BAB IV KONSEP PEMIKIRAN STEPHEN R. COVEY DAN KH.

Transcription

BAB IVKONSEP PEMIKIRAN STEPHEN R. COVEY DAN KH. IMAMZARKASYI TENTANG PEMBENTUKAN KARAKTERA. Konsep Pemikiran Stephen R. Covey Tentang Karakter1. Karakteristik Dasar Pemikiran Stephen R. Covey Tentang Karaktera. Pengertian Karakter Perspektif Stephen R. CoveyDasar pemikiran yang disampaikan Covey adalah sederhana. Coveymeyakini bahwa ada prinsip-prinsip dasar bagi kehidupan yang efektif.Orang hanya dapat mengalami kesuksesan nyata dan kebahagiaan terusmenerus selama mereka belajar dan memadukan prinsip-prinsip tersebutpada karakter dasar mereka.Covey menamakan prinsip ini sebagai “etika karakter” yangdidasarkan pada hukum-hukum alam dalam dimensi hidup manusia yangmemang nyata, tidak berubah, tidak terbantahkan keberadaanya sepertiadanya grafitasi dalam dunia fisika. Covey memandang pernyataantersebut sebagai suatu “realitas objektif'.1Prinsip bagi Covey merupakanhukum alam yang tidak dapatdilanggar. Covey menyatakan:1Stephen R. Covey, Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif, (Terj.) Budijanto,dengan judul asli The 7 Habits of Highly Effective People, (Jakarta : Bina Rupa Aksara, 1997),h.21.91

92“Prinsip-prinsip yang saya jadikan landasan bukanalah gagasanesoterik, misterius ataupun religius. Tidak ada satu prinsip yang sayaajarkan khas bagi iman atau agama tertentu termasuk iman dan agamasaya. Prinsip-prinsip yang saya jadikan landasan merupakan bagiandari sebagaian besar agama utama, filosofi sosial dan sistem etika yangabadi”.2Menurut Covey prinsip-prinsip atau hukum alam ini dapat dibuktikansendiri dan dapat dengan mudah diabsahkan oleh siapapun. Seolah-olahprinsip ini merupakan bagian dari kondisi kesadaran suara hati manusia.Prinsip merupakan pedoman berperilaku yang terbukti mempunyai nilaiyang langgeng dan permanen. Prinsip bersifat mendasar. Prinsip padadasarnya tidak dapat disangkal karena dengan sendirinya sudah jelas.Prinsip-prinsip ini ada di dalam semua diri manusia, terlepas dari kondisisosial dan loyalitas yang ada. Covey memberikan sebuah contoh tentangprinsip fairness (keadilan). Anak-anak yang masih kecil juga memilikiperasaan bawaan tentang keadilan meskipun pengalaman kondisi yang adaberlawanan. Ada perbedaan besar terhadap cara keadilan didefinisikan dandicapai, tetapi ada sebuah kesadaran mendasar yang hampir universaltentang konsep ini. Contoh lain tentang prinsip integritas dan kejujuran.Keduanya membentuk dasar kepercayaan yang essensial untuk kerja samadan pertumbuhan pribadi dan antar pribadi dalam jangka panjang.3Prinsip bagi Covey bukan praktek. Karena praktek adalah aktivitasatau aksi tertentu. Prinsip bukan sebuah nilai. Karena nilai sifatnya internal23Ibid., h.22-23.Ibid.

93dan subjektif serta mewakili apa yang menjadi prioritas utama dan yangmembimbing perilaku dalam diri pribadi seseorang. Covey menyatakan:“Semua orang punya nilai-nilai; bahkan geng-geng pun memiliki nilai.Nilai-nilai melandasi perilaku manusia, akan tetapi prinsip-prinsipmelandasi ganjaran dari perilaku. Prinsip itu tidak tergantung kita,prinsip itu tetap berlaku terlepas kita sadari atau tidak dan salah satucara untuk mengerti dengan cepat sifat yang jelas dari prinsip cukuplahdengan mempertimbangkan absurditas upaya menjalani kehidupanyang efektif berdasarkan apa yang berlawanan dengan sebuah prinsip.Saya ragu ada orang yang secara serius mempertimbangkanketidakadilan, kebohongan, penghinaan, ketidakbergunaan, rendah dirisebagai dasar yang kokoh untuk kebahagiaan dan keberhasilan yangkekal”.4Berangkat dari asumsi dasar di atas, Covey menyebut karakter sebagaigabungan kebiasaan-kebiasaan kehidupan manusia. Kebiasaan adalahfaktor yang kuat dalam hidup. Karena konsisten, perbuatan yang seringtidak sadari, sehingga kebiasaan secara terus menerus, setiap hari, akanmengekspresikan karakter seseorang dan menghasilkan kegiatan yangefektif ataupun tidak efektif bagi seseorang.5 Seperti bunyi pepatah yang dikutip Covey “Taburlah gagasan, tuailah perbuatan; taburlah perbuatan,tuailah kebiasaan; taburlah kebiasaan, tuailah karakter; taburlah karakter,tuailah nasib”. Artinya, untuk membangun suatu karakter yang kokoh,baik dan sukses tidaklah cukup hanya dengan membaca buku, bahkanpelatihan pelatihan yang memakan waktu lama. Namun, dibutuhkansebuah mekanisme yang terarah dan tiada henti serta berkesinambungan.45Ibid., h.24.Ibid., h.35-37.

94Covey mengutip Horace Mann, seorang pendidik besar di Amerikayang mengatakan; “Kebiasaan itu seperti kabel. Kita menenun seuntaidemi seuntai setiap hari dan segera kebiasaan itu tidak dapat menyatakanketidaksetujuannya di bagian akhir kalimat yang menyatakan kebiasaantidak dapat diputuskan. Bagi Covey kebiasaan dapat dipelajari dan dapatdiusahakan. Menurutnya kebiasaan yang sudah mengakar dalamkepribadian seseorang memang sulit untuk diubah, akan tetapi kebiasaandapat diubah melalui proses dan komitmen yang luar adalahpersinggungan antara pengetahuan (knowlegde), ketrampilan (skill) dankeinginan (desire). Pengetahuan adalah paradigma teoritis apa yang harusdilakukan dan mengapa dilakukan. Ketrampilan adalah bagaimanamelakukan. Dan keinginan adalah motivasi, keinginan untuk melakukan.Ketiga hal ini yang melandasi kebiasaan seseorang jika kurang dari salahsatu bukanlah disebut kebiasaan.Dapat disimpulkan bahwa karakter adalah gabungan dari kebiasaankebiasaan yang terus-menerus dilakukan dan mengakar kuat dalamkepribadian seseorang.6Ibid.

95b. Tujuan Pendidikan Karakter Perspektif Stephen R. CoveySecara implisit Covey berbicara masalah pendidikan tergambar dalambukunya the Leader in Me, Covey menyatakan: “We only get one chanceto prepare our students for a future that none of us can possibly predict.What are we going to do with that one chance?” (Kita hanya memiliki satukesempatan untuk mempersiapkan anak didik kita untuk suatu masa depanyang tidak kita ketahui bagaimana memprediksinya, apakah yang sudahkita lakukan untuk satu kesempatan ini?). 7Manurut Covey dunia telah memasuki era perubahan yang paling besardan menantang dalam sejarah manusia. Kalangan pendidikan sendiri,pebisnis, maupun tata kehidupan masyarakat, ternyata membutuhkangenerasi muda yang tidak hanya tinggi dalam nilai akademik. Tetapi lebihdari itu, masa depan membutuhkan generasi muda yang menguasaiketrampilan dasar, ketrampilan kepemimpinan, yang sangat dibutuhkanuntuk kehidupan sehari-hari atau lebih singkatnya memiliki karakter yangkuat dan mengakar dalam kehidupan pribadi seseorang.Untuk memperoleh kebiasaan efektif (karakter) Covey menemukandalam penelitiannya dan menyusun secara logis dan sistematis sebuahkebiasaan yang didasarkan kepada prinsip yang kekal dan nilai-nilai yang7Stephen R. Covey, Kisah Sukses Sekolah dan Pendidik Menggali Potensi TerbesarSetiap Anak, (terj.) Fairano Ilyas, dari judul asli The Leader In Me: How Schools and ParentsAround the World are Inspiring Greatness One Child At a Time, (Jakarta : PT.Gramedia Pustaka,2009), h.xxv.

96universal yaitu tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif (the 7 habitsof highly effective people).Menurut Covey tujuh kebiasaan bukanlah seperangkat formulapemberi semangat yang terpisah-pisah ataupun terpotong. Tujuh kebiasaanberdasarkan prinsip selaras dengan hukum alam. Ketujuh kebiasaanmemberikan pendekatan yang meningkat, berurutan, dan sangat terpadubagi perkembangan efektifitas pribadi dan antar pribadi. Kebiasaankebiasaan ini dapat meningkatkan secara progressif pada ukemandirian(independence) sampai kepada kesalingtergantungan (interdepedence).8Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan dengan formulasipembentukan karakter tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektifmemiliki tujuan agar seseorang mampu menjadi cetak biru bagi siapapunyang berminat untuk mengembangkan dirinya, mampu menuntun orangdalam mencari kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat. Manfaat di sini,tidak hanya sisi pribadi akan tetapi seluruh komponen masyarakat baikkeluarga, organisasi masyarakat baik itu sekolah dan manajemenperusahaan agar berkembang lebih efektif dan menjadi pribadi yangmemiliki integritas.8Ibid., h.38.

972. Konsep Pembentukan Karakter Perspektif Stephen R. CoveyKonsep pembentukan karakter dengan tujuh kebiasaan, secara rinciCovey tidak menjelaskan nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandungdi dalam tujuh kebiasaan, tetapi dalam berbagai penjelasan yangdijabarkan Covey dalam tulisan-tulisannya secara eksplisit tergambarkan.Dengan demikian tujuh kebiasaan mengandung nilai-nilai keutamaan sertanilai-nilai pendidikan karakter. Konsep pembentukan karakter berbasispada tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif dan nilai pendidikankarakter yang terkandung akan dijelaskan sebagai berikut :1) Proaktif (Proactive)Di antara stimulus (rangsangan) dan respons (tanggapan), manusiamemiliki kebebasan untuk memilih sesuatu yang diinginkannya.Menurut Covey dalam kebebasan memilih inilah terdapat anugerahTuhan yang menjadikan manusia unik. Keunikan ini adalah manusiamemiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya. Manusia memilikiimajinasi yaitu suatu kemampuan untuk menciptakan impian dalambenak di luar kenyataan (realitas). Manusia memiliki suara hati yaitukesadaran batin tentang sebuah nilai benar dan salah, serta manusia

98memiliki kehendak bebas yaitu suatu kemampun untuk bertindakberdasarkan kesadaran diri dan bebas dari semua pengaruh.9Kebebasan atau kemampuan memilih respon sesuai dengan nilainilai yang dianut dan didasari oleh kesadaran diri (self awarrness)disebut proaktif. Sikap proaktif bagi Covey bersumber dari kesadarandiri, imajinasi, suara hati, dan kehendak bebas yang berasal dari diri.Proaktif disebut Covey sebagai prinsip visi pribadi.10Covey mendefinisikan orang yang proaktif memiliki tanggungjawab, tidak menyalahkan keadaan, kondisi, atau pengkondisian atasperilaku yang telah dilakukan. Orang yang proaktif akan secara sadarmemilih apa yang akan dikerjakan berdasarkan nilai, bukan berdasarpada perasaan. Lawan proaktif adalah reaktif. Sikap reaktif adalahsebuah sikap yang memberikan kebebasan pada suasana hati, perasaandan keadaan untuk menentukan respon.Bersikap proaktif tidak cukup hanya dengan mengambil inisiatifnamun juga bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya. Seorangyang proaktif memiliki kebebasan memilih sendiri keputusankeputusannya dan bertanggung jawab akan akibat dari keputusannyaitu. Sedangkan seorang yang reaktif sikapnya berdasarkan kondisi atausikap orang lain. Orang reaktif tidak merasa bertanggung jawab atas9Stephen R. Covey, Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif, Ibid. h.58.Ibid., h.59-61.10

99tindakan-tindakannya sehingga selalu menyalahkan keadaan atauorang lain.Orang reaktif seringkali digerakkan oleh perasaan, keadaan,kondisi lingkungan disekitar mereka. Gambaran dari sikap reaktif yaitujika cuaca bagus, orang reaktif akan merasa senang. Jika tidak, cuacaitu akan mempengaruhi sikap dan prestasi. Sebaliknya orang bersikapproaktif dapat mengatur cuaca mereka, karena bagi orang proaktifcuaca cerah ataupun tidak, tidak dapat mempengaruhi kehidupan orangproaktif.Covey menjelaskan lebih lanjut orang proaktif memfokuskankegiatan mereka di dalam lingkaran pengaruhnya. Sifat dari energiorang proaktif adalah positif, yang menghasilkan perubahan terhadaplingkaran pengarung yang semakin meningkat. Sebaliknya orangreaktif memfokuskan kegiatan mereka di dalam lingkaran keperdulian.Orang reaktif berfokus kepada kelemahan orang lain, masalah-masalahdi lingkungan dan keadaan sekitar yang tidak bisa dikendalikan. Fokusorang reaktif mengakibatkan sikap menyalahkan dan menuduh, sertaperasaan menjadi korban. Sifat energi dari orang reaktif adalah negatif.Sehingga menyebabkan lingkaran pengaruh orang reaktif akansemakin menyusut.1111Ibid., h.73.

100Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kebiasaanproaktif adalah memiliki tanggungjawab (responbility), mandiri,komitmen dalam memenuhi janji baik pada diri sendiri dan orang lain,dan integritas.2) Memulai Dengan Tujuan Akhir (Begin With The End In Mind)Kebiasaan kedua memulai dengan tujuan akhir adalah kebiasaanagar memiliki visi, misi dan tujuan. Kebiasaan ini menunjukkan arahdan cara menjalani hidup serta menentukan hal-hal yang penting dalamhidup. Merujuk pada tujuan akhir adalah untuk memulai hari inidengan bayangan, gambaran, atau paradigma akhir kehidupan sebagaikerangka acuan atau kriteria yang menjadi dasar untuk menguji segalasesuatu.12Merujuk pada tujuan berarti memulai sesuatu perbuatan denganmemperjelas tujuan yang ingin dicapai. Dengan merujuk pada tujuanakhir seseorang akan mengetahui arah dan tujuan dalam hidup.Kebiasaan merujuk pada tujuan akhir menurut Covey didasarkan padaanugerah manusia yang unik yaitu imajinasi dan suara hati. Imajinasiadalah suatu kemampuan untuk menciptakan impian dalam benak diluar kenyataan (realitas), serta menciptakan pikiran tentang suatu halyang tidak dapat di lihat sekarang. Adapun suara hati adalah suatu12Ibid., h.87-88.

101kemampuan untuk mendeteksi keunikan diri sendiri, serta menemukanpedoman, moral, dan etis pribadi.Kebiasaan kedua merupakan prinsip kepemimpinan pribadi. BagiCovey kepemimpinan bukanlah manajemen. Kepemimpinan menurutCovey sangat erat urusannya dengan kebijakan penting. Sedangkanmanajemen berurusan dengan efisiensi dalam melaksanakan pekerjaandengan benar. Dengan prinsip kepemimpinan pribadi seseorang dapatdengan bebas menentukan arah, nilai dan tujuan hidup yang ingindicapai.Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kebiasaanmemulai pada tujuan akhir adalah mandiri, memiliki impian, tujuanhidup (visioner), kreatif, inisiatif, memiliki komitmen yang tinggi,kerja keras, dan pantang meyerah.3) Dahulukan yang Utama (Put First Things First)Kebiasaan mendahulukan yang utama adalah prinsip manajemenpribadi. Kebiasaan mendahulukan yang utama merupakan kebiasaanyang menuntut integritas, disiplin dan komitmen. Kebiasaan ketigamerupakan perwujudan dari kebebasan memilih dan berkehendak yangdidasarkan pada prinsip. Dan melakukan pekerjaan berdasarkan skala

102prioritas(visi, misi dan tujuan hidup) yang telah ditentukan olehkebiasaan kedua.13Kebiasaan mendahulukan utama didasarkan pada anugerah Tuhankepada manusia yaitu kehendak bebas. Kehendak bebas adalahkemampuan untuk mengambil keputusan dan membuat pilihan sertabertindak sesuai dengan keputusan dan pilihan tersebut. Denganadanya kehendak bebas ini manusia memiliki kehendak untukmengatur diri pribadi dengan efektif. Menurut Covey kehendak bebasyang diberikan oleh Tuhan kepada manusia merupakan hal yang sangatmenakjubkan. Dengan kehendak ini manusia dapat bebas menentukanpilihan-pilihan hidup.Kebiasaan mendahulukan utama, menurut Covey berhubungandengan manajemen waktu. Manajemen waktu merupakan keahlianpenting untuk manajemen pribadi. Dengan memiliki keahlianmanajemen waktu seseorang dapat membedakan aktivitas yang penting(important) dan aktivitas yang mendesak (urgent). Menurut Covey :“Sesuatu yang mendesak selalu "menyerang" kita, dan biasanya kitabereaksi terhadapnya. Sehingga waktu kita banyak yang habis untukmengurusi hal-hal yang mendesak ini, dan seringkali melupakan halhal yang justru penting”.141314Ibid., h.139.Ibid., h.143.

103Dengan membiasakan kebiasaan mendahulukan yang utamaseseorang dapat menentukan aktivitas menurut skala prioritas denganefektif serta pandai menggunakan waktunya untuk mengelola hal-halyang penting. Dan sikapnya yang proaktif akan mengurangi timbulnyahal-hal yang mendesak.Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kebiasaandahulukan yang utama adalah mandiri, disiplin, dapat dipercaya, adil,bijaksana, memiliki komitmen, memiliki prioritas dalam penggunaanwaktu dan hal-hal yang penting.4) Berfikir Menang/Menang (Think Win/Win)Berfikir menang/menang adalah prinsip kepemimpinan antarpribadi. Berfikir menang/menang menurut Covey bukanlah sebuahtehnik, melainkan filosofi total interaksi manusia. Covey menyatakanterdapat enam paradigma interaksi manusia yang terdapat danmenang/menang, atau tidak sama sekali.Menang/menang adalah kerangka pikiran dan hati yang terusmenerus mencari keuntungan bersama dalam semua interaksi manusia.menang/menang melihat kehidupan sebagai arena kooperatif, bukanarena kompetitif.alternatif ketiga.Menang/menang adalah kepercayaan akan adanya

ahcenderung menggunakan jabatan, kekuasaan, mandat, barang milik,atau kepribadian untuk mendapatkan apa yang diinginkan.Kalah/menang lebih buruk daripada menang/kalah karena tidakmempunyai harapan, dan tidak mempunyai visi. Baik menang/kalahmaupun kalah/menang adalah posisi yang lemah, yang didasarkan padarasa iri dalam pribadi.Ketika dua orang menang/kalah berkumpul yaitu ketika dua orangyang ulet, berkepala batu, dan berinvestasi pada ego kemudian salingberinteraksi maka hasilnya adalah kalah/kalah. Kalah/kalah jugamerupakan filosofi orang yang sangat bergantung, yang menderita danberfikir semua orang harus menderita.15Berfikir menang/menang adalah kebiasaan kepemimpinan antarpribadi. Kebiasaan ini memerlukan latihan pada masing-masinganugerah manusia yaitu kesadaran diri, imajinasi, suara hati dankehendak bebas. Menurut Covey prinsip menang/menang adalah dasaruntu keberhasilan pada semua interaksi.Berfikir menang/menang berasal dari karakter yang dicirikandengan kejujuran (menyesuaikan kata dengan perbuatan), integritas(menyesuaikan perbuatan dengan kata), kematangan (keseimbanganantara ketegasan dan toleransi), dan mentalitas kelimpahan (keyakinan15Ibid., h.203-212.

105bahwa karunia Tuhan tersedia tanpa batas bagi siapapun yangmengikuti prinsip atau hukum alam).16Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kebiasaanberfikir menang-menang adalah toleransi, tegas, menghargai oranglain, dan peduli.5) Berusaha Mengerti Dahulu, Baru Meminta Dimengerti (Seek FirstTo Understand Then To Be Understood)Berusaha mengerti dahulu, baru meminta dimengerti merupakansebuah kebiasaan yang didasarkan pada prinsip komunikasi empatik.Berusaha mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti adalah prinsipyang menjadi kunci untuk komunikasi antar pribadi yang efektif.Membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan merupakanbentuk dari komunikasi. Oleh karena itu, komunikasi adalahketerampilan paling penting dalam hidup. Menurut Covey setiapmanusia tidak akan terlepas dari aktivitas berkomunikasi. Setiapindividu selama bertahun-tahun menghabiskan waktu untuk anuntukmendengarkan tidak pernah dipelajari dan diajarkan. Sehingga untukmenumbuhkan keterbukaan dan kepercayaan setiap individu harus16Ibid., h.213.

106memiliki dan mengembangkan keterampilan mendengar secaraempatik.17Berusaha mengerti terlebih dahulu, memerlukan perubahan dariparadigmayang sangatmendalam.Setiapindividumemilikikecenderungan untuk terlebih dahulu dimengerti. Serta kebanyakanorang mendengar dengan tujuan untuk tidak mengerti akan tetapimendengar dengan maksud untuk menjawab. Oleh karena itu,kebiasaan berusaha mengerti terlebih dahulu merupakan kebiasanuntuk mendengar secara empatik dengan ketulusan hati.Menurut Covey kebiasaan berusaha untuk mengerti memerlukantoleransi yang tinggi dalam berkomunikasi dengan orang lain,sedangkan berusaha untuk dimengerti membutuhkan keberanian.Merujuk pada kebiasaan berusaha mengerti dahulu, baru memintadimengerti memiliki nilai-nilai pendidikan karakter yaitu toleransi,peduli, tidak berburuk sangka, memiliki sikap terbuka pada kritikandan masukan, memiliki sikap kasih sayang, bijak serta memilikikemampuan untuk meyampaikan gagasan maupun perasaan secaraterbuka (keberanian), dan bersahabat/komunikatif.6) Sinergi (Synergy)Sinergi merupakan intisari dari kepemimpinan yang berpusat padaprinsip kerja sama kreatif. Sinergi berfungsi sebagai katalisator,17Ibid., h.235-237.

107menyatukan, dan melepaskan kekuatan terbesar dalam diri manusia.Semua kebiasaan yang sudah dibahas adalah untuk menyiapkan danmenciptakan sebuah sinergi dalam kehidupan.18Sinergi adalah hasil dari mendorong orang-orang yang berbedanamun dapat saling memberi sumbangannya berdasarkan kekuatanmasing-masing sehingga hasilnya akan lebih besar dibandingkan biladikerjakan sendiri-sendiri. Sinergi adalah pendekatan yang palingefektif untuk memecahkan persoalan daripada sikap yang apatisataupun tidak mau mengalah. Sinergi adalah kebiasaan untukmewujudkan kerja sama dan mencari alternatif-alternatif baru yangjauh lebih besar.Mewujudkan sinergiadalah melakukan komunikasi secarasinergistik dengan menghargai perbedaan, membangun kekuatan,mengkompensasikan kelemahan serta membuka pikiran dan hatimenuju kemungkinan baru dan alternatif baru. Sinergi menimbulkanrasa kepercayaan tinggi dan akan menuntun kepada komunikasi dankerjasama. Sinergi berhubungan dengan lima kebiasaan di atas yaituproaktif, mulai dengan akhir dalam pikiran, dahulukan yang utama,berfikir menang/menang dan berusaha mengerti lebih dulu baru18Ibid., h.261.

108dimengerti. Dengan mengembangkan terus kebiasaan lima maka akanmendapati diri untuk terus melakukan sinergi dalam kehidupan.19Menurut Covey untuk memahami sinergi seseorang dapat melihatalam semesta yang selalu bersinergi. Ekologi adalah kata yang padadasarnya menjabarkan sinergisme dalam alam yaitu segala sesuatu dialam berhubungan satu sama lain dan memiliki hubungan salingketergantungan.20Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam kebiasaansinergi adalah toleransi, kerjasama, dapat dipercaya, peduli, memilikipandangan berbeda dalam menyikapi sesuatu (tidak berburuk sangka),memiliki sikap bijak dan adil dalam meyelesaikan masalah, memilikirasa saling menghormati akan perbedaan dan persaudaraan.7) Asahlah Gergaji (Sharpen The Saw)Kebiasaan ketujuh didasarkan pada prinsip pembaharuan diri yangseimbang. Kebiasaan mengasah gergaji adalah sebuah kebiasaanmeluangkan waktu untuk mengasah gergaji atau keahlian, kemampuan,dan bakat. Kebiasaan asah gergaji adalah kebiasaan yang menjadikansemua kebiasaan lain menjadi lebih ainpadaparadigma tujuh kebiasaan karena kebiasaan ketujuh menjadikan1920Ibid., h.268-269.Ibid., h.282.

109semua kebiasaan lain mungkin untuk dilakukan. Kebiasaan inimemperbarui keempat dimensi alamiah yang dimiliki setiap manusiayaitu : fisik, spiritual, mental dan sosial/emosional.21Dimensi fisik meliputi pemeliharaan fisik secara efektif dengancara memilih jenis makanan yang tepat, mendapatkan waktu istirahatcukup bagi tubuh, dan berolahraga secara teratur. Dimensi spiritualadalah inti, pusat serta komitmen pada sistem nilai yang dianut.Pengembangan dimensi mental menurut Covey berasal dari sekolahformal. Dengan pendidikan berkesinambungan, pengasahan danperluasan fikiran secara konsisten merupakan pembaharuan dimensiyang vital. Dimensi mental dapat dilakukan dengan cara membaca,visualisasi, perencanaan, dan menulis. Dan pembaharuan dalamdimensi sosial dan emosional tidak membutuhkan waktu karenadimensi ini berhubungan dengan interaksi dalam kehidupan, hal inidapat dilakukan dengan cara memberikan pelayanan, bersifat empati,bersinergi.Dari penjelasan kebiasaan asah gergaji dapat disimpulkan bahwadimensi fisik, spiritual, dan mental berhubungan dengan kebiasaan 1,2, dan 3 yang berpusat pada prinsip visi, kepemimpinan danmanajemen pribadi, sementara dimensi sosial dan emosional berfokus21Ibid., h.287-288.

110kepada kebiasaan 4, 5, dan 6 yang berpusat pada kepemimpinan,komunikasi empatik, dan kerjasama kreatif antar pribadi.22Gambar diagram 4.1:Paradigma tujuh kebiasaan manusia yang sangat efektif3. Implementasi Konsep Pembentukan Karakter Perspektif Stephen R.Covey Dalam Pendidikana. Implementasi Pembentukan Karakter Dengan Tujuh KebiasaanManusia yang sangat efektifPembentukan karakter generasi muda oleh dunia pendidikan(sekolah dan lingkungan keluarga) menurut Covey merupakan tugasberat yang tidak dapat dipikul sendiri oleh orang tua ataupun guru22Ibid., h.289-297.

111(pendidik). Kedua belah pihak harus bekerja sama menjalankan suatuprogram yang terarah. Aplikasi program harus konsisten, baik dirumah maupun sekolah.Program dengan tema kepemimpinan melalui prinsip universaltujuh kebiasaan menurut Covey dapat digunakan secara sinergis disekolah maupun di lingkungan keluarga. Karena tujuh kebiasaanmenggunakan pendekatan menyeluruh (whole-school approach).Pendekatan ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada siswa,melainkan juga kepada guru, manajemen sekolah hingga orang tuamurid untuk memiliki karakter kepemimpinan. Selanjutnya, Coveymenyatakan :“Sehebat apa pun sekolah memberikan pengajaran tentang prinsiptujuh kebiasaan dan sejauh apa pun guru dan kepala sekolahmengilhami perubahan dan memberikan pengaruh untukmembentuk karakter seorang anak, tidaklah seberapa biladibandingkan dengan apa yang terjadi dalam lingkungan keluargasetiap anak”.23Karena lingkungan keluarga atau rumah adalah sekolah pertama,kelas pertama, dan tempat bermain pertama bagai seorang anak. Orangtua, kakek, nenek, bahkan sudara-saudara dari kelurga bagi seoranganak adalah guru pertama bagai seorang anak. Rumah adalah dasarpendidikan pikiran, hati, tubuh, dan jiwa. Rumah adalah tempat23Stephen R. Covey, Kisah Sukses Sekolah dan Pendidik, Ibid. h.258-259.

112pertama dalam meletakkan dasar prinsip, nilai, moral dan keadilanuntuk seumur hidup.Implementasi dalam dunia pendidikan khususnya di sekolah mulaitahun 1989. Tujuh kebiasaan manusia yang di gagas Covey, ketikadipublikasikan mendapat sambutan yang luar biasa, terutama padalingkup organisasi. Pada saat awal publikasi, gagasan tujuh kebiasaanagar diaplikasikan dalam dunia pendidikan, berawal dari ChuckFarnsworth, seorang pengawas sekolah di wilayah progresif di Indiana.Chuck meyakini bahwa tujuh kebiasaan mempunyai peran pentingdalam dunia pendidikan. Chuck memprakarsai pengenalan tujuhkebiasaan dengan melakukan pelatihan-pelatihan khusus pengurussekolah dan para guru. Keefektifan tujuh kebiasaan terbukti, karenahampir setengah juta pendidik professional yang mendapat pelatihantujuh kebiasaan, sebagai besar diangkat menjadi fasilitator sekolah.Fokus pengenalan tujuh kebiasaan ini hanya pada orang-orang dewasabukan pada pelajar. 24Perubahan terjadi ketika Sean Covey putra Covey menulis bukuThe 7 Habits of Highly Effective Teens. Dari sinilah awal mulaperkembangan tujuh kebiasaan digunakan oleh para pelajar sekolahmenengah pertama dan ke atas.24Ibid., h.xxvii.

113Pada akhir tahun 1999, tujuh kebiasaan membuat gebrakan disekolah-sekolah. Ketika Covey mempresentasikan tujuh kebiasaan diWashington D.C. Ketika itu Covey dihampiri oleh seorang kepalasekolah dasar bernama Muriel Summers. Summers menginginkantujuh kebiasaan diterapkan pada pelajar anak-anak. A.B. CombsElementary adalah sekolah dasar yang pertama menerapkan tujuhkebiasaan. A.B. Combs adalah sebuah sekolah dasar yang hendak dicopot predikat sekolah favoritnya. Tetapi, setelah menerapkan tujuhkebiasaan dan prinsip kepemimpinan sekolah A.B. Combs terpilihsebagai sekolah favorit nomor satu di Amerika.25 Berawal darikeberhasilan sekolah A.B. Combs tujuh kebiasaan manusia di lingkupsekolah mulai diperhitungkan untuk menjadi sebuah budaya disekolah-sekolah Amerika.b. Metode Penerapan Pembentukan KarakterTujuh kebiasaan dalam penerapannya dalam lingkungan sekolahadalah dengan pemberian keteladanan (modeling), lingkungan sekolahyang mendukung (environment: lihat-dengar-rasa), diintregasikandengan materi ajar (curriculum), cara penyampaian (instruction),hingga sistem (systems), dan tradisi kepemimpinan (traditions) yangdiselaraskan dengan visi dan misi sekolah yang dikembangkan.25Ibid., h.xxix.

114Lebih lanjut, Covey menawarkan cara atau metode untukmenerapkan prinsip tujuh kebiasaan di sekolah maupun di lingkungankeluarga atau rumah, dengan menggunakan empat langkah, yaitu :1. Bangkitkan Kepercayaan.Kunci dari membangkitkan kepercayaan kepada anak adalahdengan memberikan teladan atau contoh. Menurut Coveymemberikan teladan atau contoh adalah bagian dari upayamembangkitkan kepercayaan, yang merupakan bagian inti dariperubahan seorang anak untuk melakukan kebaikan. Karenaseorang anak akan melihat, mendengar, berinteraksi dan merasakanapa yang terjadi di lingkungan mereka.2. Memperjelas Tujuan.Dengan menetapkan visi, misi dalam lingkungan sekolahmaupun keluarga. Memperjelas tujuan mencakup empat dimensipertanyaan yang harus ditentukan yaitu : (1) apa misi kita? Misibukan sebuah tujuan, akan tetapi misi adalah alasan untukmelakukan suatu perbuatan, (2) apa visi kita? Misi adalah maksud,sedangkan visi adalah tujuan. Dalam lingkungan sekolah visimerupakan hasil yang ingin dicapai sekolah dalam jangka waktutertentu, menetapkan visi di sekolah harus memiliki urgensi lamlingkungan keluarga Covey visi dan misi juga harus ditetapkan,

115penetapan visi dan misi dalam kelurga memang tidak pernah ada,akan tetapi visi dan misi dalam sebuah keluarga menurut Coveysangat perlu. Orangtua sebagai pemimpin dalam lingkungankeluarga perlu menjelaskan dan bermusyawarah dengan anak-anakuntuk menentukan visi dan misi kedepan sebuah keluarga. Dan halini memerlukan proses dan komitmen yang tinggi bagi orang jalankannya, (3) apa strategi kita? Jika visi adalah tujuan,strategi merupakan jalan. Menurut Covey ada dua jenis strategiyaitu strategi keras dan strategi lembut. Di lingkungan sekolahstrategi keras adalah perincian dasar tentang cara sekolah meraihmisi dan visi. Sedangkan strategi lembut diwakili oleh nilai-nilaisekolah. Dan pembuatan stretegi menurut Covey tidak perlu dibuatrinci dan terlalu panjang, dan (4) apa yang diharapkan dari setiapindividu?3. Selaraskan Sistem.Sistem dalam lingkungan keluarga menurut Covey merupakanistilah yang tid

7 Stephen R. Covey, Kisah Sukses Sekolah dan Pendidik Menggali Potensi Terbesar Setiap Anak, (terj.) Fairano Ilyas, dari judul asli The Leader In Me: How Schools and Parents Around the World