu kalah bersaing dengan produkoleh-oleh yang lain yang senantiasa selalu melakukan inovasi untukmenarik perhatian konsumen.2. Rumusan MasalahBagaimana merancang konsep re-branding produk kue “SatuPondok” yang direpresentasikan lewat karya Desain Komunikasi Visual?3. Tujuan Perancangana. Merancang ulang branding produk kue Satu Pondok yang dapatmemperkuat identitas, karakteristik, dan citra dari produk kue SatuPondok serta dapat menarik perhatian wisatawan yang sedang mencarioleh-oleh di Madiun.b. Mengingatkan kembali kepada penduduk lokal Madiun tentangkeberadaan salah satu kue khas Madiun yang kini sudah mulaiterpinggirkan.c. Merancang strategi kreatif untuk menciptakan citra positif danmenunjukan eksistensi produk kue Satu Pondok.UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

4. Teori dan Metodea. Teori BrandingBrand atau merk memiliki makna yang sangat luas tergantungdari sudut pandang mana seseorang memahami arti brand itu sendiri.Secara umum orang menganggap brand hanya sebuah nama yangdiciptakan pada suatu produk untuk membedakan satu produk denganlainnya. Perluanya landasan pengertian yang menyeluruh tentangbrand agar dapat memahami dengan baik bukan hanya sekedarpengertian diskriptif saja. Merk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesiamemiliki arti tanda yang dikenalkan oleh pengusaha (pabrik atauprodusen) pada barang- barang yang dihasilkan sebagi tanda pengenal.Aaeker dalam bukuya (Managing Brand Equity, 1996)menjelaskan bahwa Produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan pabrik.Sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bilaproduk bisa dengan mudah ditiru pesaing maka merek selalu memilikikeunikan yang relatif sukar untuk dijiplak. Merek berkaitan eratdengan persepsi, sehingga persaingan yang terjadi antara perusahaanadalah pertarungan persepsi dan bukan pertarungan produk.Jadi yang terpenting bagaimana perusahaan mampumembranding produk yang dibuatnya dengan baik sehingga tercapaiBrand Equity yang kuat.b.Teori Desain KemasanMenurut majalah Concept, (vol.3 edisi 18 2007) packaging isthe science, art and technology of enclosing or protecting product fordistribution, storage, sale and use. Dapat diartikan desain kemasanadalah ilmu, seni dan teknologi yang bertujuan untuk melindungisebuah produk saat akan di distribusikan, disimpan, dijual dandigunakan.desain kemasan dibagi kedalam 3 kategori:1) Primary packagingKemasan yang bersentuhan langsung dengan isi produk,contohnya: botol, kaleng, bungkus permen dan wrappers.2) Secondary packagingKemasan yang membungkus primary packaging atau kemasanyang ukurannya lebih besar dan mewadahi beberapa primarypackaging secara sekaligus. Contohnya: kardus dan kantongplastic3) Tertiary packagingJenis kemasan yang digunakan untuk meilindungi produk ketikaakan didistribusikan. Contohnya: kontainer dan barrel.Hermawan Kertajaya dalam bukunya Marketing Plus 2000Siasat Memenangkan Persaingan Global (1996:34), tegnologi telahmembuat packaging berubah fungsi, dulu orang bilang “Packagingprotects what it sells (Kemasan melindungi apa yang dijual).”Sekarang, “Packaging sells what it protects (Kemasan menjual apayang dilindungi)”.Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atauwadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya. HalUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

tersebut njadi salah satu pembuktian bahwa sebuah produk dapatmencapai target pasar melalui kemasannya, sehingga dapat dikatakanbahwa sebuah desain kemasan dapat mendorng kesuksesanpemasaran.Untuk bersaing dalam pasar, ada delapan faktor desainkemasan dasar yang harus dipertimbangkan sehingga bisa tampilberbeda dari kompetitor: faktor Keamanan, faktor Ekonomi, faktorPendistribusian, faktor Komunikasi, faktor Ergonomis, faktor Estetika,faktor Identitas dan faktor promosi.c. Metode Analisis DataMetode analisis SWOT ini bertujuan untuk mengungkapkelebihan dan kekurangan dari kue Satu Pondok baik dari segi produk,desain, branding promotion, kesempatan daam meraih positioningpasar dan kemungkinan ancaman dari pesaing.1) Strength (kekuatan)a) Produk kue Satu Pondok sendiri memang sudah di kenalsejak dulu, sekarang ini tanpa adanya pesaing menjadikanproduk kue Satu Pondok menjadi satu-satunya produsen kueSatu yang masih berproduksi sampai sekarang. Untuk produkcindramata kue harga kue Satu pondok terbilang sangatmurah yakni dibawah Rp. 25.000.b) Produk kue satu yang dibuat dengan bahan alami sangataman untuk di konsumsi segala kalangan usia serta cocokdikonsumsi dalam kondisi apapun.c) Bahan baku utama pembuatan kue Satu yakni kacang hijaumenjadi kelebihan di banding produk oleh-oleh lain asalmadiun karena khasiatnya yang tinggi bagi kesehatan.d) Produk yang dibuat dengan bahan alami tanpa campuranpengawet dapat bertahan cukup lama yakni sekitar 3 bulan.2) Weakness (kelemahan)a) Seperti halnya kebanyakan usaha kecil menengah, pemilikbelum begitu memikirkan branding produk yang dibuatnya.Branding produk hanya dibuat seadanya tanpa menunjukancirikhas produk buatanya, hal tersebut berimbas pada belumjelasnya positioning produk di pasar.b) Produsen belum memiliki counter penjualan produknya,pemasaran produk dilakukan dengan cara menitipkan di tokopenjual oleh-oleh serta di rumah untuk melayani pemesanan.c) Segmentasi produk masih sangat sempit, anak muda jamansekarang belum mengenal apa itu kue Satu.d) Kurangnya pengetahuan serta keterbatasan biaya membuatpemilik belum mencoba strategi promosi lain selain darimulut ke mulut.3) Oportunity (Kesempatan)a) Perkembangan dibidang usaha membuat semakin banyaknyaorang luar kota yang dating ke Madiun menjadikanpermintaan akan oleh-oleh khas kota Madiun semakinUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

meningkat dari waktu ke waktu.b) Semakin banyaknya permintaan akan sesuatu yang khas dariMadiun menjadikan sekarang semakin banyaknya toko-tokopenjual oleh-oleh kas Madiun.c) Fokus pemerintah kota dan kabupaten madiun untukmemajukan UKM yang ada di Madiun memberi kesempatanpada pemilik UKM untuk memperkenalkan produknya padaevent-event yang di selenggarakan pemerintah. Event rutinpaling besar terjadi dua kali dalam setahun yakni pada acarahari jadi pemerintah kota dan kabupaten Madiun.d) Produk oleh-oleh lain hanya mengandalkan identitas sebagaiunsur penting penjualan produknya tanpa mimikirkan hal lainseperti tampilan visual produknya dari segi packaging dantampilan vsual merk dagangnya.4) Threat (Ancaman)a) Semakin mahalnya bahan baku serta tidak beraninyaprodusen menaikkan harga jual produk menjadikan sebuahancaman serius yang dialami produk.b) Selalu berinovasinya competitor lain dari segmen oleh-olehkhas Madiun seperti berinovasinya produk brem yang kinisudah menciptakan brem dengan berbagai farian rasa.c) Kemunculan produk kue Bluder khas Madiun yang lebihmodern dan semakin dikenal luas semakin mempersulitprodusen kue tradisional untuk berkembang.B. Pembahasan dan Hasil1. Pembahasana. Konsep KreatifKonsep moderen dan elegan yang diusung dalam strategikreatif rebranding kue Satu Pondok dimaksudkan untuk semakinmemperluas cakupan pemasaran kue Satu Pondok. Pada awalnyaimage kue Satu Pada masyarakat memang hanya kue kelasbawah, oleh karenanya proses rebrending ini ini dilakukan untukmerubah citra produk kue Satu Pondok. Dengan berubahnyapositioning dan brand image tentang kue satu di masyarakat makaakan menjadikan kue satu sebagai kue oleh-oleh yang masuk kesemua golongan yakni kelas menengah dan atas. Denganperubahan citra dan tampilan visual tersebut memungkinkanuntuk melebarkan pemasaran dengan menjual produk di swalayanmodern dan gerai di hotel-hotel di Madiun.Berdasarkan konsep dasar tersebut makan visual brandingdari kue Satu Pondok dirancang dengan menampilkankarakteristik kealamian bahan baku yaitu kacang hijau. Tampilanvisual yang menarik akan menjadi stoping power bagi targetaudience serta memunculkan minat dan pemahaman tentangproduk sehingga muncul adanya tindakan seperti yangdiharapkan. Penerapan visual branding yang baru pada merkPondok akan mencakup pada segala sesuatu yang berhubunganUPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

langsung dengan proses produksi, promosi serta positioningproduk pada pasar.Positioning dapat diartikan rancangan, yaitu upaya untukmenempatkan suatu produk pada benak konsumen sebagai produkyang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Kertajaya(2005:57) positioning adalah “ The strategy for leading yourconsumer credibily”. Positioning adalah menyangkut dankepercayaan kepada pelanggan.Konsumen mengetahui bahwa banyak memang produkoleh-oleh dari Madiun. Namun konsumen memiliki alasan untukmemilih produk kue Satu Pondok ini untuk dijadikan pilihansebagai oleh-oleh yang ingin mereka bawa, disitulah positioningkue Satu Pondok dikatakan berhasil. Dalam perancangan inipositioning yang telah dirumuskan antara lain:1) Kue Satu Pondok sebagai pilihan utama bagi calon konsumenyang memilih produk sehat sebagai pilihan oleh-oleh yang inimereka bawa, diproduksi secara tradisional serta denganbahan baku utama kacang hijau yang kaya akan gizi tanpaadanya tambahan bahan pengawet sudah mampu bertahanlama.2) Sudah memiliki ijin usaha dan sudah bersertifikat badanPOM (BPOM) RI menegaskan kepada calon konsumenbahwa produk kue Satu Pondok sebagai produk yang sudahterjamin kualitasnya.3) Dengan tampilan visual modern merupakan aspek pendukunguntuk menjadikan produk ini sebagai oleh-oleh dari Madiun,karena ketika akan diberikan kepada orang lain, nilai prestigedari tampilan visual produk kue Satu Pondok cuup tinggiwalaupun di dapatkan dengan harga yang tidak terlalu mahal.b. Konsep Media1) Konsep LogoSalah satu elemen yang mengalami perubahan hasildari rebranding produk adalah Logo / Corporate Identity daribrand Pondok. Brand Pondok sebagai produsen kue Satu darimadiun hendaknya memiliki identitas berupa logo yangmenggambarkan seperti apa brand ini, dan bagaimana citrayang ingin dibentuk dalam benak audience/target konsumen.Redesain logo dari Pondok dilakukan atas dasar hasil analisisyang telah dilakukan diatas, hasil rebranding dari logo kueSatu Pondok adalah dengan memunculkan karakteristik daribarand Pondok, dengan logo yang lebih dinamis, Modernserta memiliki nilai keunikan diharapkan bisa ikut merubahcitra produk. penekanan dari segi visual logo baru pondoknantinya akan lebih meninjolkan identitas produk “kue satu”kemudian diikuti dengan produsen pembuatnya yakni“Pondok”.UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Alasan tersebut diambil atas dasar analisis dari tujuanawal yakni untuk mempopulerkan produk “kue Satu” sebagaiproduk oleh-oleh khas Madiun, hal tersebut biasa dilakukanpada produk yang belum begitu dikenal jenisnya olehmasyarakat luas.2) KemasanPemilihan kemasan sebagai salah satu media untukproduk kue Satu Pondok ini tidak lepas dari analisis yangsudah dilakukan. Pembaruan citra corporate id produk tanpapengaplikasian terhadap kemasan tidak akan memberikanefek berarti pada kegiatan rebranding yang dilakukan.Efektifitas kemasan sebagai sarana promosi atauberiklan sangatlah tinggi dikarenakan kemasan menjadi alatinteraksi langsung antara pembuat informasi kepada targetaudience. Kemasan memang menjadi sebuah alat promosiyang murah dan cocok untuk kelas UKM karena memilikiefektifitas ganda, selain sebagai alat pelindung produkdengan kemasan yang baik maka akan juga menarik hatikonsumen untuk percaya terhadap produk di dalamnya.Tanpa harus melakukan promosi besar-besaran di berbagaimedia, kemasan dapat mempersuasi calon konsumen ketikaberada di pusat oleh-oleh.Dengan tampilan yang baik maka kemasan akanterkesan menonjol di banding produk-produk lain di tokooleh-oleh, hal tersebut secara mudah akan menarik rasa ingintahu calon konsumen terhadap produk, ketika peran tersebutsudah berjalan maka peran kedua kemasan untukmenginformasikan produk apa yang ada di dalamnya danmeyakinkan calon konsumen terhadap produk didalamnyamaka peran efektifitas keemasan sebagai media promositercapai.Kemasan special event juga dibuat untuk menarikperhatian konsumen dan bentuk pendekatan produk secarapersonal kepada konsumennya selain juga untuk masuk danmemenfaatkan peluang permintaan di hari-hari besar sepertiIdul Fitri dan hari raya Natal. Memanfaatkan banyaknyaorang yang sedang pulang kampung pada saat musim liburanhari raya tersebut, maka dibuatlah desain khusus sepesialevent hari besar.3) Rak DisplayUntuk menunjang pelebaran cakupan distribusi rakdisplay sangtlah membantu karena sifatnya yang fleksibel.Rak dapat di tempatkan event-event UKM di Madiun, diswalayan-swalayan modern ataupun lobi-lobi hotel untukmemperkenalkan produk kue Satu Pondok sebagai produkkhas Madiun.UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

4) PosterIsi dari media poster yang diambil guna mendukungproses rebranding produk kue Satu Pondok ini adalahdengan memilih poster sebagai media informasi tentangproduk kue Satu Pondok yang sifatnya mempersuasi. Denganberbagai tampilan visual yang menarik diharapkan mampumendorong rasa ingin tahu audience ketika melihat posterdengan mencari tahu langsung untuk datang ke toko oleholeh dan membeli produk kue Satu Pondok.5) BrosurBrosurmenjadi media informasi kepada konsumentantang khasiat kacang ijo yang menjadi bahan utama produkkue Satu Pondok. Peran brosur sebagai media pemberiinformasi langsung kepada calon konsumen serta untuksemakin meyakinkan konsumen tentang produk kue SatuPondok merupakan produk oleh-oleh yang sehat danbermanfaat bagi kesehatan.6) X-BannerX-banner menjadi sarana di mana untuk menjelaskandan menginformasi kepada audience diluar toko bahwa ditoko tersebut menjual produk kue Satu Pondok.7) MerchandiseMedia merchandise menjadi salah satu mediapendukung pempublikasian citra baru dari produsen kue satumerk “Pondok”, selain itu merchandise juga menjadi bentukapresiasi produsen kepada konsumen setianya.2. Hasila. Redesain LogoGambar: Logo Lama Produk Kue Satu Pondok(Sumber: Hendrik P, 2016)Gambar: Logo hasil redesain produk Kue Satu Pondok(Sumber: Hendrik P, 2016)UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Gambar: Paduan Logo Brand Name(Sumber: Hendrik P, 2016)Gambar: Penerapan Logo pada bussines stationery(Sumber: Hendrik P, 2016)UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

b. Hasil Redesain KemasanGambar: Kemasan Primer Regular isi 60 Pcs(Sumber: Hendrik P, 2016)Gambar: Kemasan Primer Regular isi 1 Kg(Sumber: Hendrik P, 2016)UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Gambar: Kemasan Sekunder paper bag(Sumber: Hendrik P, 2016)Gambar: Kemasan sekunder kardus(Sumber: Hendrik P, 2016)c. Media PendukungGambar: Media Pendukung Rak Display, X-Banner, Brosur, Poster Promosidan Marchendise.(Sumber: Hendrik P, 2016)UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

C. KesimpulanProduk kue Satu Pondok semakin tenggelam ditengah persainganpasar yang semakin menjamur dan kompetitif karena lemahnya visualbranding produk Pondok dan kurangnya promosi yang dilakukan. Imageproduk kue Satu Pondok dibenak masyarakat pun mengakibatkan semakinmenurunnya loyalitas konsumen terhadap Produk kue Satu Pondok yangsekarang ini membutuhkan sebuah identitas yang kuat dalam pembentukanbrand atau mereknya sehingga khalayak segmen pasar dapat denganmudah mengingat sekaligus memahami citra yang dibangun oleh produk.Konsep perancangan rebranding mengacu dari data yang didapatselama proses observasi kemudian dianalisis yang akan menjadi dasarperumusan proses rebranding produk kue Satu Pondok. Dari hasil analisismenjadi acuan bahwa rebranding memang sebuah strategi yang tepat gunamenghadapi permasalahan yang dihadapi produk kue Satu Pondok. Hasildari perumusan strategi tersebut menghasilkan beberapa titik fokusperancangan guna menunjang proses rebranding produk kue Satu Pondokantara lain perubahan identitas produk yakni logo dari merk Pondoksebagai produsen kue Satu, perancangan ulang kemasan produk sertaperancangan media komunikasi visual sebagai sarana penunjang hasilrebranding.Hasil yang diharapkan atas perubahan logo produk yaitu merk lebihmemiliki cirikhas yang dapat mengangkat brand image produk dimatakonsumen. Dari segi kemasan, produk dapat menarik perhatian konsumenyang datang ke toko oleh-oleh untuk membeli produk. Media Komunikasivisual lain seperti poster, leaflet, x-banner diharapkan menjadi saranakomunikasi visual yang menginformasikan tentang keberadaan produk kueSatu Pondok. Media-Media tersebut dipilih guna untuk membentu prosespositioning produk kue Satu Pondok yang baru sebagai produk oleh-olehcamilan sehat khas kota Madiun.D. Daftar PustakaAaker A. David. (1996), Manajemen Equitas Merek, Spectrum MitraUtama, Jakarta.Kartajaya, Hermawan. (2000), Marketing Plus 2000 Siasat MemenangkanPersaingan Global, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.Kartajaya, Hermawan. (2005), Hermawan Kartajaya On Positioning,Mizan, Jakarta.Majalah Concept. (2007), vol.3 edisi 18, PT. Concept Media, Jakarta.UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

PENGESAHAN . Jurnal untuk Tugas Akhir dengan judul REBRANDING PERANCANGAN PRODUK KUE SATU "PONDOK" SEBAGAI ALTERNATIF OLEH-OLEH KHAS MADIUNHendrik Pramana Putra, NIM 1112151oleh 024 Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa, Jurusan Desain,