Penentuan Frekuensi Dan Tingkat Tekanan Bunyi Efektif Untuk Mengusir .

Transcription

PENENTUAN FREKUENSI DAN TINGKAT TEKANAN BUNYI EFEKTIF UNTUKMENGUSIR BURUNG DI KAWASAN BANDARA AHMAD YANI SEMARANGDetermination of The Effective Frequency and Sound Pressure Levelto Repel Birds at Ahmad Yani Airport SemarangMaharani Ratna Palupi dan Budhy BasukiPusat Riset dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Badan Standardisasi NasionalKompleks Puspiptek Gedung 430 Setu Tangerang Selatan, Banten, IndonesiaEmail: maharani@bsn.go.idAbstrakTeknik pengendalian gangguan burung di bandar udara dapat dilakukan salah satunya dengan teknik auditorymetode akustik memanfaatkan frekuensi sensitif pendengaran burung. Frekuensi sensitif pendengaran burung iniberbeda pada tiap spesies burung, berbeda pula pada jenis burung yang sama namun berada pada habitat yangberbeda. Sehingga untuk mengendalikan gangguan burung di bandar udara internasional Ahmad Yani Semarangperlu dilakukan survey dan pengukuran lapangan mengenai jenis-jenis burung, frekuensi dan tingkat tekanan bunyibaik yang dikeluarkan burung maupun dari deru pesawat yang sedang lepas landas dan mendarat di landasanpacu. Hasil survey dan pengukuran lapangan menjadi dasar pemilihan frekuensi dan tingkat tekanan bunyi untukmengusir burung di kawasan aerodrome bandar udara internasional Ahmad Yani Semarang. Dari hasil survey danpengukuran lapangan menunjukkan bahwa burung yang banyak ditemukan di area aerodrome bandar udarainternasional Ahmad Yani Semarang adalah burung Blekok Sawah (Ardeola speciose), frekuensi burung yaitu 800Hz sampai 5000 Hz yang tidak beririsan sama sekali dengan frekuensi pesawat terbang yaitu sekitar 63 Hz sampai250 Hz. Dari dua kali percobaan pengusiran burung, di area sarang burung dan area aerodrome, signal generatordiatur automatic frequency sweeping secara berulang mulai dari frekuensi 800 Hz sampai dengan frekuensi 5 kHzdengan durasi sweeping minimal 2 detik, dengan tingkat tekanan bunyi 85 dB pada jarak 1 meter di depan speakerdapat diamati bahwa burung-burung merespon dengan terbang menjauhi sumber bunyi dan sebagian besar tidakkembali.Kata kunci: bird strike, frekuensi, tingkat tekanan bunyi, Bandar UdaraAbstractOne of the bird deterrent techniques at the airports is the auditory method by using the sensitive frequencies of birdhearing. These frequencies are different in each species of birds, and also vary in different habitats. So that, tocontrol the bird disturbances at Ahmad Yani Semarang International Airport, it is necessary to conduct field surveysand measurements of the birds - both the species and the frequencies of hearing -, and the noise of airplanes thattake-off and landed on runway. The result of this survey and measurement will be used to determine the frequenciesand sound pressure level to beat back the birds from the aerodrome area. The results show that Blekok Sawah(Ardeola speciose) is the dominating birds in the aerodrome, the frequencies of the birds are 800 Hz to 5000 Hzthat no intersect with the airplanes frequencies (at around 63 Hz to 250 Hz). From the two experiments to repelbirds, at the bird's nest and aerodrome, the signal generator was set to automatic frequency sweeping from 800 Hzto 5000 Hz with 2 seconds sweeping duration. The sound pressure level was set to 85 dB at 1 m in front of speaker.It was observed that the birds flew away avoiding the sound source and most of them were not return back.Keywords: bird strike, frequency, sound pressure level, airport1.PENDAHULUANBird strike atau gangguan burung adalahdampakbersentuhannyaduamaterialberkecepatan tinggi yang memiliki perbedaansifat sangat besar, dimana burung bersifatlunak bersentuhan dengan badan pesawatyang bersifat kaku, sehingga menghasilkanperilaku material nonlinear, laju regangantinggi, dan deformasi yang sangat besar(Hedayati, R dan Sadighi, M. 2015). Gangguanburung pada saat proses penerbangan dapatterjadi baik secara berkelompok maupuntunggal, dan pertama kali diidentifikasi terjadipada tahun 1908 pada penerbangan ingkatsetiaptahunnyautamanya disebabkan oleh program pelestariandan perlindungan lingkungan hidup yangsemakinketatsehinggamendukungpertumbuhan populasi jenis-jenis burung.

Prosiding PPIS 2019 – Semarang, 11 Oktober 2019 : Hal 343-350Gangguan burung dapat terjadi pada ketinggianyang beragam dan 41% dari kejadian gangguanburung di Amerika terjadi pada saat proseslepas landas atau pendaratan (Martono, A.2007).Dokumen International Civil AviationOrganization (ICAO) 9137-AN bagian 3,tentang Pengendalian dan PenguranganBurung di Landas Pacu Bandar Udaramensyaratkan pencegahan gangguan burungdi bandar udara harus dipenuhi untukkeselamatan penerbangan. (Cardoso, S.H.2001). Keselamatan penerbangan merupakanhal yang diatur dalam Undang-UndangRepublik Indonesia No. 1 tahun 2009 tentangPenerbangan, dan Prosedur pelaporanSerangan burung di bandar udara dansekitarnya diatur dalam Peraturan DirekturJenderal Perhubungan Udara No. KP.468tahun 2011.Teknik pengendalian gangguan burungdi bandar udara dapat dikategorikan secaraauditory, visual, kimia, exclusion, modifikasihabitat, dan pemusnahan (Bishop, J. todeakustikdenganmerekam suara hewan predator danmemancarkan suara hewan predator melaluipengeras suara di bandar udara. Teknik lainnyaadalah dengan menggunakan burung l gangguan burung dengan Teknikpengendalian di atas, Royal NetherlandsAirforce mendeteksi jalur pergerakan burungburungdenganmenggunakanRadarObservation of Bird Intensity (ROBIN). Denganmenggunakan ROBIN, pilot dapat menghindarijalur migrasi burung-burung. (Pusat PenelitianMetrologi, 2016)Awal penelitian tentang alternatif metodeakustik untuk pengendalian gangguan burungdi bandar udara di Indonesia dilakukan olehHusein A. Akil dan tim pada 2003. Metodeakustik yang dikembangkan adalah denganmenggunakan frekuensi komunikasi burungyang diperkirakan juga merupakan frekuensisensitif pendengaran burung. Frekuensi sensitifpendengaran burung ini kemudian dipancarkanmelalui pengeras suara ke sekumpulan burung(Akil, H.A. 2003). Seiring dengan waktu,ditemukanbahwafrekuensisensitifpendengaran burung berbeda untuk setiap jenisburung. Frekuensi sensitif pendengaran burungjuga berbeda untuk satu jenis burung yangsama namun berbeda habitat. Sehinggafrekuensi yang diperlukan untuk mengusirburung akan berbeda di setiap bandar udara,bergantungpadajenisburungyangmendominasi dan lokasi di mana bandar udaraitu berada.Menjelang akhir tahun 2016, PT.Angkasa Pura I selaku pengelola bandar udarainternasionalAhmadYaniSemarangmengajukan permintaan kajian bird strikekepada Pusat Penelitian Metrologi LIPI.Permintaan ini didasarkan pada kenyataanmeningkatnya populasi burung di kawasanaerodrome yang berpotensi terjadinya birdstrike. Mengingat perbedaan lokasi dan jenisburung mempengaruhi frekuensi bunyi yangdiperlukan dalam pengendalian gangguanburung, maka penentuan frekuensi bunyi dantingkat tekanan bunyi yang diperlukan dikawasanaerodromebandarudarainternasional Ahmad Yani Semarang menjadipokok bahasan dalam tulisan ini2.TINJAUAN PUSTAKAFenomena akustik terjadi apabila ada interaksiantara sumber bunyi, media penghantargelombang bunyi dan penerima bunyi. Derupesawat saat lepas landas maupun mendaratdan kicauan burung merupakan sumber bunyi.Udaramerupakanmediapenghantargelombang bunyi. Telinga manusia, telingaburung, dan alat pengukur kebisingan sepertisound level meter merupakan penerima bunyi.Wilayah pendengaran manusia disebutfrekuensi audible berada di 20 Hz sampai 20kHz. Kekerasan (loudness) tekanan bunyi yangpaling rendah yang dapat dirasakan oleh telingamanusia disebut ambang batas dengar(threshold of hearing) sedangkan kekerasantekanan bunyi yang paling tinggi yang dapatmenyebabkan sakit atau bahkan merusakkomponen indra pendengaran manusia disebutambang sakit pendengaran (threshold of pain).Secara umum telinga manusia sensitifpada daerah frekuensi antara 1 kHz sampaidengan 5 kHz dan telinga manusia menjadikurang sensitif pada daerah frekuensi sangatrendah dan frekuensi sangat tinggi. Sebagaiindera makhluk hidup, telinga manusia danhewan apabila mendengar bunyi pada daerahpendengaran sensitif dengan tingkat kekerasanmencapai ambang sakit (threshold of pain),maka akan merasa tidak nyaman atau bahkanmerasa sakit pada indera pendengaran (Akil,H.A. 2003).Untuk manusia, terdapat nilai ambangbatas durasi pajanan kebisingan yang diaturdalam Peraturan Menteri Kesehatan no 70tahun 2016 tentang standar dan persyaratankesehatan lingkungan kerja industri. NABkebisingan ini didasarkan pada ambang sakit344

Penentuan Frekuensi Dan Tingkat Tekanan Bunyi Efektif Untuk Mengusir Burung Di KawasanBandara Ahmad Yani Semarang(Maharani Ratna Palupi dan Budhy Basuki)indera pendengaran manusia. Nilai ambangbatas kebisingan dapat dilihat pada tabel 1.diproses. Hasil pengolahan pulsa listrik olehotak ini adalah berupa persepsi bunyi sepertikeras lemah, ritme, tinggi rendah, jarak, posisisuara dan lain sebagainya. Dengan adanyakemampuan ini makhluk hidup seperti manusiadan burung dapat memfokuskan perhatian danmemberikan respon atau tindakan terhadapbunyi yang terdengar di telinganya.Frekuensi bunyi 𝑓 adalah jumlah fluktuasibunyi yang dihitung dalam satu detik. Secaramatematik dapat dituliskan denganTabel 1. NAB KebisinganSatuanDurasipajanankebisinganper 33136139𝑓 1𝑇(𝐻𝑧)(1)dengan T adalah periode gelombang bunyi.Panjang gelombang πœ† adalah sebuahjarak antara satuan berulang dari sebuah polagelombang. Panjang gelombang bunyi πœ† dapatdihitung secara matematik dengan membagikecepatan bunyi pada medium tertentu denganfrekuensi bunyi 𝑓. Jika di udara cepat rambatgelombang bunyi adalah 343m/s, makapanjang gelombang πœ† dapat dihitung denganπœ† 343𝑓(π‘š)(2)Aerodrome adalah kawasan di daratandan/atau perairan dengan batas-batas tertentuyang hanya digunakan sebagai tempat pesawatudara mendarat dan lepas landas. Secaraawam, aerodrome ini biasa disebut landasanpacu pesawat kanbunyiyangdihasilkan burung-burung itu sendiri. Burungmemiliki sensitivitas pendengaran 10 x logibahwaburungmerupakan makhluk hidup, maka ada daerahsensitif pendengaran burung yang bisadikenakan bunyi pada tingkat tekanan bunyitertentu akan menyentuh ambang sakitsehingga merasa tidak nyaman.Telinga burung secara garis besar dibagikedalam tiga bagian, yaitu telinga bagian luar,bagian tengah, dan bagian dalam. Telingabagian luar terdiri dari pipa (ear canal) yangakan menyalurkan gelombang bunyi kepadagendang telinga (eardrum). Di belakangeardrum ada telinga bagian tengah yang terdiridari tulang tunggal yang di sebut collumellabertugas mentransformasikan sinyal getaranmenjadi pulsa listrik dan diteruskan ke telingabagian dalam yang disebut cochlea. Telingabagian dalam berisi cairan dan sel-sel syarafakan menghantarkan pulsa listrik ke otak untukMETODE PENELITIANMetode yang digunakan dalam penelitian inimeliputi survey lapangan dan pengambilan datasecara langsung meliputi data jenis-jenisburung, data frekuensi pesawat yangberaktivitas, dan data frekuensi komunikasiburung. Data frekuensi pesawat kemudiandibandingkan dengan frekuensi komunikasiburung. Data frekuensi komunikasi burungdijadikan sebagai dasar pemilihan frekuensisensitif pendengaran burung mengingat burungsebagai makhluk hidup akan merespon rasasakit pada pendengaran dengan perilakumenjauhi sumber penyebab rasa sakit.Frekuensi pesawat dan frekuensikomunikasi burung kemudian dipancarkanmelalui sistem speaker pengusir burung sepertipada gambar 1 untuk kemudian diamatiperilaku yang dilakukan oleh burung. Untukkeselamatan penerbangan, kegiatan inidilakukan di area sarang burung, dan setelahdidapatkan frekuensi bunyi yang sesuai makadiujikan pada area aerodrome bandar udarainternasional Ahmad Yani Semarang.345

Prosiding PPIS 2019 – Semarang, 11 Oktober 2019 : Hal 343-350No.S171819Gambar 1. Diagram sistem speaker pengusirburung20214.HASIL DAN PEMBAHASAN22Burung-burung yang terlihat di kawasanaerodrome bandar udara internasional AhmadYani Semarang dan jumlahnya dapat dilihatpada tabel 2.2324Tabel 2. Jenis burung yang terlihat di pBabiKapinislautWaletsarangputih2526Nama IlmiahJumlahTurnix sylvatica2Ardeola speciosa260Egretta garzetta4Ardea alba1Bubulcus ibis38Ardea purpurea4Ardea cinerea4Actitis hypoleucos6CharadriusjavanicusPluvialis fulva2Butorides striata2AmaurornisphoenicurusFalco moluccensis1ArtamusleucorynchusApus kmalingApungtanahBondolhajiBurunggerejaNama IlmiahJumlahCollocaliaesculentaHirundo rustica510StreptopeliachinensisGeopelia striata80MeropsleschenaultiGerygonesulphureaLanius novaeseelandiaeLonchura maja970Passer montanus5671425Dari tabel 2 diketahui bahwa burungburung yang banyak berada di sekitaraerodrome adalah Blekok Sawah (Ardeolaspeciose). Burung Blekok Sawah atau JavanPond-heron merupakan jenis burung dari familiArdeidae. Burung ini berukuran sekitar 45 cm,memakan ikan kecil, vertebrata kecil sepertikodok dan katak, serta invertebrata kecil seperticacing, crustacea, atau serangga. Blekoksawah merupakan burung dataran rendah,hidup di sekitar habitat sawah, atau daerah lainyang berair. Terkadang di mangrove, rawa,kolam, rumput tergenang, dan pinggiran sungai(Tamam, MB. 2016).Kondisi area sekitar aerodrome bandarudara internasional Ahmad Yani Semarangsecara fisik menarik perhatian burung BlekokSawah. Beberapa tempat terlihat ada genanganair di antara rumput. Vertebrata kecil daninvertebrata kecil yang menjadi makananburung Blekok sawah banyak dijumpai di selasela rumput. Secara geografis, letak bandarudara internasional Ahmad Yani Semarangberada di dekat pesisir utara pulau Jawa.Secara fisik dan geografis, area aerodromebandar udara internasional Ahmad YaniSemarang merupakan tempat yang disukaiburung Blekok sawah untuk beraktifitas.412346

Penentuan Frekuensi Dan Tingkat Tekanan Bunyi Efektif Untuk Mengusir Burung Di KawasanBandara Ahmad Yani Semarang(Maharani Ratna Palupi dan Budhy Basuki)Ukuran burung Blekok sawah yaitusekitar 45 cm atau hampir setengah meter,dapat dikategorikan besar dalam konteks birdstrike. Sehingga pada saat survey mengukurfrekuensi komunikasi burung, maka burungBlekok sawah menjadi salah satu fokus penting.Pencarian area sarang burung Blekok sawahdilakukan pada siang hari dengan mengunjungidaerah mangrove sekitar bandar udarainternasional Ahmad Yani Semarang. Sarangburung Blekok sawah dapat dikenali denganmengamati anak-anak burung Blekok sawahyang beraktifitas di dalam sarang burungmaupun di sekitarannya. Pada senja hari,dilakukan perekaman frekuensi burung-burungyang bersiap-siap beristirahat di sarangnya.Burung Blekok sawah bersarang dalam koloniyang sama dengan burung Kuntul kerbau,Kuntul kecil, dan Kuntul besar. Frekuensi bunyibeberapa burung dari hasil survey di areasarang burung tersaji pada tabel 3.Gambar 2. Karakteristik Boeing 737Gambar 3. Karakteristik Airbus A320Tabel 3. Frekuensi bunyi yang kananBunyi(SPL)2 5 kHz40 dB0,8 2kHz1,2 1,6kHz1,6 kHz38 dBGambar 4. Karakteristik Bombardier CRJ 100039 dB39 dBSecara umum terdapat empat jenispesawat terbang yang beroperasi di bandarudara internasional Ahmad Yani Semarang,yaitu pesawat jenis Boeing 737, Airbus 320,Bombardier CRJ 1000 dan pesawat jenisPropeller (ATR). Karakteristik pesawat-pesawattersebut pada saat lepas landas maupunmendarat secara berturut-turut dapat dilihatpada gambar 2 sampai dengan 5.Gambar 5. Karakteristik Propeller (ATR)Secara umum karakteristik deru pesawatterbang saat lepas landas maupun mendarat dibandar udara internasional Ahmad YaniSemarang jika dibandingkan dengan frekuensiburung dapat dilihat pada gambar 6.347

Prosiding PPIS 2019 – Semarang, 11 Oktober 2019 : Hal 343-350Ketika speaker mengeluarkan sinyalpada frekuensi-frekuensi tersebut, terjadikepanikan di sarang burung dan burung-burungterbang menjauhi sumber bunyi. Beberapaburung terlihat kembali ke sarangnya setelahterbang beberapa saat menjauhi bunyi yangdihasilkan speaker. Burung-burung yangterbang kembali ke sarang terlihat mengalamigangguan keseimbangan yang diidentifikasidari ketidaktepatan mendarat. Jumlah burungyang terbang kembali ke sarang jauh lebihsedikit bila dibandingkan dengan jumlah burungyang tetap terbang dan tidak kembali kesarangnya. Burung yang kembali ke sarangdiduga induk dari anak-anak burung yangbelum dapat terbang sehingga secara naluriburung-burung tersebut kembali ke saranguntuk menyelamatkan anak-anaknya.Pada pengamatan di hari berikutnyasetelah dilakukan percobaan pertama, kegiatanburung di area sarang burung berkurang sangatbanyak bila dibandingkan dengan sebelumdilakukan percobaan. Ini menunjukkan jumlahburung yang terbang meninggalkan sarang dantidak kembali jauh lebih banyak daripadaburung yang terbang kembali ke sarang.Dari perilaku burung-burung pada saatpercobaan pertama, maka frekuensi bunyi dantingkat tekanan bunyi pada percobaan pertamamenjadi dasar penentuan frekuensi bunyi dantingkat tekanan bunyi percobaan kedua.Pada percobaan kedua, penempatanspeaker mengindahkan perilaku burung-burungpada saat terbang menjauhi speaker dipercobaan pertama. Ini dilakukan untukmencegah burung terbang mengarah ke dekatlandasan pesawat atau bahkan ke landasanpesawat yang dapat membahayakan kegiatanlepas landas maupun mendaratnya pesawatterbang. Signal generator diatur automaticfrequency sweeping secara berulang mulai darifrekuensi 800 Hz sampai dengan frekuensi 5kHz dengan durasi sweeping 2 detik lebih lamadari percobaan pertama. Sound amplifier diatursehingga keluaran speaker pada jarak 1 metersekitar 85 dB. Speaker diletakkan secaraperlahan mendekati sekawanan burung yangsedang beraktifitas di sekitar area aerodromeuntuk menghindari terbangnya burung bukankarena bunyi keluaran speaker namun karenaaktifitas gerakan manusia yang bisa jaditerdeteksi oleh kawanan burung tersebut.Ketika speaker mengeluarkan sinyalpada frekuensi-frekuensi yang diatur padasignal generator, burung-burung terlihatterbang menjauhi speaker, arah menjauhilandasan pacu bandara seperti yangdiharapkan pada saat pemilihan penempatanGambar 6. Frekuensi dan tingkat tekananbunyi pesawat dan burung.Dari gambar 6 terlihat bahwa frekuensiburung tidak ada satu pun yang berhimpitandengan frekuensi pesawat terbang. Oleh sebabitu, berdasarkan pengamatan di lapanganburung-burung yang ada di kawasanaerodrome bandar udara internasional AhmadYani Semarang tidak akan terbang menjauhketika mereka mendengar suara pesawat,walaupun deru pesawat terbang tersebutmenghasilkan tingkat tekanan bunyi yangsangat tinggi. Ini terjadi karena pendengaranburung kurang peka pada daerah n respon adalah kawanan burunggereja, yang berpindah sekitar 5 sampai 10meter dari tempatnya semula, terutama terjadipada saat terasa pergerakan aliran udara saatpesawat melintas.Guna mendapatkan frekuensi mengusirburung yang tepat, maka dilakukan duapercobaanmengusirburung.Pertamadilakukan pada senja hari di area sarangburung tempat burung beristirahat setelahseharian beraktifitas. Kedua dilakukan padapagi menjelang siang hari di area sekitaraerodrome bandar udara internasional AhmadYani Semarang tempat burung melakukanaktifitasnya.Pada percobaan pertama, speakerdiletakkan pada jarak sekitar 4 meter danlangsung berhadapan dengan pepohonantempat burung bersarang. Frekuensi yangdiatur pada sound generator didasarkan padafrekuensi komunikasi burung, diatur automaticfrequency sweeping secara berulang mulai darifrekuensi 800 Hz sampai dengan frekuensi 5kHz dengan durasi sweeping 2 detik. Soundamplifier diatur sehingga keluaran speakerpada jarak 1 meter sekitar 85 dB. Tingkattekanan bunyi 85 dB pada jarak 1 meter didepan speaker dipilih dengan menganalogikanbatas sakit pendengaran burung adalah samadengan manusia.348

Penentuan Frekuensi Dan Tingkat Tekanan Bunyi Efektif Untuk Mengusir Burung Di KawasanBandara Ahmad Yani Semarang(Maharani Ratna Palupi dan Budhy Basuki)dan arah speaker. Beberapa burung terlihatkembali mendarat pada jarak di luar jangkauanspeaker namun tidak kembali ke posisi semula.Posisi pendaratan burung ini menjauhilandasan pacu. Burung-burung yang mendaratkembali ini terlihat mengalami gangguankeseimbangan pula.Mendaratnya kembali burung-burung inimenginidikasikan bahwa tingkat tekanan bunyiyang dihasilkan speaker bila diukur di tempatpendaratan burung tidak lagi menyakitipendengaran burung atau dengan kata laindapat diterima oleh telinga burung. Jarak antaraposisi awal burung dengan posisi mendaratburung dapat digunakan sebagai asumsiperhitungan untuk mengetahui jumlah efektifspeaker untuk ditempatkan pada area sekitaraerodrome. Jarak ini juga dapat digunakansebagai acuan penentuan spesifikasi speakerjika metode akustik ini dapat diterima sebagaicara mengendalikan gangguan burung dibandar udara.5.PERNYATAAN KONTRIBUSIPenulis manuskrip ini menyatakan bahwakedua penulis merupakan kontributor utamadalam penulisan dan penelitian.DAFTAR PUSTAKABishop, J. (2003). Review of veness of auditory bird scaringtechniques and potential /7a806a7156c45b3f50bf7ea8eb7b918ac4ab.pdfCardoso S.H. (2001) Bird Control andReduction Committees in the SouthAmericanRegion.ICAO-ACI/LACSeminar on Bird Hazards, EnvironmentalProtection and Land Use at Airports forthe NAM/CAR/SAM (Americas) Regions.Miami, USA.Direktur Jenderal Perhubungan Udara. (2011).PeraturanDirekturJenderalPerhubungan Udara No. KP.468 tahun2011 tentang Prosedur PelaporanSerangan Burung di Bandar Udara danSekitarnya.Hedayati R., Sadighi M. (2015) Bird Strike 1stEdition. An Experimental, Theoreticaland Numerical Investigation. WoodheadPublishing.Husein A. Akil. (2003). Metode Akustik untukMenghalau Jenis Burung yang Terdapatdi Sekitar Landasan Pacu BandaraSoekarno Hatta, Prosiding SeminarNasional Akustik dan Teknik Tata Suara.Martono A. (2007) Gangguan Burung diBandara dan Sekitarnya. Bahan Paparandi Hadapan Civitas Akademika siak, Piotr. (2008). Methods of birdcontrol at airports. Theoretical andapplied aspects of modern ecology.,Edition: 1, Publisher: o., Editors: J. Uchmanski,pp.171-203Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2016).Peraturan Menteri Kesehatan no 70tahun 2016 tentang standar danKESIMPULANKesimpulan yang dapat diambil dari penelitianini adalah frekuensi bunyi yang efektif untukmengusirburung-burungdikawasanaerodrome bandar udara internasional AhmadYani Semarang adalah sama dengan frekuensiyang dikeluarkan oleh burung-burung itusendiri, yaitu dari 800 Hz hingga 5kHz. Tingkattekanan bunyi efektif yang dihasilkan speakersebesar 85 dB memperlihatkan respon burungberupa terbang menjauh. Tingkat tekanan bunyisebesar 85 dB ini dapat dikatakan sebagaiambang batas sakit pendengaran burung.UCAPAN TERIMA KASIHTerima kasih diucapkan sebesar-besarnyapada PT. Angkasa Pura I dan Bandar UdaraInternasional Ahmad Yani Semarang ataskepercayaannya sehingga kegiatan Kajian BirdStrike di Bandara Ahmad Yani Semarang dapatdilaksanakan dengan baik. Terima kasihdisampaikan pula kepada LaboratoriumStandard Nasional Satuan Ukuran Akustik &Vibrasi Badan Standardisasi Nasional (dahuluSubbidang Metrologi Akustik & Vibrasi PusatPenelitian Metrologi LIPI), dan pada timpelaksana kegiatan Kajian Bird Strike diBandara Ahmad Yani Semarang yaitu BapakAchmad Suandi, Bapak Rukmana, dan BapakAhnan (alm.).349

Prosiding PPIS 2019 – Semarang, 11 Oktober 2019 : Hal 343-350persyaratan kesehatan lingkungan kerjaindustri.Pemerintah Republik Indonesia. (2009).Undang-Undang Republik Indonesia No.1 tahun 2009 tentang Penerbangan.Pusat Penelitian Metrologi LIPI. (2016).Laporan Akhir Studi Kebutuhan AlatPengusir Burung di Bandar UdaraInternasional Sam Ratulangi, ManadoSulawesi Utara.PusatPenelitian Metrologi LIPI. (2016).Laporan Kegiatan Kajian Bird Strike diBandara Ahmad Yani Semarang.Tamam, MB. (2016). Klasifikasi, Nama Latin,dan Deskripsi Burung Blekok speciosa.html350

api Gambar 1. Diagram sistem speaker pengusir burung 4. HASIL DAN PEMBAHASAN senja 22 Burung-burung yang terlihat di kawasan aerodrome bandar udara internasional Ahmad Yani Semarang dan jumlahnya dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Jenis burung yang terlihat di sekitar aerodrome No. Jenis burung Nama Ilmiah tanahJumlah 1 Gemak tegalan