Analisis Vector Autoregression (Var) Terhadap Hubungan Antara Bi Rate .

Transcription

ANALISIS VECTOR AUTOREGRESSION (VAR) TERHADAPHUBUNGAN ANTARA BI RATE DAN INFLASIYenni Samri Juliati NasutionDosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sumatera UtaraAbstractStandard monetary policy is mirrored by the determination of the policyrate (BI Rate) which is expected to affect the money market interest ratesand deposit rates and bank lending rates. These interest rate changes willultimately affect output and inflation. The operational objective ofmonetary policy is reflected in the development of interest rates Overnightinterbank money market (interbank O/N). Movements in interbank rates isexpected to be followed by the development in interest rates on deposits,and in turn in bank lending rates. Taking also into account other factors inthe economy. BI Rate announced by the Board of Governors of BankIndonesia each meeting of the Board of Governors (RDG) monthly andimplemented on monetary operations conducted by Bank Indonesiathrough the management of liquidity (liquidity management) in the moneymarket to achieve the monetary policy operational target.Kata Kunci: BI Rate, Moneter, Inflasi,A. PendahuluanBI Rate adalah tingkat suku bunga yang dijadikan acuanuntuk bunga pinjaman (pengusaha yang berhutang) ataupun bungasimpanan (tabungan, deposito, dan lain-lain) pada bank danlembaga keuangan seluruh Indonesia. Biasanya BI Rate disebutdalam persen, per tahun. Saat ini, sedang banyak berita tentang80

Analisis Vector Auto Regression Yenni Samri Juliati 81kenaikan BI Rate menjadi 7,25% per tahun. Biasanya (namun takselalu), BI Rate dinaikkan guna menurunkan tingkat inflasi.Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rateapabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yangtelah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BIRate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaranyang telah ditetapkan. Penelitian dengan judul “Analisis VectorAutoregression (VAR) terhadap hubungan antara BI Rate dan Inflasi”ini dimaksudkan untuk menganalisis secara empiris, apakahterdapat indikasi hubungan antara BI Rate dan inflasi maupunsebaliknya Inflasi dipengaruhi BI Rate.B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :Apakah terdapat hubungan antara BI Rate dan Inflasi.C. Metodologi Penelitian1. Sumber DataData yang digunakan dalam penelitian ini adalah datasekunder berupa time series bulanan yang didapat dari StatitikPerbankan Indonesia pada Bank Indonesia (SPI-BI/OJK). Datadimaksud adalah series bulanan BI rate dan inflasi kurun waktumulai bulan Januari tahun 2006 sampai dengan bulan Desember2014.2. Metode EstimasiPermasalahan dalam studi ini akan dianalisis �(kausalistis) antarvariabel dalam sistem, dengan menambahkanintercept. metode ini mulai dikembangkan oleh Sims pada tahun

82At-TijarohVolume 1, No. 2, Juli-Desember 20151980 (Tanjung dan Devi, 2013:261) yang mengasumsikan bahwasemua variabel dalam model bersifat endogen (ditentukan di dalammodel) sehingga metode ini disebut sebagai model yang ateoritis(tidak berdasar teori).a) Uji StationeritasData ekonomi time series umumnya bersifat stokastik ataumemiliki tren yang tidak stasioner, artinya data tersebutmemiliki akar unit. Untuk dapat mengestimasi suatu modelmenggunakan data tersebut, langkah pertama yang harusdilakukan adalah pengujian stasioneritas data atau dikenaldengan unit root test. (Gujarati, 2003).b) Pemilihan Lag OptimumPenentuan jumlah lag (ordo) yang akan digunakan dalam modelVAR dapat ditentukan berdasarkan kriteria Akaike InformationCriterion (AIC) dan Schwarz Information Criterion (SC). Lag yangakan dipilih dalam penelitian ini adalah model dengan nilai AICyang paling kecil. Dalam tahapan ini pula dilakukan ujistabilitas model VAR. Penentuan lag optimum dan uji stabilitasVAR dilakukan terlebih dahulu sebelum melalui tahap ujikointegrasi.c) Uji StabilitasUntuk menguji stabil atau tidaknya estimasi VAR yang telahdibentuk maka dilakukan pengecekan kondisi VAR stabilityberupa roots of characteristic polynomial. Suatu sistem VARdikatakan stabil apabila seluruh roots-nya memiliki moduluslebih kecil dari satu (Gujarati, 2003).d) Uji KointegrasiJika fenomena stasioneritas berada pada tingkat first differenceatau I(1), maka perlu dilakukan pengujian untuk melihatkemungkinan terjadinya kointegrasi. Konsep kointegrasi pada

Analisis Vector Auto Regression Yenni Samri Juliati 83dasarnya untuk melihat keseimbangan jangka panjang di antaravariabel-variabel yang diobservasi. Terkadang suatu data yangsecara individu tidak stasioner, namun ketika dihubungkansecara linier data tersebut menjadi stasioner. Hal ini yangkemudian disebut bahwa data tersebut terkointegrasi. Apabilasatu set variabel benar-benar terkointegrasi , maka harus dapatdideteksi implied restiriksi atau unrestriksi VAR (Green, 2000:794).e) Vector Error Correction Model (VECM)VECM adalah bentuk Vector Autoregression yang terestriksi.Restriksi tambahan ini harus diberikan karena keberadaanbentuk data yang tidak stasioner namun terkointegrasi. asitersebut ke dalam spesifikasinya. Karena itulah VECM seringdisebut desain VAR bagi series nonstasioner yang memilikihubungan kointegrasi (Tanjung dan Devi, 2013: 269).f) Instrumen Vector AutoregressionDalam melakukan analisisnya, VAR memiliki instrumentspesifik yang memiliki fungsi spesifik dalam menjelaskaninteraksi antarvariabel dalam model. Instrumen itu meliputiImpulse Response Function (IRF) dan Forecast Error VarianceDecompisitions (FEVD), atau biasa disebut Variance Decompisition(VD). IRF merupakan aplikasi vector moving average yangbertujuan melihat seberapa lama goncangan dari satu variabelberpengaruh terhadap variabel lain. Sedangkan VD dalam VARberfungsi untuk menganalisis seberapa besar goncangan darisebuah variabel mempengaruhi variabel lain.

84At-TijarohVolume 1, No. 2, Juli-Desember 2015D. Tinjauan Pustaka1. BI RateBI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkansikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bankIndonesia dan diumumkan kepada publik.BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesiasetiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikanpada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melaluipengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang saranoperasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangansuku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N).Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti olehperkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya sukubunga kredit perbankan.BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank implementasikan pada operasi moneter yang dilakukan BankIndonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management ) dipasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneterdengan mekanisme sebagai berikut:1) Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiapbulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materibulanan.2) Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampaidengan RDG berikutnya.3) Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukandengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag ofmonetary policy) dalam mempengaruhi inflasi.

Analisis Vector Auto Regression Yenni Samri Juliati 854) Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula,penetapan Stance Kebijakan Moneter dapat dilakukan sebelumRDG Bulanan melalui RDG Mingguan.Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BIRate (secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin(bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesiayang lebihbesar terhadap pencapaian sasaran inflasi, makaperubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalamkelipatan 25 bps.Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalamperekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BIRate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yangtelah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BIRate.Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiapbulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan materibulanan.1) Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampaidengan RDG berikutnya.2) Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukandengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag ofmonetary policy) dalam memengaruhi inflasi.3) Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula,penetapan stance Kebijakan Moneter dapat dilakukan sebelumRDG Bulanan melalui RDG Mingguan.Besar Perubahan BI RateRespon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BIRate (secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin(bps). Dalam kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesiayang lebih besar terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka

86At-TijarohVolume 1, No. 2, Juli-Desember 2015perubahan BI Rate dapat dilakukan lebih dari 25 bps dalamkelipatan 25 bps.2. InflasiInflasi merupakan kecenderungan naiknya harga barang danjasa pada umumnya yang berlangsung secara terus menerus.Sedangkan tingkat inflasi menunjukkan persentase perubahantingkat harga rata-rata tertimbang untuk barang dan jasa dalamperekonomian suatu negara. Berikut ini faktor-faktor penyebabterjadinya inflasi adalah sebagai berikut:a) Naiknya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasaKetika pemerintah menaikkan gaji pegawai negeri sipil (PNS),biasanya diikuti dengan kenaikan permintaan barang dan jasa.Bila kenaikan besarnya permintaan ini tidak diimbangi denganpenambahan volume barang dan jasa di pasar, maka hal iniakan berakibat pada naiknya harga barang dan jasa. Kenaikangaji PNS ini pada dasarnya mengidikasikan adanya kenaikanjumlah uang yang beredar. Jenis inflasi ini disebut demand-pullinflation.b) Kenaikan biaya produksiPada waktu pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak(BBM), maka harga barang-barang di pasar juga akanmeningkat. Karena kenaikan harga BBM berdampak padakenaikan biaya produksi, akibatnya perusahaan juga menaikkanharga jual barang dan jasanya. Disini terjadi cost-push inflation.c) Defisit anggaran belanja (APBN)Defisit APBN yang ditutup dengan percetakan uang baru olehBank Indonesia, akan berakibat pada bertambahnya jumlahuang beredar, Dimana hal ini akan berdampak pada kenaikanharga barang dan jasa.

Analisis Vector Auto Regression Yenni Samri Juliati 87d) Menurunnya nilai tukar rupiahMenurunnya nilai tukar terhadap valuta asing, seperti US dollar,Yen, Deutche Mark, akan berdampak pada semakin mahalnyabarang-barang produksi impor. Hal ini berakibat pada kenaikanbiaya produksi.Dampak Inflasi1) Dampak Postitif InflasiApabila inflasi yang terjadi ringan, akan mempunyai pengaruhyang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik,yaitu:(a) Meningkatkan pendapatan nasional(b) Membuat orang bergairah untuk bekerja,(c) Menabung dan mengadakan investasi.(d) Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasimenguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepadakreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saatmeminjam.(e) Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatanyang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya engusaha besar).2) Dampak Negatif InflasiAdapun dampak-dampak pada saat terjadi inflasi yang takterkendali (hiperinflasi), antara lain:(a) dakan investasi dan produksi karena harga meningkatdengan cepat. Masyarakat enggan untuk menabung karena nilaimatauangsemakinmenurun.Walaupuntabungan

88At-TijarohVolume 1, No. 2, Juli-Desember 2015menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga,nilai uang tetap menurun. Bila orang enggan menabung, duniausaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untukberkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yangdiperoleh dari tabungan masyarakat(b) Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri ataukaryawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahanmenanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup merekamenjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.Dari berbagai dampak yang timbul tersebut muncul berbagaipihak yang di untungkan dan pihak yang di rugikan sebagaidampak adanya inflasi. Pihak-pihak tersebut antara lain:Pihak Yang Diuntungkan:a. Para pengusaha yang pada saat sebelum terjadinya inflasi, telahmemiliki stock/persediaan produksi barang yang siap dijualdalam jumlah besar.b. Para pedagang yang dengan terjadinya inflasi menggunakankesempatan memainkan harga barang. Cara yang dipakaiadalah dengan menaikkan harga, karena ingin mendapatkanlaba/keuntungan yang besar.c. Para spekulan yaitu orang-orang atau badan usaha banyak-banyaknya sebelum terjadinya inflasi dan menjualnyakembali pada saat inflasi terjadi, sehingga terjadinya kenaikanharga sangat menguntungkan mereka.d. Para peminjam karena pinjaman telah diambil sebelum hargabarang-barang naik, sehingga nilai riil-nya lebih tinggi daripadasesudah inflasi terjadi, tetapi peminjam membayar kembali tetapsesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelum terjadi inflasi.

Analisis Vector Auto Regression Yenni Samri Juliati 89Pihak Yang Dirugikan:a) Para konsumen, karena harus membayar lebih mahal, sehinggabarang yang diperoleh lebih sedikit jika dibandingkan dengansebelum terjadinya inflasi.b) Mereka yang berpenghasilan tetap, karena dengan penghasilantetap, naiknya harga barang-barang dan jasa, mengakibatkanjumlah barang-barang dan jasa yang dapat dibeli menjadi lebihsedikit, sehingga pendapatan riil/nyata berkurang, sedangkankenaikan penghasilan atau pendapatan pada saat terjadi inflasisulit diharapkan.c) Para pemborong atau kontraktor, karena harus mengeluarkantambahan biaya agar dapat menutup flasidanmengakibatkanberkurangnya keuntungan yang diperoleh dari proyek yangdikerjakan.d) Para pemberi pinjaman/kreditor, karena nilai riil dari pinjamanyang telah diberikan menjadi lebih kecil sebagai akibatterjadinya inflasi.Cara Mengatasi InflasiDalam menyikapi inflasi agar tidak berkepanjangan dan tidakberpengaruh yang besar terhadap kondisi perekonomian Indonesia,maka pemerintah melakukan berbagai kebijakan antara laina. Kebijakan Moneter.Kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan untukmeningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah akmenggunakan pendekatan moneter dalam upaya mengendalikantingkat harga umum. Pada umumnya pendekatan moneter dipakaiuntuk mengatasi inflasi jangka pendek.Kebijakan ini meliputi:

90At-TijarohVolume 1, No. 2, Juli-Desember 2015a) Politik diskonto dan bunga pinjaman: Dengan mengurangijumlah uang yang beredar, dapat dilakukan dengan caramenaikan suku bunga bank, hal ini diharapkan permintaankredit akan berkurang.b) Politik pasar terbuka: Bank sentral menjual obligasi atau suratberharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakatdan dengan menjual surat berharga bank sentral dapat menekanperkembangan jumlah uang beredar sehingga jumlah uangberedar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih rendah.c) Peningkatan cash ratio: Menaikkan cadangan uang kas yang adadi bank sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkankepada debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal ini berartidapat mengurangi jumlah uang yang beredar.d) Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlahuang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit.e) Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation)ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilaimata uang). Sneering ini pernah dilakukan oleh BI pada tanggal13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan nilai mata uangpecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00, pada saat itu inflasimencapai 650%.b. Kebijakan FiskalKebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubungan denganfinansial pemerintah. Bentuk kebijakan ini antara lain:a) Pengurangan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluarankeseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan.b) Menaikkan pajak, akan mengakibatkan penerimaan uangmasyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya belimasyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akanbarang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.

Analisis Vector Auto Regression Yenni Samri Juliati 91c) otong gaji pegawai negeri 10% untuk ditabung, ini terjadipada masa orde lama.c. Kebijakan Non- MoneterKebijakan Non-Moneter dapat dilakukan dengan cara menaikanhasil produksi, kebijakan upah dan pengawasan harga dandistribusi barang.a) Menaikan hasil produksi, cara ini cukup efektif mengingatinflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidakseimbang dengan jumlah uang yang beredar.b) Kebijakan upah, merupakan upaya menstabilkan upah/gaji,dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karenakenaikan yang relatif sering dilakukan akan meningkatkan dayabeli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaanterhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnyaakan menimbulkan inflasi.c) Pengawasan harga dan distribusi barang, dimaksudkan agarharga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukanpemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga ecerantertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akanberhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang baikbiasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindaripasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukandengan lancar.d) Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan jumlahoutput dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunanbea masuk sehingga impor barang cenderung ericenderung akan menurunkan harga.Kebijakan penentuan hargadan indexing ini dilakukan dengan penentuan ceiling price.

92At-TijarohVolume 1, No. 2, Juli-Desember 2015d. Kebijakan Sektor Riila) Pemerintah menstimulus bank untuk memberikan gah). Contohnya bank BRI mencanangkan tahun inisebagai Microyear.b) Menekan arus barang impor dengan cara menaikkan pajak.c) Menstimulus masyarakat untuk menggunakan produkdalam negeri.Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat untukmewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, sumbertekanan inflasi Indonesia tidak hanya berasal dari sisi permintaanyang dapat dikelola oleh Bank Indonesia. Dari hasil beberapapenelitian, karakteristik inflasi di Indonesia masih cenderungbergejolak yang terutama dipengaruhi oleh sisi suplai (sisipenawaran) berkenaan dengan gangguan produksi, distribusimaupun kebijakan pemerintah. Selain itu, shocks terhadap inflasijuga dapat berasal dari kebijakan pemerintah terkait hargakomoditas strategis seperti BBM dan komoditas energi lainnya(administered prices). Berdasarkan karakteristik inflasi yang masihrentan terhadap shocks tersebut, untuk mencapai inflasi yangrendah, pengendalian inflasi memerlukan kerjasama dan koordinasilintas instansi, yakni antara Bank Indonesia dengan Pemerintah.Diharapkan dengan adanya harmonisasi dan sinkronisasi kebijakantersebut, inflasi yang rendah dan stabil dapat tercapai yang padagilirannya mendukung kesejahteraan masyarakat.

Analisis Vector Auto Regression Yenni Samri Juliati 93Gambar I. Koordinasi Antara Bank Indonesia dan PemerintahDalam Pengendalian InflasiMenyadari pentingnya peran koordinasi dalam rangkapencapaian inflasi yang rendah dan stabil, Pemerintah dan BankIndonesia membentuk Tim Pemantauan dan Pengendalian Inflasi(TPI) di level pusat sejak tahun 2005. Penguatan koordinasikemudian dilanjutkan dengan membentuk Tim PengendalianInflasi di level daerah (TPID) pada tahun 2008. Selanjutnya, untukmenjembatani tugas dan peran TPI di level pusat dan TPID didaerah, maka pada Juli 2011 terbentuk Kelompok Kerja Nasional(Pokjanas) TPID yang diharapkan dapat menjadi katalisator yangdapat memperkuat efektivitas peran TPID. Keanggotaan PokjanasTPID adalah Bank Indonesia, Kemenko Perekonomian danKemendagri.

94At-TijarohVolume 1, No. 2, Juli-Desember 2015Gambar II. Keterkaitan Antara TPI, Pokjanas TPID dan TPIDBank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai danmemelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimanatercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang BankIndonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiahantara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasayang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejaktahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakanmoneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter(Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukaryang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangatpenting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Olehkarenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukaruntuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukanuntuk mengarahkan nilai tukar pada level etapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau sukubunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yangditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, kaninstrumen-

Analisis Vector Auto Regression Yenni Samri Juliati 95instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang to,penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit ataupembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-carapengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.3. Indeks Harga KonsumenIndeks harga konsumen (consumer price index) adalah nomorindeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yangdikonsumsi oleh rumah tangga (household). IHK sering digunakanuntuk mengukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagaipertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dankontrak lainnya. Untuk memperkirakan nilai IHK pada masadepan, ekonom menggunakan indeks harga produsen, yaitu hargarata-rata bahan mentah yang dibutuhkan produsen untuk membuatproduknya. Untuk mengukur tingkat harga secara makro, biasanyamenggunakan pengukuran Indeks Harga Konsumen (IHK) atauConsumer Price Indeks (CPI). Indeks Harga Konsumen (IHK) dapatdiartikan sebagai indeks harga dari biaya sekumpulan barangkonsumsi yang masing-masing diberi bobot menurut proporsibelanja masyarakat untuk komoditi yang bersangkutan. IHKmengukur harga sekumpulan barang tertentu (seperti bahanmakanan pokok, sandang, perumahan, dan aneka barang dan jasa)yang dibeli konsumen.Indeks Harga Konsumen (IHK) memberikan informasimengenai perkembangan rata-rata perubahan harga sekelompoktetap barang/ jasa yang pada umumnya dikonsumsi oleh rumahtangga dalam suatu kurun waktu tertentu. Perubahan IHK dariwaktu ke waktu menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atautingkat penurunan (deflasi) harga barang/jasa kebutuhan rumahtangga sehari-hari.

96At-TijarohVolume 1, No. 2, Juli-Desember 2015Dalam banyak keperluan dan perhitungannya, harga yangdigunakan harus menggambarkan harga yang berlaku dalam suatunegara. Untuk itu dibuat besaran yang dapat menggambarkantingkat perubahan harga-harga secara umum. Besaran harga inidinyatakan dalam indeks harga. Indeks harga yang umumdigunakan untuk menyatakan tingkat harga dari barang-barangyang selalu diperlukan oleh konsumen disebut indeks hargakonsumen (IHK). IHK adalah suatu indeks yang mengukurperubahan harga rata-rata tertimbang dari barang dan jasa yangdikonsumsi oleh rumah tangga (household) atau masyarakat dalamwkatu tertentu. Nilai IHK menunjukkan rata-rata perubahan hargayang dibayarkan oleh konsumen dari sekelompok barang dan jasatertentu.Indeks harga dihitung dengan memilih tahun dasar yangmenjadi basis pembanding perubahan harga. Beberapa jenis barangdipilih untuk membentuk indeks harga. Setiap barang yang dipilihdiberi nilai kepentingan relative atau weightage yang menunjukkanbobot dari barang tersebut. Barang yang sangat diperlukan olehmasyarakat diberi bobot yang tinggi.Di Indonesia, sejak bulan Juni tahun 2008, IHK Indonesiadihitung dengan menggunakan tahun dasar 2007, IHK pada tahun2007 adalah 100. Total Kota yang disurvey adalah 66 kota, yangterdiri dari 33 ibukota propinsi dan 33 kota-kota besar. IHKsebelum tahun 2008 menggunakan tahun dasar 2002 dan kota yangdisurvei hanya 45 kota. Total barang dan jasa yang diamati antara284-441jenis, dandikelompokkanmenjadipengeluaran yaitu:1. Bahan makanan.2. Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.3. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar.4. Sandang.tujuhkelompok

Analisis Vector Auto Regression Yenni Samri Juliati 975. Kesehatan.6. Pendidikan, rekreasi dan olah raga.7. Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.4. Penelitian TerdahuluPenelitian Erni Indah Sari, Ervita Safitri, Ratna Juwita (2010)dengan judul “ Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadapReturn Saham PTIndofood Sukses makmur Tbk” menganalisispengaruh tingkat suku bunga bank konvensional sebagai salah satufaktor dalam penentuan marjin bagi hasil di bank syariah hasilpenelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara inflasidan tingkat suku bungaterhadapreturn saham PT IndofoodSukses Makmur Tbk baik secara simultan maupun parsial.Penelitian Lourence M.AM, Gusmao (Ado), 2011, Skripsi: “ AnalisisPengaruh Tingkat Suku Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap MinatMenabung Konsumen (Studi di Dilli Timor Leste). Hasil penelitianmenunjukkan bahwaterdapat pengaruh antara tingkat sukubungan dn inflasi terhadap minat menabung konsumen.Akhmad Sodikin (2007) melakukan penelitian tentangVariabel Makroekonomi Yang Mempengaruhi Return Saham DiBEJ . Hasil penelitian menunjukkan variabel makroekonomi ( nilaitukar rupiah,tingkat suku bunga dan tingkat inflasi) tidakberpengaruh secara parsial terhadapreturn saham industripertanian, aneka industri, barang konsumsi, infrastruktur dan jasa.Padasaham industri pertambangan, kimia,konstruksi dankeuangan hanya tingkat suku bunga y ang berpengaruh secaraparsial terhadap return saham. Pada saham industri struksi,infrastruktur dan jasa variabel makroekonomi (nilai tukar rupiah,tingkat suku bunga dan tingkat inflasi) tidak berpen garuh secarasimultan terhadap return saham.

98At-TijarohVolume 1, No. 2, Juli-Desember 2015E. Pembahasan1. Uji Stationer DataUji stationer data dapat dilakukan dengan metode grafik danmetode akar unit. Uji akar unit digunakan uji augmented Dickey–Fuller (ADF) jika nilai absolut statistik t lebih kecil dari nilai kritispada table MacKinnon pada berbagai tingkat kepercayaan (1%, 5%dan 10%), maka mengindikasikan data tidak stationer. Disampingitu dapat pula dilihat pada nilai prob yang lebih besar dari 0,05yang juga menindikasikan data tidak stationer (Winarno, 2007, 114). Sebaliknya jika nilai ADF lebih besar dari nilai kritis berbagaitingkat kepercayaan (1%, 5% dan 10%), maka tidak terdapat akarunit atau data stationer.Tabel 1. Hasil uji ADF Variabel Unit Root Include in test EquationADF Test Statistic Critical Value 5%Null Hypothesis: BIRATE has a unit rootExogenous: ConstantLag Length: 2 (Automatic based on SIC, MAXLAG 2)Augmented Dickey-Fuller test statisticTest critical values: 1% level5% level10%level*MacKinnon (1996) one-sided p-values.Augmented Dickey-Fuller Test EquationDependent Variable: D(BIRATE)Method: Least 00.0158-2.581596

Analisis Vector Auto Regression Yenni Samri Juliati 99Date: 04/04/15 Time: 20:19Sample (adjusted): 2006M04 2014M12Included observations: 105 after adjustmentsCoefficient Std. dAdjusted Rsquared0.401955Mean dependent var 0.0476190.384192S.D. dependent varS.E. of (BIRATE(-2))CSum squared resid 3.146855Log likelihood35.15819Durbin-Watson stat 2.0460480.224934Akaike info criterion 0.593489Schwarz ic)0.000000KeteranganDari tabel 1 dapat dijelaskan bahwa nilai ADF test untuk BI Ratelebih besar dari nilai kritis 5% atau tidak stationer baik pada levelmaupun pada First Different. Selanjutnya dilakukan uji stationervariable inflasi pada second different. Adapun uji stationerterhadap variableinflasi menunjukkan variabel telah stationer pada tingkat level.

100 At-TijarohVolume 1, No. 2, Juli-Desember 20152. Uji Panjang Lag OptimalPendekatan VAR sangat sensitif terhadap jumlah lag data yangdigunakan, oleh karenanya perlu ditetapkan panjang lag yangoptimal. Penentuan panjang lag tersebut dimanfaatkan untukmengetahui lamanya periode keterpengaruhan terhadap suatuvariabel endogen dengan pada waktu waktu yang lalu maupunterhadap variabel endogen lainnya. Penentuan panjang lag dapatdilihat dari nilai nilai dari Likelihood Ratio (LR), Final Prediction Error(FPE), Akaike Information Criterion (AIC) dan Schwarz InformationCriterion (SC).3. Hasil Uji Stabilitas VARUntuk menguji stabil atau tidaknya estimasi VAR yang telahditentukan maka dilakukan VAR condition Stability Check yakniberupa roots of characteristic polynomial. Suatu model VAR dikatakanstabil jika seluruh rootsnya memiliki modulus lebih kecil dari 1(Gujarati, 2003).Berikut ini hasil uji Stabilitas VAR yang disajikan dalam tabelberikut ini:Tabel 2. Hasil Uji Stabilitas Model Roots of ogenous variables: C Lag specification: 2Dependent Variable: BIRATEMethod: Least SquaresDate: 04/04/15 Time: 20:53Sample: 2006M01 2014M12Included observations: 108Rate,2)D(Inflasi,2)

Analisis Vector Auto Regression Yenni Samri Juliati 101VariableCoefficient Std. ErrorINFLASI0.97047

Analisis Vector Auto Regression Yenni Samri Juliati 87 d) Menurunnya nilai tukar rupiah Menurunnya nilai tukar terhadap valuta asing, seperti US dollar, Yen, Deutche Mark, akan berdampak pada semakin mahalnya barang-barang produksi impor. Hal ini berakibat pada kenaikan biaya produksi. Dampak Inflasi 1) Dampak Postitif Inflasi