BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Paving Block - Universitas Diponegoro

Transcription

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1Paving BlockBata beton ( paving block ) merupakan salah satu jenis beton nonstrultural yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan jalan, pelataran parkir,trotoar, taman, dan keperluan lainnya. Bata beton terbuat dari campuransemen portland tipe I dan air serta agregat sebagai bahan pengisi( www.dikti.org ).Paving block dapat berwarna seperti warna aslinya atau diberi zatwarna pada komposisinya dan digunakan untuk lantai baik didalam maupundiluar bangunan.2.1.1Metode Pembuatan Paving Block di MasyarakatCara pembuatan paving block yang biasanya digunakan dalammasyarakat dapat diklasifikasikan menjadi dua metode, yaitu :1. Metode KonvensionalMetode ini adalah metode yang paling banyak digunakan olehmasyarakat kita dan lebih dikenal dengan metode gablokan.Pembuatan paving block cara konvensional dilakukan angberpengaruh terhadap tenaga orang yang mengerjakan. Metode inibanyak digunakan oleh masyarakat sebagai industri rumah tanggakarena selain alat yang digunakan sederhana, juga mudah dalam prosespembuatannya sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja Semakin kuattenaga orang yang mengerjakan maka akan semakin padat dan kuatpaving block yang dihasilkan. Dilihat dari cara pembuatannya, akanmengakibatkan pekerja cepat kelelahan karena proses pemadatandilakukan dengan menghantamkan alat pemadat pada adukan yangberada dalam cetakan ( www.dikti.depdiknas.go.id ).

62. Metode MekanisMetode mekanis didalam masyarakat biasa disebut metode press.Metode ini masih jarang digunakan karena untuk pembuatan pavingblock dengan metode mekanis membutuhkan alat yang harganya relatifmahal. Metode mekanis biasanya digunakan oleh pabrik dengan skalaindustri sedang atau besar. Pembuatan paving block cara mekanisdilakukan dengan menggunakan mesin ( compression aparatus ).kon disi aw alsaat ditekankon disi ak hirG am bar 2.1 P rinsip K erja M etode K onvensionalko ndisi aw alsaat d itekank ond isi ak hirG am bar 2.2 P rinsip K erja M eto de M ekanisAlat gablokanAlat compression aparatusGambar 2.3 Alat Cetak Paving BlockDari kedua metode diatas, terdapat kelebihan dan kekurangan daritiap metode yang dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

7Tabel 2.1 Keuntungan dan Kerugian Metode Mekanis dan KonvensionalMetodeKonvensionalKeuntungan Mekanis KerugianDapat dilakukan oleh pemodal kecilAlat cetak relatif murah Dapat dilakukan dimana danoleh siapa saja ( home industri )Kuat tekan umumnya rendahdan tidak stabilDalam sekali cetak hanya satubuah pavingTidak dapat diproduksi secaramassalKuat tekan yang dihasilkan relatif stabil sesuai mix designDalam sekali cetak, lebih dari satu paving tergantung jumlah alat cetakDapatdiproduksisecaramassalHanya bisa dilakukan olehpemodal besarAlat cetak relatif mahalTidakdapatdilakukandisembarang tempat ( homeindustri )Sumber : Studi Lapangan, 20072.1.2Klasifikasi Paving BlockBerdasarkan SK SNI T – 04 – 1990 – F, klasifikasi paving block(blok beton) didasarkan atas bentuk, tebal, kekuatan, dan warna.Klasifikasi tersebut antara lain :1. Klasifikasi berdasarkan bentukBentuk paving block secara garis besar terbagi atas dua macam, yaitu :a. Paving block bentuk segi empatb. Paving block bentuk segi banyakBlok Tipe ABlok Tipe BBlok Tipe CBlok Tipe XGambar 2.4 Bentuk Paving Block

8Pola pemasangan sebaiknya disesuaikan dengan tujuan penggunaannya.Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata ( strecher ), anyamantikar ( basket weave ), dan tulang ikan ( herring bone ). Untukperkerasan jalan diutamakan pola tulang ikan karena mempunyaikuncian yang baik. Dalam proses pemasangannya, paving block harusberpinggul dan pada tepi susunan paving block biasanya ditutupdengan pasak yang berbentuk topi uskupPola Susun BataPenguncian Paling RendahPola Anyam TikarPenguncian SedangPola Tulang Ikan 90 Penguncian Paling BaikPola Tulang Ikan 45 Penguncian Paling BaikGambar 2.5 Pola Pemasangan Paving BlockTopi UskupPenguncian dengan Topi UskupGambar 2.6 Bentuk Pasak Topi Uskup

92. Klasifikasi berdasarkan ketebalanKetebalan paving block ada tiga macam, yaitu :a. Paving block dengan ketebalan 60 mmb. Paving block dengan ketebalan 80 mmc. Paving block dengan ketebalan 100 mmPemilihan bentuk dan ketebalan dalam pemakaian harus disesuaikandengan rencana penggunaannya dan kuat tekan paving block tersebutjuga harus diperhatikan3. Klasifikasi berdasarkan kekuatanPembagian kelas paving block berdasarkan mutu betonnya adalah :a. Paving block dengan mutu beton fc’ 37,35 MPAb. Paving block dengan mutu beton fc’ 27,0 MPA4. Klasifikasi berdasarkan warnaWarna yang tersedia dipasaran antara lain abu-abu, hitam, dan merah.Paving block yang berwarna kecuali untuk menambah keindahan jugadapat digunakan untuk memberi batas pada perkerasan seperti tempatparkir, tali air, dan lain-lain.2.1.3Standar Mutu Paving BlockStandar mutu yang harus dipenuhi paving block untuk lantai menurutSNI 03-0691-1996 adalah sebagai berikut :1. Sifat tampak paving block untuk lantai harus mempunyai bentuk yangsempurna, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian sudut danrusuknya tidak mudah direpihkan dengan kekuatan jari tangan.2. Bentuk dan ukuran paving block untuk lantai tergantung usenmemberikan penjelasan tertulis dalam leaflet mengenai bentuk, ukuran,dan konstruksi pemasangan paving block untuk lantai.3. Penyimpangan tebal paving block untuk lantai diperkenankan kuranglebih 3 mm.

104. Paving block untuk lantai harus mempunyai kekuatan fisik sebagaiberikut :Tabel 2.2 Kekuatan Fisik Paving BlockMutuABCDKegunaanPerkerasan jalanTempat parkir mobilPejalan kakiTaman KotaKuat nan Aus(mm/menit)Rata2MinPenyerapanAir RataRata 136810Sumber : SNI 03-0691-19965. Paving block untuk lantai apabila diuji dengan natrium sulfat tidakboleh cacat, dan kehilangan berat yang diperbolehkan maksimum 1%.Menurut British Standard Institution, standar mutu yang harusdipenuhi oleh paving block adalah sebagai berikut :1. Untuk mendapatkan nilai kuat tekan yang maksimal, ketebalan pavingblock bentuk persegi minimal 6 cm2. Untuk paving block yang menggunakan profil tali air pada sisipermukaan atas, tebal tali air maksimal 7 mm dari sisi dalam dan sisiluar paving block3. Penyimpangan dimensi paving block yang diijinkan adalah sebagaiberikut :a. Panjang 2 mmb. Lebar 2 mmc. Tebal 3 mm4. Untuk perhitungan kuat tekan digunakan faktor koreksi terhadapketebalan dengan nilai sebagai berikut :

11Tabel 2.3Faktor Koreksi Ketebalan Berdasarkan British StandardInstitutionFaktor KoreksiKetebalanPaving Block TanpaPaving Block Dengan( mm )Tali AirTali Air60 – 651,001,06801,121,181001,181,24Sumber : British Standard Institution, 1986Bahan Tambah ( Admixture )Penambahan bahan tambah dalam sebuah campuran beton atau mortarsebaiknya tidak mengubah komposisi yang besar dari bahan yang lainnya,karena penggunaan bahan tambah ini cenderung merupakan pengganti atausubstitusi dari dalam campuran beton itu sendiri sehingga kecenderunganperubahan komposisi dalam berat atau volume tidak terasa secara langsungdibandingkan dengan komposisi awal beton tanpa bahan tambah ( TeknologiBeton; Tri Mulyono, 2004 ).Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis menggunakan bahan tambahlimbah padat buangan yang berasal dari endapan sampah tempatpembuangan akhir ( TPA ), yaitu TPA Banyu Urip Kabupaten Magelang.Endapan sampah yang digunakan adalah endapan yang telah berumur 2 – 3tahun. Dengan penggunaan endapan sampah tempat pembuangan akhirdiharapkan dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.Gambar 2.7 Endapan Sampah TPA Banyu Urip, Kab. Magelang

12Material Paving BlockMaterial yang digunakan dalam pembuatan paving block adalah semenportland ( PC ), pasir, air, dan endapan sampah sebagai substitusi dari pasir.Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing material :1. Semen portland ( PC )Jenis semen yang umumnya dapat dipakai harus memenuhi ketentuandan syarat yang ditentukan dalam PBI 1971 NI – 8.2. Agregat Halus ( Pasir )Agregat halus dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alamidari batuan – batuan atau berupa pasir buatan yang dihasikan oleh alat –alat pemecah batu ( PBI 1971 NI – 2 ). Agregat halus harus memenuhisyarat – syarat sesuai PBI 1971 NI – 2.3. AirAir diperlukan dalam proses pembuatan paving block untuk memicuproses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahandalam pelaksanaan pekerjaan. Air yang digunakan harus memenuhipersyaratan sesuai PBI 1971 NI – 2.4. Endapan sampahEndapan sampah yang digunakan adalah endapan sampah dari TPABanyu Urip Kabupaten Magelang. Endapan sampah dapat digunakansetelah melalui proses penyaringan dari sampah padat lainnya, misalkaleng, plastik, kaca, dll. Proses penyaringan sampah dapat dibedakanmenjadi dua, yaitu :a. Endapan sampah in situAdalah endapan sampah yang proses penyaringan langsungdilakukan dilokasi TPA. Untuk endapan sampah in situ berwarnakehitam-hitaman. Penelitian yang dilakukan penulis menggunakanendapan sampah in situ.

13b. Endapan sampah ex situAdalah endapan sampah yang proses penyaringan dilakukan diluarlokasi TPA. Untuk endapan sampah ex situ berwarna kecoklatcoklatan.Gambar 2.8 Macam Endapan SampahKomposisi Campuran Kadar Endapan SampahKomposisi penggunaan material PC : Pasir yang digunakan dalampaving block adalah variasi 1 : 2 dan 1 : 3. Sedangkan nilai faktor air semen( FAS ) yang digunakan adalah 0,3. Berdasarkan penelitian pendahuluanyang telah dilakukan, digunakan nilai kadar endapan sampah yangmemenuhi syarat minimal untuk penggunaan taman kota yaitu dengan kuattekan rata-rata 100 kg/cm2. Nilai kadar endapan sampah yang digunakanadalah 5 %, 10 %, dan 15 % dari pasir ( agregat halus ). Komposisi antaraPC : Pasir : Endapan Sampah untuk metode mekanis dan konvensional dapatdilihat pada tabel 2.4 dibawah ini.

14Tabel 2.4 Komposisi Material Paving Block Metode Mekanis Dan pahPCPasir5%10 %15 %5%10 %15 200,300,150,300,45Sumber : Hasil Penelitian, 2007Penelitian Yang Pernah DilakukanPenelitian sejenis yang pernah dilakukan sebagai bahan tambahanreferensi adalah “ Penelitian Pemanfaatan Endapan Sampah SebagaiSubstitusi Agregat Halus Dalam Pembuatan Paving Block “, ( Angga D,Asep K, 2006 ). Beberapa hal yang dapat diambil dari penelitian terdahuluadalah sebagai berikut :1. Penelitian menunjukkan bahwa endapan sampah dapat secara efektifdigunakan sebagai komponen paving block2. Penggunaan endapan sampah memberikan dampak ekonomis terhadappenggunaan paving block3. Penggunaan endapan sampah pada paving block dapat memberikandampak positif terhadap lingkungan khususnya tata guna lahan danpencemaran4. Untuk paving block dengan kadar endapan sampah 25% dapat digunakansebagai tempat parkir mobil karena telah memenuhi syarat kuat tekanminimal yaitu 256 kg/cm2 200 kg/cm2 ( SNI 03-0691-1991 )5. Untuk paving block dengan kadar endapan sampah 25% mempunyaiharga yang lebih murah dari harga paving block sejenis ( K 250 ) yangberedar di pasaran yaitu Rp 523,59 Rp 640,00

15Penelitian sejenis lain yang dapat dijadikan bahan referensi adalah“ Penelitian Kebutuhan Air Campuran Pada Paving Block Dengan LimbahEndapan Sampah Sebagai Campuran Pasir Dan Abu Batu “ ( Mila, Purbo,2007 ). Beberapa hal yang dapat diambil dari penelitian tersebut adalah :1. Penambahan kadar semen dan kebutuhan air campuran pada pavingblock dengan kadar limbah 0 % dan 25 % menunjukkan perilaku yangsama, yaitu peningkatan nilai kuat tekan2. Untuk penambahan kebutuhan air campuran akan mengalami penurunankuat tekan pada titik tertentu ( titk balik ) yang merupakan kebutuhan aircampuran optimum3. Penambahan limbah 25 % pada pembuatan paving block menyebabkankenaikan kebutuhan air campuran optimum. Kebutuhan air campuranoptimum pada paving block dengan limbah endapan sampah 25 %sebagai campuran pasir dan abu batu adalah 1,15 – 1,25.Solidifikasi / Stabilisasi Limbah PadatSolidifikasi dan stabilisasi adalah metode untuk mencegah ataumengurangi gerak bahan kimia berbahaya dari polutan tanah atau lumpur.Metode ini biasanya tidak berbahaya, solidifikasi melindungi kesehatanmanusia dan lingkungan oleh pencegahan pergerakan bahan kimia ke dalamlingkungan. Solidifikasi mengacu pada proses pengikatan polutan tanah ataulumpur dan semen ke dalam padatan (Anonim, 2001). Prinsip kerjastabilisasi / solidifikasi adalah pengubahan watak fisik dan kimiawi limbahB3 dengan cara penambahan bahan pencampur, misal gypsum, pasir,lempung, abu terbang, dan bahan perekat, misal semen, kapur, dan lain-lain.Proses solidifikasi dalam penelitian ini menggunakan metodesementasi, yaitu dengan mencampur limbah endapan sampah dengan semen,pasir, dan air hingga menghasilkan massa yang padat dan keras. Dari prosespencampuran ini diharapkan dapat membantu pengikatan limbah endapansampah tersebut sehingga menjadi suatu matrik padat yang dapat digunakansebagai bahan bangunan.

Pembagian kelas paving block berdasarkan mutu betonnya adalah : a. Paving block dengan mutu beton fc' 37,35 MPA b. Paving block dengan mutu beton fc' 27,0 MPA 4. Klasifikasi berdasarkan warna Warna yang tersedia dipasaran antara lain abu-abu, hitam, dan merah. Paving block yang berwarna kecuali untuk menambah keindahan juga