ASPEK-ASPEK PERANCANGAN ARSITEKTUR - Institut Teknologi Bandung

Transcription

ASPEK-ASPEK PERANCANGAN ARSITEKTURDAN IMPLEMENTASINYAPROSIDINGAR 4151SEMINAR ARSITEKTURDosen Pengampu:DEWI LARASATI, S.T., M.T., Ph.D2016-2017

ProsidingAR4151 Seminar ArsitekturASPEK-ASPEK PERANCANGAN ARSITEKTUR DAN IMPLEMENTASINYAEditorsSri SURYANINissa Aulia ARDIANISchool of Architecture, Planning and Policy DevelopmentInstitut Teknologi BandungCopyright and Reprint PermissionAll rights reserved. This book, or parts thereof, may not be reproduced in any form or by any means, electronic or mechanical,including photocopying, recording, or any information storage and retrival system now known or to be invented, withoutwritten permission from Architecture SeminarAll Rights Reserved. 2017 bySchool of Architecture, Planning and Policy DevelopmentInstitut Teknologi BandungJalan Ganesha 10, Bandung, INDONESIATel. 62-22-2504962, Fax. 62-22-2530705

DAFTAR ISIEvaluasi Kenyamanan Studo Arsitektur pada Universitas di Bandung .1Penilaian Masyarakat akan Performa Alun-Alun Bandung Pasca Renovasi . 13Evaluasi Pasca Huni Bangunan Perpustakaan Pusat ITB . 23Pengaruh Perubahan Gaya Hidup Kongko-Kongko Masyarakat Terhadap Desain ArsitekturCafe . 35Preferensi Masyarakat Kota Bandung dalam Memilih Restoran Dilihat dari AspekArsitektural: Studi Kasus Jalan Progo . 45Realita Implementasi Bangunan dengan Konsep Ramah Lingkungan . 65Desain Arsitektur sebagai Prediktor Keberhasilan Art Space di Kota Bandung . 73Tingkat Keberhasilan Konsep Desain Mall Paris Van Java dalam Menarik Pengunjung . 85

AR 4151 – Seminar Arsitektur 2016EVALUASI KENYAMANAN STUDIO ARSITEKTURPADA UNIVERSITAS DI BANDUNGErma TSANIA(1), Erdiani ERWANDI(2), dan Teresa ZEFANYA(3)Program Studi Sarjana ArsitekturSekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan KebijakanInstitut Teknologi BandungEmail: (1)erma.tsania911@gmail.com; (2)erdiani.erwandi@gmail.com; (3)fanytanuriady@gmail.comABSTRAKPendidikan arsitektur membutuhkan kondisi khusus dalam memfasilitasi kegiatanbelajar mengajar berstudio. Studio arsitektur adalah tempat di mana terjadi kegiatanbelajar mengajar arsitektural dan tempat interaksi antara mahasiswa dan mahasiswaserta mahasiswa dan pembimbing. Kualitas studio yang tepat akan meningkatkankualitas lingkungan belajar arsitektur dan kenyamanan pengguna itu sendiri. Tujuanpenelitian ini untuk mengevaluasi kondisi studio dan menentukan persepsi mahasiswaterhadap studio tempat mereka bekerja. Evaluasi kenyamanan studio dilaksanakanmelalui metode berbasis studi literatur, observasi dan pengukuran lapangan,wawancara dan pengambilan kuesioner. Objek penelitian evaluasi studio dipilih empatuniversitas di Bandung sesuai dengan akreditasi yang ditetapkan Kementerian RisetTeknologi dan Perguruan Tinggi, yaitu ITB, UNPAR, UPI, dan UNIKOM. Hasil penelitianini menunjukkan bahwa lingkungan fisik akan memberikan pengaruh langsungterhadap kenyaman pengguna, namun desain ruang studio arsitektur tidak menjadifaktor utama penentu kenyamanan mahasiswa dalam pelaksanakan kegiatan belajarmengajar arsitektural. Faktor utama penentu kenyamanan mahasiswa dalammengerjakan studio perancangan arsitektur ditentukan oleh kurikulum dan peraturanakademik program studi arsitektur masing-masing universitas.Kata Kunci: studio arsitektur, kualitas, kenyamanan, evaluasi, Bandung1.PENDAHULUANStudio arsitektur menjadi pusat pendidikan arsitektur itu sendiri. Oleh karena itu,mahasiswa arsitektur menghabiskan hampir seluruh waktu kuliahnya di dalam studiodesain arsitektur. Akan tetapi, ada kecenderungan mahasiswa mengerjakan tugas studio diluar ruangan studio. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa cenderung produktifmengerjakan tugas studio di luar studio desain.Tempat yang dipilih oleh mahasiswa dalam mengerjakan tugas studio, seringkalitidak cocok untuk digunakan mengerjakan tugas studio. Namun mahasiswa arsitekturtetap memilih mengerjakan tugas-tugas tersebut di luar studio, seperti rumah, kosan, dancafé. Sedangkan beberapa mahasiswa tetap memilih untuk mengerjakan tugas di ruangstudio, walaupun tidak sedikit dari mereka yang mengeluhkan kualitas studio tempatmereka bekerja.Terkait dengan permasalahan di atas, penelitian kualitas studio arsitekturdilaksanakan dengan tujuan untuk mengevaluasi kualitas studio arsitektur terhadapkenyamanan pengguna, khususnya mahasiswa, serta menentukan persepsi mahasiswasebagai pengguna studio terhadap kenyamanan lingkungan belajar studio. Penelitianevaluasi studio ini menghasilkan suatu saran desain studio arsitektur yang dapatmemberikan kenyamanan bagi mahasiswa.Penelitian ini difokuskan pada studio-studio arsitektur pada empat universitas diBandung, yaitu ITB, UNIKOM, UNPAR dan UPI yang dipilih berdasarkan atas perbedaankelengkapan sarana dan prasarana pada program studi arsitektur di setiap universitas1

AR 4151 – Seminar Arsitektur 2016yang telah terakreditasi oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi denganrincian sebagai berikut: ITB, universitas negeri akreditasi A, UNPAR, universitas swastaakreditasi A, UPI, universitas negeri akreditasi B dan UNIKOM, universitas swastaakreditasi B.2.KAJIAN TEORI2.1. Studio sebagai Komponen Utama Pendidikan ArsitekturMenurut Anthony dalam Lueth (2008), budaya pendidikan arsitektur (culture ofarchitectureal education) adalah pembelajaran studio berbasis projek (project-based studioapproach). Sedangkan budaya studio desain arsitektur (architectural design studio culture)adalah suatu interaksi belajar antar mahasiswa dan mahasiswa serta mahasiswa danpembimbing, dimana mahasiswa akan tetap melanjutkan pekerjaan proyek mereka tanpakehadiran pembimbing.Fungsi studio desain arsitektur sebagai komponen utama secara konsekuenmenyebabkan studio arsitektur sebagai ruang utama mahasiswa beraktivitas. Hal inidikarenakan studio menjadi tempat utama kegiatan proses mengajar dan belajarterlaksana. Mahasiswa dan pembimbing menghabiskan sebagian besar waktunya secarasosial maupun akademik di studio. Dengan demikian, studio diharapkan dapatmenyediakan suatu kondisi nyaman baik dari faktor fisik maupun psikologis.2.2. Kualitas Studio Arsitektur Berdasarkan Prinsip Arsitektur TropisMenurut Setiawan (1995), ruang menjadi aspek pembahasan penting dalam studiarsitektur lingkungan. Fungsi ruang sebagai wadah kegiatan manusia harus memenuhikebutuhan pengguna yang secara sinergis akan menciptakan kenyamanan fisik danpsikologis bagi penghuninya. Menurut Herman dalam Obeidat (2012) menyatakan bahwadesain suatu ruang kelas akan mempengaruhi tingkat kreativitas, konsentrasi, perilaku,kinerja, dan kebahagiaan mahasiswa. Oleh karena itu, studio desain arsitektur yangterencana dengan baik, akan meningkatkan pengalaman proses.Penataan interior, kenyamanan perabot, pencahayaan, dan penghawaan di dalamruang studio harus diperhatikan dengan teliti. Menurut SNI Konservasi Energi pada SistemPencahayaan, iluminansi yang dibutuhkan pada ruang gambar adalah 750 lux. Sedangkantemperatur udara interior yang nyaman pada daerah tropis lembab menurut Santoso(2012) adalah 23-260C.2.3. Dampak Kualitas Studio Terhadap Kenyamanan PenggunaPenelitian Tumusiime (2013) terkait persepsi mahasiwa terhadap studio arsitekturmenyebutkan bahwa ukuran studio terkait erat dengan aspek privasi mahasiswa. Ukuranstudio yang besar dapat menyediakan keberagaman aktivitas. Namun ukuran studio yangterlalu besar akan mengakibatkan ketidakefektifan penggunaan ruang, mahasiswacenderung berkumpul di sudut-sudut ruangan. Beberapa mahasiswa juga menginginkansuatu ruang tersendiri untuk menjaga privasi dan konsentrasi mereka. Selain ukuranstudio, interaksi visual yang dihasilkan studio dapat meningkatkan respon positif padaproses belajar mahasiswa. Fasilitas studio yang memadai akan meningkatkan motivasi dankomitmen mahasiswa untuk mengerjakan tugas studio. Selain itu, penggunaan tekstur danwarna pada studio akan meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa.2.4. Evaluasi Studio ArsitekturBerdasarkan penelitian Obeidat (2012) aspek interior menjadi pertimbangan pentingdalam aktivitas belajar mengajar desain. Penelitian tersebut menyebutkan aspek-aspekpenting interior studio desain. Berikut ini urutan empat aspek penting interior studio,yaitu pencahayaan, penataan perabotan, fleksibilitas, dan penghawaan. Pencahayaandianggap penting karena proses desain berurusan dengan garis, bentuk, dan warna.2

AR 4151 – Seminar Arsitektur 2016Aktivitas ini sangat membutuhkan kualitas pencahayaan yang layak. Studio desain jugamembutuhkan perabotan spesifik seperti meja gambar dan kursi yang dapatmengakamodasikan pergerakan, perubahan, dan kenyamanan. Selain itu fleksibilitaspenataan perabotan menjadi sangat penting mengingat tingginya interaksi antar sesamamahasiswa serta mahasiswa dan pembimbing. Penelitian juga menunjukkan aspekpenghawaan merupakan aspek penting dikarenakan suhu mempengaruhi kenyamananproses belajar mengajar desain arsitektur. Warna pada studio desain diungkapkan sebagaiaspek interior yang tidak penting. Selain empat aspek interior tersebut, 86% respondenmengindikasikan bahwa studio desain yang ideal mampu mengakomodasi kebutuhanproses menggambar tangan maupun komputasional.3.DESKRIPSI KASUSPenelitian terhadap kualitas studio arsitektur perlu diadakan untuk mengevaluasikenyamanan pengguna, khususnya mahasiswa, dalam menggunakan studio arsitektur.Penelitian ini difokuskan pada studio-studio arsitektur pada empat universitas di Bandung,yaitu ITB, UNIKOM, UNPAR dan UPI. Pemilihan objek didasarkan atas perbedaankelengkapan sarana dan prasarana pada program studi arsitektur di setiap universitasyang telah terakreditasi oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi denganrincian sebagai berikut: ITB, universitas negeri akreditasi A, UNPAR, universitas swastaakreditasi A, UPI, universitas negeri akreditasi B dan UNIKOM, universitas swastaakreditasi B.Kriteria kenyamanan yang dipilih peneliti dalam mengevaluasi kualitas studioterhadap kenyamanan pengguna, terdiri dari kriteria fisik studio arsitektur dan persepsimahasiswa terhadap kualitas ruang studio arsitektur. Kriteria fisik studio meliputi kondisipencahayaan, kondisi penghawaan, dan kondisi fasilitas yang tersedia pada setiap studioarsitektur. Persepsi mahasiswa terhadap kualitas studio arsitektur meliputi efektivitas danproduktivitas pengerjaan tugas, tingkat konsentrasi mahasiswa selama di ruang studioarsitektur.3.1. Tinjauan KasusData yang dikumpulkan dari setiap Studio Perancangan Arsitektur di ITB, UNPAR,UPI dan UNIKOM meliputi pengguna masing- masing studio, jadwal studio, luas studio,fasilitas yang tersedia di dalam studio, akses menuju studio tersebut serta denah studioyang menunjukkan bentuk dan penataan perabotan di dalam masing- masing studio.Semua studio di UNPAR, UPI dan UNIKOM hanya dapat dipergunakan pada jam studio,sebaliknya studio- studio di ITB dapat digunakan 24 jam pada hari Senin- Sabtu.Tabel 1. Tabel Data Umum Masing – Masing StudioUniversitasITBUNPARStudioLantai 4PenggunaTingkat 2Jadwal StudioSenin dan Selasa,09.00 - 17.00Luas28m x 20mLantai 5Tingkat 3Selasa dan Rabu,09.00 - 17.0028m x 20mLantai 6Tingkat 428m x 20mStudioTugasAkhirTugas AkhirSenin, 11.00 –17.00Selasa, 09.00 –17.00Senin,Selasa,Rabu dan Kamis,09.00 – 17.00GedungXStudioPerancanganArsitektur 5StudioSenin dan Kamis,07.00 – 15.0028m x 34m28m x 20mFasilitas yang TersediaMejatracing,stopkontak, papan tulis, rakmaket, loker barang,panel karyaMejatracing,stopkontak, loker barang,panel karya,Mejagambar,stopkontak, panel karya,mezanin sebagai tempatmaket, kipas anginMejagambar,stopkontak, panel karyaAksesTangga utama,tanggakebakaran, liftMejagambar,stopkontak, papan tulis, ACKoridor utamaTangga utama,tanggakebakaran , liftTangga utama,tanggakebakaranTanggaliftutama,Selasa dan Jumat,3

AR 4151 – Seminar Arsitektur 2016PerancanganArsitektur 6Studio tur 1StudioPerancanganArsitektur 2StudioPerancanganArsitektur 3StudioPerancanganArsitektur 4StudioPerancanganArsitektur 1StudioPerancanganArsitektur 2StudioPerancanganArsitektur 3StudioPerancanganArsitektur 4Lantai 3UNIKOMLantai 7Tingkat 1Tingkat 2Tingkat 307.00 – 15.00Selasa, Rabu danJumat, 07.00 –15.00Selasa dan Jumat,07.00 – 15.0054m27.4mxMeja gambar, lemaripengumpulantugas,panel sebagai sekatantar angkatanKoridor utama,selasar10m x 16mMejabelajar,stopkontak, papan tulis,proyektor , meja maketTangga utama,tanggakebakaran, liftKelas A: Senin, 33, 35 m2Mejagambar,stop07.00 – 13.-00kontak, papan tulis, AC,proyektorKelas B: Senin,13.00 – 19.00Kelas A: Rabu,07.00 – 13.00Kelas B: Rabu,13.00 – 19.00Kelas A: Selasa,07.00 – 13.-00Kelas B: Selasa,13.00 – 19.00(Sumber: Hasil Kuesioner dan Wawancara)Tangga utama,tanggakebakaran, liftSenin dan Kamis,07.00 – 15.00Senin dan Kamis,07.00 – 15.00Selasa dan Jumat,07.00 – 15.00Senin10.00 – 15.00Selasa13.00-17.00Rabu13.00-17.00Kamis07.00 – 10.203.2. Pengumpulan Data1. Data Hasil PengukuranTabel 2. Penghawaan Setiap StudioUniversitasNama StudioACKelembaban(mmHg)TemperaturEfektif (0C)Zona NyamanITBStudio Lantai 4Studio Lantai 5Studio Lantai 6Studio TA-757571.56428272826xxx UNPARStudio Gedung XStudio Gedung 45 85.561.52423 UPIStudio 3-8227 UNIKOMStudio Lantai 7 9025 (Sumber: Hasil Pengukuran di Lapangan)Tabel 3. Pencahayaan StudioUniversitasNama StudioIluminansi (Lux)4

AR 4151 – Seminar Arsitektur 2016ITBStudio Lantai 4Studio Lantai 5Studio Lantai 6Studio TAUNPARStudio GedungXStudio 3536508395375438UPIStudio 338014520012015518011013565UNIKOMStudio Lantai 7356575608510597.57595(Sumber: Hasil Pengukuran di Lapangan)2. Data Hasil Kuesioner dan WawancaraTabel 4. Kehadiran Mahasiswa selama jam StudioTINGKAT KEHADIRAN MAHASISWA DI STUDIOPROSENTASE (%)ITBUNPARUPIUNIKOMHadir dari awal jam studio, pulang setelah jam studio berakhir31.56974.476.5Hadir dari awal jam studio, pulang setelah asistensi32.610.315.417.6Hadir dari awal studio, pulang pada jam istirahat03.400Hadir setelah jam makan siang, pulang setelah jam studio berakhir23.45.10Hadir ketika ada dosen atau ada asistensi L(Sumber: Hasil Pengukuran di Lapangan)Tabel 5. Kehadiran Mahasiswa Setelah Jam StudioKehadiran MahasiswaSetelah Jam StudioPROSENTASE 384.670.6JUMLAH RESPONDEN(ORANG)39293917(Sumber: Hasil Pengukuran di Lapangan)Tabel 6. Aktivitas Mahasiswa yang Dilaksanakan Selama Jam StudioTINGKAT KEHADIRAN MAHASISWA DI STUDIOPROSENTASE (%)ITBUNPARUPIUNIKOMTugas Studio Perancangan Arsitektur95.586.297.494.1Tugas Studio Lain43.86.95.123.5PR Mata Kuliah Lain43.820.75.117.6Jalan-jalan Keliling Studio untuk melihatpekerjaan lain58.455.24129.4Jalan-jalan keluar studio40.434.517.923.5Baca komik. main game, nonton film, dan 51.744.825.647.15

AR 4151 – Seminar Arsitektur 2016Lain-lainTOTAL5.66.905.9100100100100(Sumber: Hasil Pengukuran di Lapangan)Tabel 7. Kegiatan Asistensi yang Dilaksanakan DosenTEMPAT DAN WAKTU ASISTENSIPROSENTASE (%)ITBUNPARUPIUNIKOMStudio pada jam studio70.889.725.682.4Studio di luar jam studio6.702.60Ruang dosen pada jam studio16.96.92.60Ruang dosen di luar jam inTOTAL(Sumber: Hasil Pengukuran di Lapangan)Tabel 8. Tingkat Konsentrasi Pengerjaan Tugas di StudioKESANGGUPAN DALAMBERKONSENTRASIPROSENTASE LAH RESPONDEN(ORANG)15151515(Sumber: Hasil Pengukuran di Lapangan)Tabel 9. Tingkat Keefektifan Pengerjaan Tugas di StudioPROSENTASE N(ORANG)15151515UNIKOM(Sumber: Hasil Pengukuran di Lapangan)4.ANALISIS DAN INTERPRETASI4.1 ANALISIS DATA KUANTITATIF1. Tingkat Pencahayaan Ruang Dalam StudioStandar Pencahayaan berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untukruangan menggambar (dalam kasus ini Studio Perancangan) adalah 750 Lux.2. Tingkat Penghawaan Ruang Dalam Studio6

AR 4151 – Seminar Arsitektur 2016Temperatur udara interior yang nyaman pada daerah tropis lembab menurutSantoso (2012) adalah 230C -260C3. Fasilitas StudioTabel 10. Analisis Data KuantitatifObyek StudiPencahayaan(Lux)Kesimpulan *Penghawaan( C)Kesimpulan 2324VVXX165X27XV77X25VXITBLantai 6Lantai 5Lantai 4TAUNPARGedung45Gedung XUPILantai 3UNIKOMLantai 7*Keterangan : X (memenuhi standar) dan V (tidak memenuhi standar) (Sumber : Hasil Observasi Peneliti )4.2 ANALISIS DATA KUALITATIF4.2.1 ANALISIS DATA KUANTITATIFTingkat kenyamanan dapat tinjau melalui :1. Tingkat Kehadiran Mahasiswa Selama Jam Studio2. Tingkat Kehadiran Mahasiswa Setelah Jam Studio3. Kegiatan Mahasiswa yang Berlangsung di Studio4. Kegiatan Dosen yang Berlangsung di Studio5. Tingkat Pengerjaan Tugas di StudioTabel 11 Tingkat Kehadiran Mahasiswa Selama dan Setelah Jam 4.679.384.670.615.420.715.429.4Selama Jam StudioDari awal sampai akhir studioDari awal sampai asistensiDari awal sampai istirahatDari istirahat sampai akhir studio32.6Setelah Jam StudioBerada di studioMeninggalkan studio(Sumber : Hasil Observasi Peneliti )Berdasarkan Tabel 11 Tingkat Kehadiran di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Kurang dari setengah mahasiswa Arsitektur ITB (dari setiap angkatan) yang hadirdari awal hingga berakhirnya jam studio, namun berlaku sebaliknya untuk UNPAR,UPI, dan UNIKOM.2. Semua mahasiswa Arsitektur dari keempat universitas akan meninggalkan studiomasing – masing setelah jam studio berakhir.Tabel 12. Kegiatan yang berlangsung di StudioITBUNPARUPIUNIKOMMahasiswa7

AR 4151 – Seminar Arsitektur 2016Mengerjakan Tugas SPAJalan – jalan keliling studio untukmelihat pekerjaan orang 647.125.682.4DosenAsistensi pada jam studioAsistensi di luar jam studio7089.7Keterangan : data diambil dari prioritas kegiatan – kegiatan mahasiswa berdasarkan kuisioner.(Sumber : Hasil Observasi Peneliti )Berdasarkan Tabel 12 Kegiatan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Hampir setiap mahasiswa mengerjakan tugas studio Perancangan Arsitektur diStudio.2. Prioritas kegiatan kedua di studio adalah melihat pekerjaan orang lain untukstudio ITB, UNPAR dan UPI, sedangkan makan di studio adalah prioritas keduauntuk mahasiswa Arsitektur UNIKOM.Tabel 13. Tingkat Pengerjaan TugasITB (%)UNPAR (%)UPI (%)UNIKOM (%)6.76013.308006.74006.7400100 %50 %0%06007.602.3602.330Konsentrasi mahasiswa4046.76060Efektivitas pengerjaan *100 %50 %0%Produktifitas *** ditinjau berdasarkan tingkat pengerjaan tugas studio selama jam studio**ditinjau berdasarkan tingkat penyelesaian tugas studio selama jam studioBerdasarkan Tabel 13 Tingkat Pengerjaan Tugas di atas, dapat disimpulkan sebagaiberikut :1. Mahasiswa Arsitektur yang sama sekali tidak bisa mengerjakan tugas selama jamstudio di studio hanya terdapat di ITB dan UNPAR.2. Mahasiswa Arsitektur yang tidak bisa menyelesaikan tugas hingga selesai di studiohanya terdapat di ITB dan UNPAR.3. Mahasiswa Arsitektur ITB dan UNPAR lebih sulit berkonsentrasi dalam pengerjaantugas ketika di studio, berlaku sebaliknya untuk mahasiswa UPI dan UNIKOM.4.3 INTERPRETASI DATA4.3.1 Interpretasi Data KuantitatifBerdasarkan analisis data fisik studio arsitektur yang terdiri dari kondisipencahayaan dan penghawaan serta data fasilitas penunjang studio dari masing-masingstudio di ITB, UNPAR, UPI dan UNIKOM dapat diketahui bahwa :1. Kondisi pencahayaan pada keempat universitas objek, tidak ada yang memenuhiSNI pencahayaan pada ruang gambar yaitu 750 lux2. Kondisi penghawaan pada studio ITB yang memenuhi standar penghawaan yakni230C -260C hanya pada studio Tugas Akhir. Sedangkan kondisi penghawaan studioUPI tidak memenuhi standar suhu kenyamanan. Studio UNPAR dan UNIKOM jugatidak memenuhi standar penghawaan karena menggunakan penghawaan buatan.8

AR 4151 – Seminar Arsitektur 20163. Kondisi fasilitas studio di ITB dan di UPI memiliki fasilitas penunjang yang cukuplengkap, sedangkan studio di UNPAR dan di UNIKOM tidak memiliki fasilitaspenunjang yang lengkap.4.3.2 Interpretasi Data KuantitatifTingkat kenyamanan studio Arsitektur ITB, UNPAR, UPI dan UNIKOM dapat ditinjaumelalui :Tabel 14. Interpretasi DataFaktor Penentua.Kehadiran selama jam studio.Studio ITB tidak nyaman karena kurang darisetengah jumlah angkatan yang hadir penuhselama jam studio.Studio UNPAR, UPI dan UNIKOM nyamankarena lebih dari setengah jumlah angkatan yanghadir penuh selama jam studio.a.Kehadiran setelah jam studio.Studio ITB, UNPAR, UPI dan UNIKOM tidaknyaman karena semua mahasiswanyameninggalkan studio setelah jam studio selesai.KondisiStudio UNPAR, UPI dan UNIKOM memiliki fungsiganda selain sebagai studio perancangan jugasekaligus sebagai kelas. Selain itu juga terdapattugas harian yang harus dikumpulkan pada saatitu.Studio UNPAR, UPI dan UNIKOM memiliki batasanpenggunaan karena adanya pergantian penggunasetelah jam studio berakhir. Hal ini dikarenakansemua angkatan menggunakan satu studio yangsama.Interpretasi data yang diperoleh :--Mahasiswa Arsitektur UNPAR, UPI dan UNIKOM memiliki tingkat kehadiran yang tinggi dikarenakanterdapat penambahan fungsi dan adanya batasan waktu penggunaan studio serta penambahansubstansi kewajiban di studio yang secara tidak langsung mengharuskan mahasiswanya untuk datangselama jam studio (dari awal hingga berakhirnya jam studio)Mahasiswa Arsitektur ITB memiliki tingkat kehadiran yang paling rendah meskipun tidak ada batasanwaktu dan jenis penggunaan serta kepemilikan tempat yang sudah jelas dimiliki secara perorangan.Tingkat kehadiran mahasiswa Arsitektur di studio tidak dipengaruhi oleh tingkat kenyamanan ruangstudio.-Studio arsitektur ITB diinterpretasikan tidak nyaman dikarenakan mahasiswa yang hadir secara penuhpada jam studio arsitektur dari awal hingga akhir hanya kurang dari setengah jumlah total mahasiswa.Di lain pihak, studio arsitektur pada universitas lain dapat diinterpretasikan nyaman karena mahasiswayang hadir pada jam studio arsitektur dari awal hingga akhir lebih dari setengah jumlah totalmahasiswa.-Berdasarkan faktor kehadiran mahasiswa setelah jam studio, dapat diinterpretasikan bahwa seluruhstudio di keempat universitas tidak nyaman dikarenakan seluruh mahasiswa meninggalkan studiosetelah jam studio selesai.b.Kegiatan mahasiswaStudio ITB, UNPAR, UPI dan UNIKOM nyamansebagai tempat untuk mengerjakan tugas studioStudio ITB, UNPAR, dan UPI nyaman sebagaitempat untuk melihat pekerjaan teman di dalamstudio.a.Studio ITB dan UPI memiliki fasilitas gambar yanglengkap, berbanding terbalik dengan studioUNPAR dan UNIKOM.Tata letak peralatan gambar di dalam studioUNIKOMtidaksesuaidenganstandarkenyamanan studio.Kegiatan dosenStudio ITB, UPI, dan UNIKOM nyaman sebagaitempat untuk asistensi sedangkan UNPAR tidak.9

AR 4151 – Seminar Arsitektur 2016c.Pengerjaan tugas studioStudio ITB dan UNPAR tidak nyaman karenamahasiswanya memiliki tingkat konsentrasi danpengerjaan hingga penyelesaian tugas di studioyang rendah, berbanding terbalik dengan UNIKOMdan UPI.Standar tempat yang dibutuhkan oleh mahasiswaArsitektur ITB lebih tinggi disbanding mahasiswaArsitektur UNPAR, UPI dan UNIKOM. Didukungoleh data penyelesaian tugas, mahasiswaArsitektur ITB lebih banyak yang mengerjakan ditempat co – working space.Interpretasi data yang diperoleh :-Mahasiswa Arsitektur UNIKOM dan UPI merasa nyaman dengan studio yang sudah ada jika dilihat daritingkat konsentrasi dan pengerjaan hingga penyelesaian tugas di studio yang tinggi. Hal ini juga didasarioleh universitas yang terakreditasi B dimana pemenuhan kebutuhan sudah tercukupi secara standar.Mahasiswa Arsitektur UNPAR tidak nyaman karena dengan belum lengkapnya fasilitas sebagaiuniversitas terakreditasi A maka sulit untuk mencapai konsentrasi hingga mampu menyelesaikan tugasdi studio.Sedangkan mahasiswa Arsitektur ITB menetapkan standar yang lebih tinggi dalam hal pemenuhankebutuhan studio meskipun sebagai universitas yang terakreditasi A sudah sesuai standar kelengkapanfasilitasnya.(Sumber: Analisis Peneliti )5.PENUTUPLingkungan belajar studio desain arsitektur menjadi komponen tunggal dalam sistempendidikan arsitektur, sehingga fasilitas dan kualitas studio harus dipenuhi pihakuniversitas dengan benar. Para pendidik arsitektur dan mahasiswa menghabiskan waktuyang lama di dalam studio, baik secara teoritikal maupun praktikal. Kualitas fisik ruangstudio akan memberikan dampak langsung terhadap kenyamanan penghuni studio.Kualitas pencahayaan dan temperature adalah komonen yang sangat penting dalammenciptakan ruang interior studio arsitektur. Selain itu, komponen perabot studioseharusnya dapat dipindahkan, dapat disesuaikan, dan fleksibel. Tersedianya ruangpenyimpanan yang cukup dan mudah diakses akan menambah kualitas kenyaman studiobagi penggunanya.Kebutuhan studio saat ini, tidak hanya terbatas pada proses menggambar tangansecara tradisional, namun juga kebutuhan desain dengan penggunaan computer. Olehkarena itu, perlu diperhatikan fasilitas penunjang studio terkait dengan kemajuanteknologi digital, seperti stop kontak dan wifi. Dengan demikian dapat tercipta lingkunganbelajar studio yang nyaman dan menyenangkan.Dampak dari kualitas fisik studio sebagai tempat belajar utama pendidikan arsitekturmenjadi isu penting yang harus diperhatikan untuk mencapai lingkungan belajar yangnyaman. Namun, kualitas fisik bukan menjadi faktor utama yang menentukan kriteriakenyamanan mahasiswa mengerjakan tugas di studio. Kurikulum dan peraturan akademikyang berperan utama dalam menentukan kenyamanan mahasiswa. Berdaasarkan analisis,faktor yang lebih dominan mempengaruhi kenyamanan adalah peraturan dan kewajibanstudio. Sehingga harus ada keseimbangan antara beban studio dengan kualitas studio.Namun bukan berarti pemadatan kurikulum diperlukan untuk ‘menahan’ mahasiswa untukberada di studio. Sehingga yang lebih penting adalah bagaimana program studimenciptakan suasana place making bagi studio dan mahasiswanya, jadi kesan mahasiswaterpaksa atau tertahan tertiadakan.6.DAFTAR PUSTAKAAliyu et al. 2014. Design and Construction of a Drafting Table and Chair using Ergonomic Principles.Int.J(2):973976Badan Standardisasi Naisonal.2000.SNI Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan. BSN. Jakarta.Evans, H. Benjamin. 1980. Daylight in Architecture. New York : Architectural Record McGraw-Hill PublicationCompanyGartiwa, M. (2010). Morfologi Bangunan dalam Konteks Kebudayaan. Bandung. Muara Indah.10

AR 4151 – Seminar Arsitektur 2016Gross, M.D. dan Do, E.Y. 1997. The Design Studio Approach : Learning Design in Architecture Education. DesignEducation Workshop, J. Kolodner & M. Guzdial (eds.) Edu Tech/NSF, College of Computing, GeorgiaInstitute of Techonology, September 8-9, Atlanta.Lueth, P.L.O. 2008. The architectural design studio as a learning environment : a qualitative exploration ofarchitecture design student learning experiences in design studios from first-thuough fourth-year.Dissertation. Iowa State University. Iowa.Lee, G. Learning Spaces. Achitecture University of Nottingham.Obeidat, A dan Al-Share,R. 2012. Quality Learning Environments: Design-Studio Classroom. Asian Culture andHistory Vol. 4, No2, July 1, 2012. Canadian Center of Science and Education.Panero, J. dan Zelnik, M. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior Buku Panduan untuk Standar PedomanPerancangan. Jakarta: ErlanggaSantoso, E.I. 2012. Kenyamanan Termal Interior pada Bangunan di Daerah Beriklim Tropis Lembab. IndonesiaGreen Technology Journal Vol. 1 No. 1, 2012.Setiawan, H. 1995. Arsitektur Lingkungan dan Perilaku: Suatu Pengantar ke Teori, Metodologi dan Aplikasi.Jakarta. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidakan dan Kebudayaan.Tumusiime, H. 2013. Learning in Architecture : Students’ perception of the architecture studio. AAE Conference2013. Faculty of the Built Environment, Uganda Martyrs University. Uganda.11

AR 4151 – Seminar Arsitektur 201612

AR 4151 – Seminar Arsitektur 2016PENILAIAN MASYARAKAT AKAN PERFORMA ALUN-ALUNBANDUNG PASCA RENOVASIAdisti YONITA(1), Pradnya SIGMANANDYA(2), dan Ashari YUDHA(3)Program Studi Sarjana ArsitekturSekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan KebijakanInstitut Teknologi BandungEmail: (1)adistiwidia@students.itb.ac.id; (2)pradnyaemeralda@students.itb.ac.id; (3)ashari.yudha10@gmail.comABSTRAKRuang terbuka publik merupakan aspek penting dari sebuah perkotaan yang dinilaimemiliki kontribusi positif bagi kualitas kehidupan masyarakatnya. Akan hal tersebut,dewasa ini Pemerintah Kota Bandung mulai concern meningkatkan kualitas dankuantitas ruang publik yang ada di Kota Bandung dalam upaya peningkatan tarafkebahagiaan masyarakatnya. Mengambil salah satu contoh kasus Alun-Alun Bandungyang pada akhir tahun 2014 lalu direnovasi dan mengalami perubahan yang cukupsignifikan, kami melakukan penelitian akan bagaimana tingkat kepuasan masyarakatterhadap Alun-Alun Bandung saat ini. Respon yang didapat ternyata memperlihatkanbahwa masyarakat jauh lebih senang akan fasilitas Alun-Alun Bandung saat inidibandingkan dengan sebelum direnovasi. Hal ini kami simpulkan dari data-data yangtelah kami ambil dan lakukan. Walaupun telah mendapat respon yang baik, tentu lahmasih ada aspek yang perlu diperbaiki dan dievaluasi, seperti kurangnya naungan danaspek natural. Aspek-aspek yang harus diperbaiki tersebut nantinya akan membantupeningkatan pe

AR 4151 - Seminar Arsitektur 2016 4 Perancangan Arsitektur 6 07.00 - 15.00 Studio Akhir Arsitektur Selasa, Rabu dan Jumat, 07.00 - 15.00 Gedung 45 Studio Perancangan