MEMBANGUN VISUAL STORYTELLING DENGAN

Transcription

View metadata, citation and similar papers at core.ac.ukbrought to you byCOREprovided by Institut Seni Indonesia Yogyakarta: Jurnal Online ISI Yogyakarta / Indonesia Institute of.Sense Vol 1 No 2 November 2018MEMBANGUN VISUAL STORYTELLINGDENGAN KOMPOSISI DINAMIKPADA SINEMATOGRAFI FILM FIKSI “ASMARADANA”Tri Adi PrasetyoDyah Arum RetnowatiLatief Rakhman HakimJurusan Film & Televisi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia YogyakartaJl. Parangtritis km. 6.5 Yogyakarta Telp. (0274) 381047ABSTRAKKarya tugas akhir penciptaan seni yang berjudul Membangun Visual StorytellingDengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksi “Asmaradana” merupakansebuah karya film pendek yang mengangkat kisah sepasang suami istri yang baru sajamenikah. Konflik utama yang terjadi adalah tokoh Jaya selalu mengorbankan perasaan danfisiknya demi bukti cinta kepada tokoh Ratih, tetapi justru Ratih mengalami atau menderitasebuah kelainan seksual.Secara umum film dapat dibagi atas dua unsur pembentuk yakni, unsur naratifdan unsur sinematik. Di dalam unsur sinematik terbagi menjadi beberapa bagian yaitusinematografi, mise-en-scene, editing, dan suara. Sinematografi dapat dikatakan sebagaimenulis dengan cahaya ke dalam sebuah gerakan gambar, sehingga sangat bergantung sertaberhubungan erat pada bidang fotografi.Konsep estetik pada penciptaan karya seni film fiksi “Asmaradana” menggunakankomposisi dinamik sebagai media untuk membangun sebuah visual storytelling pada filmfiksi. Visual Storytelling adalah penyampaian cerita secara naratif melalui urutan kejadiankejadian tertentu dengan menggunakan image- image visual atau grafik, baik bergerakmaupun diam. Penggunaan komposisi dinamik pada sinematografi film fiksi “Asmaradana”bertujuan untuk menyampaikan ketidakharmonisan antar karakter tokoh cerita, melaluidominasi ukuran dan posisi objek utama pada penataan elemen-elemen visual komposisigambar di dalam bidang sinematografi.kata kunci : film, sinematografi, visual storytelling, komposisi dinamikPendahuluanManusia mempunyai kebutuhanuntuk dicintai dan mencintai dalammenjalanikehidupan.Pembahasanmengenai cinta selalu menarik untuktentang sepasang suami istri (Jaya danRatih) yang baru saja menikah namunsosok sang istri mengalami kelainanbiologis. Bentuk kelainan biologis yangdialami sosok istri adalah masokhis.digali, khususnya cinta eros. Cinta erosatau cinta erotis adalah cinta yangmendambakan suatu peleburan secaratotal dan penyatuan dengan pribadi laindengan kata lain bahwa antar individumerasa saling mendominasi (Fromm,2005:89). Film “Asmaradana” berceritaKunci utama dalam n melalui ketidakseimbanganantar karakter tokoh yang terdapat padavisual storytelling. Visualisasi tersebutdicapai dengan menggunakan komposisidinamik untuk memperkuat nilai estetik203

Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman HakimMembangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksipadavisualstorytelling.Komposisidinamik tidak mempunyai komposisidialami oleh karakter tokoh pada filmAsmaradana.yang seimbang, ukuran, posisi, dan arahgerakobjekmempengaruhikomposisi dinamik dalam membangunkondisi gambar serta elemen-elemenvisual storytelling pada penciptaan karyavisual pada komposisi dapat berubah-seni film “Asmaradana” terutama diubahbidang sinematografi meliputi, eksplorasisecarakomposisisangatTujuan dan manfaat penggunaandinamis.Penggunaandinamikfilmteknik komposisi sinematografi sebagaidengancara menyampaikan sebuah pesan yangmenunjukan suasana yang dialami olehterdapat pada film serta memberikankarakter utama serta bertujuan untuktambahan pengetahuan atau pengalamanmenyampaikan ketidakharmonisan antarkhususnya mengenai teknik komposisikarakter tokoh melalui dominasi ukurandalam bidang tata sinematografi sebuahdan posisi objek utama di dalam elemen visual pada komposisiSalah satu hal yang paling pentinggambar. Penjabaran informasi dan emosipada cerita film yang berkaitan dengancerita kepada penonton angkaian shot tersebut dapat diwujudkan(visual metaphor) yaitu kemampuandalam bentuk visualisasi suasana tokohgambar untuk menyampaikan maknamelaluisinematografercerita yang sebenarnya. Gambar yangterhadap skenario atau naskah film yangbermakna adalah gambar yang setiapkemudian diubah ke dalam bentukaspeknyagambar (visual) dengan menggunakansimbol, dan pemaknaan konotasi, tidakkomposisi dinamik. Ilusi visual di dalamada aspek di dalam gambar yang terekampenataandapattanpa rencana. Setiap elemen, setiapdipengaruhi oleh emosi, nuansa, suasanawarna, serta setiap bayangan memilikidan penataan tokoh di dalam adegantujuan tertentu untuk menyampaikancerita pada pembingkaian komposisisebuah cerita (Brown, 2012: 68).interpretasikomposisidinamikgambar film “Asmaradana”. amelemen visual dalam komposisi dinamikmembangun sebuah visual storytellingtersebutestetismelaluiberdasarkan keseimbangan dan eknik sinematografi dibagibeberapaelemen(Blain,

Sense Vol 1 No 2 November 20181. The frame atau pembingkaiankomposisi gambar.Secara dasar komponen visualpada komposisi sinematografi dibagi2. Pemilihan cahaya dan warna.menjadi 7 elemen dasar yaitu ruang,3. Pemilihan lensa.garis, bentuk, tone, warna, gerakan, dan4. Penggunaan pergerakanirama (Block, 2008:2-10). Komponen-kamera.komponen visual dasar tersebut dapat5. Penambahan tekstur padaditemukan di setiap komposisi gambargambar.bergerak maupun diam. Melalui penataan6. Penggunaan establishing padacerita.7. Penggunaan point of view munikasikansuasana hati, emosi, ide serta memberistruktur visual pada komposisi gambar.Pemilihan bingkai pada komposisigambar merupakan hal paling mendasardalam proses pembuatan sebuah enontonterhadap cerita yang disampaikan melaluikomposisi, ritme, dan perspektif (Blain,2011:4).Komposisiyangbaikmerupakan aransemen dari unsur gambaruntuk membentuk suatu kesatuan yangserasi atau harmonis secara keseluruhan.Elementerpentingyangharusdiperhatikan di dalam pembingkaiankomposisigambaradalahtingkatkecerahan (lighting), warna, ukuran,bentuk, gerak, kecepatan, dan arah.Melalui manipulasi terhadap akangambaruntukmengarahkan perhatian penonton sertamenciptakan respon emosional terhadappenonton (Mascelli, 2010:201).Penataan elemen-elemen visual padakomposisi gambar dapat menghasilkansebuah nilai kontras yang terdapat didalam sebuah gambar atau menciptakannilai dominasi pada gambar.Setiap komponen visual dapatdigambarkan serta digunakan di dalammencapai tingkat kontras serta afinitas.Secara sederhana nilai kontras dapatdiartikan dengan perbedaan, sedangkannilai afinitas berarti sebuah kesamaan.Prinsip utama dalam menciptakan sebuahnilai kontras serta afinitas melaluikomponen elemen visual tersebut terletakpada semakin besarnya tingkat kontrasdalam komponen visual, semakin tinggipula intensitas visualnya atau dapatmenciptakandinamisasi,sedangkansemakin besar afinitas dalam komponenvisual, semakin kurang pula intensitasvisual atau dinamisnya."The greater the contrast in avisual component, the more205

Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman HakimMembangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksithe visual intensity ordynamic increases. Thegreater the affinity in a visualcomponent, the more thevisual intensity or dynamicdecreases. More simplystated: Contrast GreaterVisual Intensity, Affinit LessVisual Intensity" (Block,2008:11).Ketika kamera mengambil gambaratau obyek, sutradara dapat memilihposisi obyek tersebut ke dalam framesesuai tuntutan naratif serta estetik.Penata sinematografi bebas meletakansebuah obyek dimana pun berada didalam frame, di tengah, di pinggir, diatas, di bawah, sejauh komposisi gambaradalah Komposisi Dinamik (Pratista,2008:115).“KomposisiDinamik sifatnyafleksibel dan posisi obyek dapatberubah sejalan dengan waktu.Komposisi dinamik tidak memilikikomposisiyangseimbang(simetris). Ukuran, posisi, arahgerak obyek sangat mempengaruhikomposisi dinamik. Satu cara yangpaling mudah untuk mendapatkankomposisi dinamik adalah denganmenggunakan sebuah aturan yangdinamakan rule of thirds. Dalamrule of thirds, garis-garis imajinermembagi bidang gambar menjaditiga bagian yang sama persis secarahorizontal dan vertikal. Daripersimpangan garis-garis imajinertersebut akan didapat empat buahtitik simpang.” (Pratista, 2008:115)tersebut masih seimbang dan menyatuRule of Third dimulai dengansecara visual. Sebuah obyek tidak harusmembagi ukuran frame menjadi tigaselalu berada di tengah frame untukbagian. Aturan pertiga tersebut bertujuanmencapai komposisi yang seimbang.untuk mendapatkan titik awal perkiraanObyek lain di sekitar obyek utamapada setiap pengelompokan komposisimampu mempengaruhi komposisi dandengan menempatkan titik persimpangansangat bergantung dengan posisi sertapada salah satu dari empat persimpanganpergerakan obyek lain. Pengaturan posisigaris interior. Aturan persimpanganobyek di dalam pembingkaian komposisitersebutgambarsederhana untuk membingkai komposisidapatdigunakanpenatasinematografi untuk mendapatkan motifmotif serta alasan tertentu yang dibuatsecara sengaja, namun dengan pemikiranyang sudah matang. Beberapa penatasinematografi memiliki gaya yang khas didalam mengatur komposisi visual. Secaraumum komposisi gambar yang terkaitdengan posisi obyek di dalam frame206adalahperpaduansecaragambar (Blain, 2011:51).“The rule of thirds starts bydividing the frame into thirds. Therule of thirds proposes that a usefulapproximate starting point for anycompositional grouping is to placemajor points of interest in the sceneon any of the four intersections ofthe interior lines. It is a simple bute ective rough guideline for anyframe composition. The rule ofthirds has been used by artists forcenturies.” (Blain, 2011:51)

Sense Vol 1 No 2 November 2018Gambar 2. Contoh penggunaan GoldenSection pada komposisi gambar filmStanley Kubrick.Sumber:Cinematography Composition history4. Penggunaan paralaks atauGambar 1. Tahapan penentuan garisacuan the rule of thirds pada bingkaigambar. Sumber: Michael Jacobs, TheArt Of Composition.pergerakan gambar.5. Penambahan occlusion atauefek visual pada gambar.Komposisi terbaik dapat dicapaiapabila posisi obyek utama terletak dekatdengan salah satu titik simpang tersebut.Pada umumnya objek visual diletakanpada garis perpotongan pertiga atas ataubawah dan sangat jarang meletakan padaposisi di tengah-tengah. Arah gerak inamikpembingkaianpadakomposisi dinamik gambar terdapat limateknikuntukmendapatkanfilm “Asmaradana” merupakan suatukonsep penciptaan yang berhubungandengan rasa. Hal ini dapat dicapai melaluipemilihan ukuran gambar (shot size),penempatananglekameragunamenempatkan sudut pandang penonton,penggunaan gaya tata cahaya dan penataanelemen-elemen visual ke dalam komposisi(Pratista, 2008:115).ProsesKonsep estetik pada sinematografisebuahkedalaman komposisi gambar secaradinamis (No Film School, 5 TechniquesThat Create Depth and Make YourCinematography More Dynamic) antaradinamik gambar yang bertujuan inggafilmtercapaisebuah bahasa visual film yang baik sertamemilikinilaiestetis.Tujuandaripenggunaan komposisi dinamik padakonsep sinematografi film “Asmaradana”adalah memberikan efek estetis gambarlain:1. Penggunaan cahaya kontras.2. Permainan fokus gambar.3. Menentukan perspektifgambar.dan menciptakan sebuah alur ceritamelalui rangkaian shot yang jelas sertamenarik sehingga mudah dimengerti olehpenonton. Di dalam film “Asmaradana”komposisidapatmembuatsuatu207

Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman HakimMembangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksikeseimbangan antara gambar dan cerita.penempatan elemen-elemen visual yangPembentukan elemen-elemen visual padaterdapat di dalam gambar. Komposisikomposisi gambar tersebut pada dasarnyadinamik tersebut menempatkan objekbertujuan untuk membangun sebuah visualutamastorytellingmemperlihatkan ruang atau setting, waktuyangdicapaimelaluiterhadapdandialamikomposisi dinamik yang baik pada filmutamadenganUntukgerak,simbolisasi suasana serta emosi yangtokohperistiwa.ruangmendapatkanmenempatkan tokoh utama menjadi point“Asmaradana”,of interest atau pusat perhatian, sehinggamenerapkan dan mengaplikasikan unsur-dapat memberikan kesan dominasi padaunsur utama di dalam pembingkaiansebuah komposisi gambar. Rangkaiandengan menggunakan acuan The Rule ofvisual atau shot pada film “Asmaradana”Third dan beberapa unsur nematografersinematografididalamaspek-aspek komposisi dinamik yangmembingkai komposisi dinamik sepertidihadirkan melalui ketidakseimbanganpenggunaandan ketidakharmonisan antar karakterpermainan fokus gambar, ,pergerakanperistiwapada sinematografi film “Asmaradana”(adegan) serta penggunaan efek tertentudigunakan pada scene-scene tertentu yangguna membangun emosi atau suasanaterdapatdenganyang dialami tokoh. Penggunaan rule ofteknikthird dalam pembingkaian n gambar seperti penggunaangambarlong take shot, penggunaan mobilebertujuan untuk membangun proporsiframing atau pergerakan kamera mpatkan objek utama menjadi paikan sudut pandang tokoh.Penempatan objek utama tersebut beradaCamerasebuahpada titik perpotongan atau persinggunganpenempatan kamera yang akan memberigaris horizontal dan vertical yang terdapatdampak terhadap sudut pandang penontonpada sebuah frame. Perpotongan garis(Mascelli, 2010:5).tersebut menghasilkan sembilan area adafilmmenggunakankeseimbangan frame dinamik melalui208bidang yang dibagi melalui 2 garishorizontal dan 2 garis vertical.

Sense Vol 1 No 2 November 2018serta menciptakan keselarasan pada objekutama yang ditangkap oleh sensor kamera.Warna yang digunakan pada film“Asmaradana” divisualisasikan denganmenggunakan warna-warna kontras dannatural tetapi tetap lembut bertujuan untukGambar 3. Referensi warna dan colorpallete pada lukisan Jean HonoreFragonard’s.Sumber: https://flic.kr/s/aHsjB7QwpQ(diakses 1 Maret 2018)membangun suasana serta emosi padakedua tokoh pada film “Asmaradana”.Penggunaan warna-warna primer panaspada film “Asmaradana” bertujuan untukmemberikan efek psikologis terhadapkarakter tokoh sang istri yang terdapatpada film “Asmaradana”. Sedangkanpenggunaanwarnadinginakandiaplikasikan pada karakter tokoh sangsuami yang memiliki kepribadian kakuGambar 4. Referensi warna dan colorpallete pada lukisan Pieter De Hooch.Sumber: https://flic.kr/s/aHsjB1MqDA(diakses 1 Maret 2018)dan tenang. Berikut gambaran mengenaireferensi warna dan color pallete melaluireferensi sebuah lukisan yang akanLook dan Mood di dalam film“Asmaradana” dapat dicapai melaluipengolahan warna pada elemen-elemenvisual pada pembingkaian komposisidinamik. Warna mempunyai perananpentingdalamduniafotografidansinematografi. Adanya asosiasi yang kuatdengan emosi, menjadikan warna padasuatu subjek memberikan energi danmenimbukan mood atau perasaan tertentu(Sugiarto, 2014:4). Melalui pemilihanwarna dalam pembingkaian komposisidinamik,sinematografermampumengungkapkan kepribadian tiap karaktertokoh pada film “Asmaradana”. Elemenmenjadi rujukan pada film “Asmaradana”.Referensi warna pada rujukanlukisan di atas digunakan pada tiap tokohdi dalam film terutama pada tokoh Jayadan Ratih. Penggunaan warna cocokanwarnayangterdapat pada mise- en-scene terutamadalam pemilihan kostum pemain sertaelemen property pada setting ruangkejadian.Pemilihanwarnakostumpemain dipilih melalui motivasi karaktertokoh di dalam cerita serta maknapsikologis warna yang terdapat padareferensi lukisan di atas.warna juga dapat menyeimbangkan emosi209

Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman HakimMembangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film FiksiPembahasan Hasil PenciptaanHasil awal penggabungan rangkaianshot pada film fiksi “Asmaradana”mencapai 38 menit. Rought cut pertamatersebut berisi seluruh adegan lengkapStoryboard shot 1.dengan struktur alur yang sesuai emotongandanpembuangan scene, durasi film menjadi24 menit dengan tetap menggunakanstruktur alur linier. Picture lock film initidak mengurangi jalur cerita meskidurasi dipersingkat. Tensi dramatik padaadegan yang dibangun melalui rangkaianshot justru lebih mudah dihidupkandengan mempermainkan perpindahanshot di dalam tahap editing. Pembahasankaryadalammembangunvisualstorytelling film dapat dijabarkan a” memiliki tujuan tertentuuntuk menyampaikan sebuah cerita.Berikut pembahasan visual storytellingdengan komposisi dinamik di setiaprangkaian shot sebagai berikut ini:1. Scene 1. EXT. KAMAR MANDI– SIANG HARIa. Shot 1. Medium Close Up –Ratih.Gambar AGambar 5. Realisasi shot 1 pada GambarA sebagai pengenalan Ratih berdasarkanstoryboard di dalam scene 1.Shotpertamadibukadenganmedium close up adegan Ratih yangsedang menarik timba air dari dalamsumur dan terlihat bagian tubuh Ratihterluka seperti luka sayatan. Shot inimerupakan tahap pengenalan tokoh Ratihseorang wanita yang hidup di desadivisualisasikan dengan adegan sedangmenimba air di sebuah sumur tua.Penempatan angle objektif pada shot inimemposisikanpenontonsebagaipengamat diluar peristiwa film yangmengamati aktivitas Ratih. Perspektifgambaryangdigunakanshot1menempatkan objek utama pada bidangmidground sehingga kedalam gambardapat tercapai. Penempatan objek utamaserta tanda bekas luka Ratih berada disebelah kanan frame komposisi dinamikmelalui acuan garis perpotongan yangbertujuanmengarahkanperhatianpenonton ke dalam point of interest210

Sense Vol 1 No 2 November 2018gambar (Blain, 2011:51). Elemen visualberupa bidang berwarna merah padahanduk ditempatkan pada rd shot 2.gambar serta kedalaman gambar namundominasi berada di posisi objek utama dibagianmidgroundgambar(Blain,2011:54).Melalui pembingkaian komposisidinamikdalammembangunvisualstorytelling film dapat diartikan bahwaGambar AGambar 6. Realisasi shot 2 pada gambarA berdasarkan storyboard di dalamscene 1shot 1 memberikan informasi kepadaTujuanpenonton perihal sosok seorang wanitamisterius yang memiliki bekas lukasayatan di tubuhnya. Suasana kelam yangterdapat pada shot 1 dicapai melaluipenggunaancahayakontrasdalammenciptakan ilusi tiga dimensi melaluipenempatanobjek utama pada komposisi gambartersebutberfungsiuntukmenjagakontinuitas adegan dari shot sebelumnyayang dicapai melalui pengaturan posisiobjek berdasarkan motif serta ukuranobjekbayangan objek (Blain, 2011:44).perubahankedalamkomposisigambar(Pratista, 2008:115). Kontinuitas adeganb. Shot 2. Full Shot (Master Shot)- Aktivitas Ratih.Ratih menuangkan air dari ember kecilmenuju ember besar. Ada perubahanpenempatan objek utama pada komposisiini yang terlihat pada rancangan gambardenganrealisasishot.Perbedaan tersebut ditunjukan denganposisi blocking pemain yang awalnyaberada di kiri frame pada rancanganstoryboard menjadi berada sebelah kananframe pada realisasi shot 2.shottersebutdicapaidenganmenempatkan objek utama berada diShot selanjutnya adalah adeganstoryboardpadasebelah kanan frame melalui acuan kan teknik deep focus. Bagianforeground memberikan informasi sebuahsumur tua sedangkan midground gambardiisi oleh objek utama dan backgroundmenampilkan suasana pagi hari.Penjelasan melalui pembingkaiankomposisi dinamik dalam membangun211

Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman HakimMembangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksivisual storytelling memberikan informasimemperhatikan detail ekspresi sertasuasana pagi dan aktivitas seorang wanitabekas luka di tubuh Ratih. Perspektifdesa yang sedang menuangkan air keyang unik di dalam shot 3 membuatdalam ember berada di sebuah kamarsebuah gambar tampak lebih kompleksmandi yang masih memiliki sebuahdan dinamis (Blain, 2011:54).sumurtua.MelaluipenataanarahMelalui komposisi dinamik dalampandang objek utama yang mengarah kemembangun visual storytelling moodkanan frame dapat diartikan sebuahyang muncul pada karakter Ratih berupapenyempitansuasana kelam yang digambarkan melaluisuasanasertarasaterperangkap yang dialami oleh tokoheksresiRatih di dalam cerita film.penggunaan elemen cahaya kontras yangc. Shot 3. Close Up - pek-aspekdramatis pada karakter cerita (Blain,Ratih.Shot ini merupakan lanjutan dari2011:44). Pada shot 5 menggunakanadegan Ratih yang sedang mencuciukuran shot size close up kepadapenontonuntukstoryboard dengan realisasi shot yangmemperhatikan detail bekas luka padaberadatubuh Ratih dan detail pada untuktokoh utama.mendapatkan diskontinuitas pada adegan.Pemotongangambardenganmenggunakan teknik jump cut digunakanpada shot ini bertujuan untuk memangkasdurasiadeganyangterlalulama.Penempatan objek utama ke dalamStoryboard shot 3komposisi dinamik berada di kiri framesengaja digunakan untuk memberikansudut pandang kamera yang berbeda sertamenciptakan disorientasi bagi penontonketika memperhatikan aktivitas tokohRatih. Penggunaan teknik shallow penontonterhadap objek utama yang berada di kiriframe,212sehinggapenontondapatGambar AGambar 7. Realisasi shot 3 pada gambarA berdasarkan storyboard di dalamscene 1.

Sense Vol 1 No 2 November 2018adegan serta elemen warna abu-abu padacelana dalam. Makna dari warna abu-abutersebut bertujuan untuk membangunemosi yang dialami Ratih berupa sebuahkesedihan dan kerinduannya kepada sangStoryboard shot 4.Ibu. Elemen warna tersebut memberikeuntungantambahandalammempengaruhi perasaan penonton sertaGambar Amembangun visual storytelling dalamGambar BGambar 8. Realisasi rangkaian Shot 4pada Gambar A-B ekspresi Ratihberdasarkan storyboard shot 4 di dalamscene 1.d.Shot 4. Close Up (Matchpembingkaiankomposisigambar,sehingga penonton dapat menafsirkancerita dengan cara yang berbeda- beda(Blain: 2011:8).Cut) - Ekspresi Ratih.Shotselanjutnyamerupakan2. Scene 4. INT. WARUNG KOPI –SIANG HARIlanjutan dari shot sebelumnya ketikaa. Shot 3. Group Shot – Jaya,ekspresi Ratih sedang memperhatikandalam-dalam sebuah celana dalam priaSugeng dan Mira.yang berwarna abu-abu, lalu teringatShot berikut ini adalah master shotucapan ibunya ketika Ratih masih kecil.di dalam adegan scene 4. Pada shot 3Tidak ada perbedaan dalam penempatanterlihat dominasi gambar yang beradaobjek utama pada komposisi gambarpada objek utama tokoh Jaya dalamnamun penempatan elemen warna abu-pembingkaianabu ditempatkan pada garis bawahPenempatan objek utama pada komposisikomposisi dinamik. Perbedaan terlihatdinamik berada di sebelah kanan framepada posisidenganblockingpemain padakomposisiukuranyanggambar.lebihbesarrancangan storyboard dengan realisasidibanding kiri frame yang diisi olehrangkaian shotadegan Sugeng dan Mira. Tujuan dalammerupakan5karena shotkontinutasdariinishotdominasigambarpadaGambar A adalah mengarahkan perhatiansebelumnya.Melalui pembingkaian nton pada tokoh utama Jaya yangmerasa cuek melihat Sugeng dan Mira5yang sedang bermesra-mesraan berada dimenggambaran suasana yang dialamisalah satu titik persimpangan garistokoh Ratih yang dibangun melaluikomposisi dinamik (Pratista, 2008:115).storytellingpadarangkainshot213

Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman HakimMembangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksicueknya melihat Sugeng dan Mira yangbermesra-mesraan.b. Shot 4. Two Shot – Jayadan Mira.Shot terakhir dalam pembingkaianStoryboard shot 3adegan pada scene 4 terlihat tokoh Mirayang datang mendekati dan merayu tokohutama Jaya. Penempatan objek utamapada pembingkaian komposisi dinamikberada seimbang kiri dan kanan framemelalui garis perpotongan gambar namunGambar AGambar 9. Realisasi shot 3 padaGambar A master shot berdasarkanstoryboard di dalam scene 4.pada bagian kanan frame yang menjadiPenggunaan teknik deep focus gambaryang mewakili emosi dari tokoh Jaya.pada perspektif komposisi gambar punPenggunaan teknik shallow focus padabertujuan untuk memberikan penontonpembingkaian komposisi dinamik jugadalam memilih arah pandangan utamadiaplikasikan ke dalam frame untuksertayangmengarahkan perhatian penonton menujunamuntokoh Mira yang terlihat lebih dominasi gambar yang terasa padabackground terlihat elemen warna birudibanding tokoh Jaya.komposisi dinamik gambar tetap beradaBahasa visual yang disampaikanpada foreground yang diisi oleh tokohmelalui penataan komposisi dinamikJaya. Pada penataan cahaya di dalamgambarscene 4 ini, penggunaan tata cahayadominasikontras di aplikasikan guna membangunadeganlook dan mood yang dirasakan olehmencoba merayu tokoh Jaya.padashotgambarterhadap4,dalamtokohkarakter tokoh utama, sehingga aspekdramatis dapat dicapai guna membangunsuasana yang pada tokoh Jaya (Blain,2011:44).Suasana dan emosi yang dirasadinginpadakarakterJayadapatStoryboard shot 4.ditunjukan melalui dominasi gambarpada tokoh Jaya. Emosi yang dirasakanJaya pada adegan tersebut adalah sikap214membentukpenekananMirayang

Sense Vol 1 No 2 November 2018dan waktu yang berbeda di dalam miseen-scene, sehingga teknik kaiantercapaidenganmenekankan pada situasi yang dialamiGambar AGambar 10. Realisasi shot 4 padaGambar A adegan Mira merayu Jayaberdasarkan storyboard scene 4.karakter tokoh Ibu dan Ratih pada cerita.Atmospheric perspective adalah Xketikaobjek diambil dari jarak yang jauh3. Scene 7. INT. DAPUR RUMAH– SIANG HARIsehingga detail pada objek tersebuta. Shot 1. Two Shot (MasterShot) – Ibu dan RatihKecil.tidak jelas, perspektif ini dapat diciptakanScene7merupakanadeganflashback Ratih kecil mendatangi ibunyayang sedang memasak di dapur rumah.Suasanadidalamsceneiniterlihat seperti kehilangan warna bahkanmelalui penambahan efek khusus sepertiefek asap (Blain, 2011:44-45). Tujuanmenggunakan teknik ini adalah untukmembedakan suasana ruang dan waktuterhadap scene 8.divisualisasikan melalui penataan cahayachiaroscuro dan penggunakan dadinamikgambar. Teknik chiaroscuro tersebutmenerapkan nilai atau intensitas cahayaStoryboard shot 1.ke dalam dua dimensi gambar gunamenciptakan ilusi menjadi bentuk tigadimensi dengan bayangan atau adaefekhampirmenyeluruh di dalam frame sehinggaGambar Adominasi terbentuk melalui penataanGambar 11. Realisasi shot 1 padaGambar A adegan Ibu dan Ratih Kecilberdasarkan storyboard di dalam scene7.cahaya. Tujuan penggunaan efek tersebutadalah untuk memberi informasi ruang215

Tri Adi Prasetyo, Dyah Arum Retnowati, Latief Rakhman HakimMembangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film FiksiGambar A pada scene 7.Gambar B pada scene 8.Gambar 12. Perbedaan suasana yang ditunjukan pada Gambar A dengan Gambar B.Penempatan objek utama berada diKESIMPULANkanan sekaligus kiri frame melalui garisFilm “Asmaradana” merupakanperpotongan komposisi dinamik gunarealisasi dari realita kehidupan romansamendapatkan point of interest dalamyang terjadi di dalam hubungan suamikomposisi gambar. Pergerakan kameraistri dengan konflik utama berada padadalam bentuk paralaks digunakan padatrauma masa lalu Ratih yang harusshot gambar A yang ditunjukan melaluidihadapi oleh tokoh Jaya, dihadirkan disudut serta arah adegan dengan tujuandalam film melalui dominasi hubunganmenghasilkan dua latar belakang yangantar karakter tokoh dengan ditunjukanberbeda melalui gerakan aktivitas tokohmelalui rasa frustasi, depresi, kesepian,di dalam adegan (No Film School, 5rasa penyesalan dan kesetiaan. Kesetiaantechniques that create depth and maketersebut muncul di akhir suatu kejadianyour cinematography more dynamic).menjadi gambaran atau nilai positif untukPerbedaan yang terdapat pada scene 7masyarakatdibanding scene 8 ditunjukan padamenjalani hubungan suami istri. Sudutpengaplikasian teknik paralaks, di dalampandang Jaya sengaja dipilih di dalamscene 8 tidak menggunakan teknikfilm “Asmaradana” supaya penontonpergerakan kamera. Penggunaan teknikdapatdeep focus pada master shot gambar Asebenarnya terjadi pada diri seorangdigunakan untuk menangkap ruang ceritasuami yang memiliki seorang istri denganpadatrauma di masa rasakanapadalamyangpenonton dapat mengamati detail setiapPenggunaan komposisi dinamikelemen visual yang ada pada mise-en-pada film fiksi “Asmaradana” yangscene sebagai cara membangun visualbertujuanstorytelling di dalam scene 7 ungan antar karakter tokoh. Emosi216

Sense Vol 1 No 2 November 2018atau kejadian yang dialami tiap karakterCap

Membangun Visual Storytelling Dengan Komposisi Dinamik Pada Sinematografi Film Fiksi 204 pada visual storytelling. Komposisi dinamik tidak mempunyai komposisi yang seimbang, ukuran, posisi, dan arah gerak objek sangat mempengaruhi kondisi gambar serta elemen-elemen visual