BANGUN PIRAMIDA SEBAGAI METODA BARU PEYIMPANAN

Transcription

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWAJUDUL PROGRAMBANGUN PIRAMIDA SEBAGAI METODA BARUPEYIMPANAN BENIH TUMBUHAN OBAT MAHKOTADEWA (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.)BIDANG KEGIATANPKM-GTDiusulkan oleh:RAHMAT HIDAYATE340701172007DAHLANE340700962007RAMA WISNU ATMAJA E340800672008INSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR2011i

HALAMAN PENGESAHAN1. Judul Kegiatan: Bangun Piramida sebagai Metode Baru PenyimpananTumbuhan Obat Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa(Scheff) Boerl.)2. Bidang Kegiatan :( ) PKM-AI3. Bidang Ilmu: Pertanian4. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkapb. NIMc. Jurusand. Universitas/Institut/Politeknike. Alamat Rumah dan No Tel./HPf. Alamat email5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis6. Dosen Pendampinga. Nama Lengkap dan Gelarb. NIPc. Alamat Rumah dan No Tel./HP( ) PKM-GT: Rahmat Hidayat: E34070117: Konservasi Sumberdaya Hutan danEkowisata: Institut Pertanian Bogor: Babakan Tengah 107 Dramaga,Bogor/085715225571: rahmat31@gmail.com: 3 orang: Ir. Edhi Sandra MS: 19661019 199303 1 002: Jln Kemuning 6 blok M6 No. 6Taman CimangguBogor/08128213720Bogor, 1 Maret 2011MenyetujuiKetua Departemen KonservasiSumberdaya Hutan dan Ekowisata(Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS )NIP. 19620918 198903 1 002Ketua Pelaksana Kegiatan(Wakil Rektor BidangAkademik dan Kemahasiswaan( Prof. Dr. Ir. Yonny Koesmaryono,MS )NIP 19581228 198503 1 003Rahmat HidayatNIM. E34070117)Dosen Pendamping(Ir. Edhi Sandra MS)NIP 19661019 199303 1 002ii

KATA PENGANTARSegala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telahmemberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga proposal PKM GT ini dapatdiselesaikan. Tulisan ilmiah dengan judul “Bangun Piramida sebagai Metode BaruPenyimpanan Tumbuhan Obat Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) ” inidiinspirasi oleh adanya kebutuhan penyimpanan benih rekalsitran dan fakta-faktailmiah bangun piramida sebagai bangun yang memiliki efek pengawetan.Tulisan ini merupakan hasil pemikiran yang belum pernah dipublikasikansebelumnya dan didedikasikan untuk mendukung upaya konservasi sumber dayaalam hayati. Selain itu, tulisan ini juga menyajikan sebuah teknologi aplikatifdalam kegiatan preservasi/penyimpanan benih tumbuhan berguna serta langka.Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telahmembantu dalam penyelesaian karya tulis ini. Penulis menyadari bahwa karyatulis ini belum sempurna sepenuhnya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangatkami harapkan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat sesuai dengan tujuanpenulisan.Bogor, 1 Maret 2011Penulisiii

DAFTAR ISIHalamanHALAMAN JUDUL .iLEMBAR PENGESAHAN .iiKATA PENGANTAR .iiiDAFTAR ISI .ivRINGKASAN .vPENDAHULUANLatar Belakang .1Tujuan dan Manfaat .1GAGASAN.2KESIMPULAN .8DAFTAR PUSTAKA .9LAMPIRAN .10iv

RINGKASANMahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl.) merupakan obat asliIndonesia yang dapat digunakan untuk mengobati kanker dan tumor. Permintaanyang terus meningkat menyebabkan eksploitasi terhadap tumbuhan obat tersebutsehingga berpotensi mengancam kelestariannya.Melihat kegunaannya sebagai bahan baku obat dan jamu sertakebutuhannya semakin meningkat, maka dirasa perlu adanya budidaya untukmencegah terjadinya kelangkaan. Keberhasilan budidaya tergantung banyakfaktor, antara lain tersedianya benih yang bermutu, memiliki viabilitas tinggi,tersedia dalam waktu yang tepat dan jumlah yang cukup, sehingga perlu adanyapenyimpanan benih. Benih mahkota dewa merupakan benih rekalsitran yangmemiliki kelemahan yakni tidak dapat disimpan lama. Penyimpanan dalam waktulama menyebabkan penurunan viabilitas benih, yaitu kemampuan suatu benihuntuk berkecambah. Salah satu faktor dalam yang mempengaruhi viabilitas benihselama penyimpanan adalah kadar air benih.Tujuan tulisan ini adalah untuk menyajikan solusi penyimpanan benihtumbuhan obat mahkota dewa yang lebih baik. Manfaat yang diharapkan daritulisan ini adalah dapat dihasilkan keefektifan penyimpanan benih dengan metodebangun piramida terhadap perkecambahan benih.Piramida adalah bangun yang sangat potensial sebagai metodapenyimpanan terutama benih rekalsitran karena sifatnya yang dapatmengumpulkan energi di tengah ruang sehingga bisa memberdayakan benihsehingga benih dapat lebih kuat dan keadaan tersebut dapat mempertahankanviabilitas benih itu sendiri lebih lama dari penyimpanan biasa. Bangun piramidaadalah sebuah metode penyimpanan yang murah tanpa pemberian sumber energinamun bangun tersebut dapat mengumpulkan energi dengan sendirinya darilingkungan sekitar. Keefektifan suatu piramida dipengaruhi kesimetrisan bangundan penempatannya yang sesuai arah mata angin.v

1PENDAHULUANLatar BelakangNilai konservasi tidak hanya terbatas pada kegiatan perlindungan danpemanfaatan lestari saja tapi juga kegiatan penyimpanan atau preservasi termasukdi dalamnya. Keberhasilan budidaya tergantung banyak faktor, antara laintersedianya benih yang bermutu, memiliki viabilitas tinggi, tersedia dalam waktuyang tepat dan dalam jumlah yang cukup, sehingga perlu adanya penyimpananbenih. Salah satu kendala dalam usaha budidaya adalah belum dikuasainya teknikbudidaya silvikultur secara menyeluruh, diantaranya teknologi pembenihandimana kegiatan penyimpanan merupakan salah satu aspek dari teknikpenanganan benih yang akan mempengaruhi mutu benih (Bramasto dan Ismiati1997). Teknik penyimpanan yang ada sekarang masih belum bisa menahanviabilitas benih cukup lama sehingga perlu adanya inovasi baru dalam metodepenyimpanan benih.Kegiatan penyimpanan telah sejak dahulu berkembang, dan yang palingterlihat kualitasnya ialah penyimpanan jenazah para raja bangsa Mesir kunodengan media piramida. Para peneliti pada abad ke-20 menyebutkan bahwateknologi piramida dimulai sekitar tahun 2700 SM atau 4700 tahun yang lalu, dandinasti mesir pertama dimulai sekitar 3100 SM atau sekitar 5100 tahun yang lalu(Kemp 1989). Walaupun dalam rentang millennium namun jenazah para rajatersebut sampai sekarang masih utuh dalam keadaan jazad kering (mumifikasi).Fakta yang ada dalam penyimpanan piramida menyatakan bahwa aktivitasdan pengkondisian hampa udara adalah teknik pendukung penyimpanan saja.Beberapa ilmuan menyatakan bahwa piramida tidak hanya bisa digunakan untukpenyimpanan jenazah namun juga bisa digunakan untuk penyimpanan bahanorganik lainnya, menata kembali susunan atom, menata kembali energy yangberefek pengobatan dan kesempurnaan meditasi, membentuk rasa (kasuspembentukan rasa pada penyimpanan anggur dan susu), dan masih banyak lagiaplikasi lain sesuai dengan kreatifitas seorang praktisi piramida tersebut.Mengingat fakta-fakta ilmiah tentang piramida, maka dirasa perlumemanfaatkanya sebagai media penyimpanan benih tumbuhan berguna danlangka yang tidak tahan lama atau bersifat rekalsitran untuk mendukungkeberhasilan budidaya.Tujuan dan ManfaatTulisan ini bertujuan menyajikan alternatif penyimpanan benih tumbuhanobat mahkota dewa dengan metode bangun piramida. Manfaat yang diharapkandari tulisan ini adalah dapat dihasilkan keefektifan penyimpanan benih denganmetode bangun piramida terhadap perkecambahan benih.

2GAGASANMahkota dewa adalah tumbuhan yang bernilai guna sangat tinggi terutamadalam bidang pengobatan. Namun tumbuhan ini memiliki kelemahan, yaknimemiliki benih yang bersifat rekalsitran. Benih rekalsitran adalah benih yangmemiliki masa dormansi pendek. Benih ini viabilitasnya cepat menurun sehinggasulit untuk disimpan lama. Benih reklsitran dapat dilihat dari sifatnya yangberkadar air tinggi, tidak tahan pengeringan serta peka terhadap suhu rendah(Roberts 1973 dalam Kholibrina 2001).Menurut Sutopo (1985), faktor yang mempengaruhi viabilitas benih dalampenyimpanan terdiri atas faktor dalam, yaitu jenis dan sifat benih, viabilitas awalbenih dan kadar air benih serta faktor luar, yaitu temperatur, kelembaban, gas disekitar benih dan mikroorganisme. Selain itu, Willan (1985) menyatakan bahwakondisi ruang simpan kamar yang memiliki suhu relatif tinggi dapat mempercepatpenurunan daya berkecambah selama masa penyimpanan karena suhu yang tinggiakan mempercepat respirasi benih dan selanjutnya akan mempercepat prosespenguraian cadangan makanan sehingga daya berkecambah turun pada saat benihditabur.Usaha penyimpanan benih secara konvensional sudah banyak dilakukannamun hasil yang diperoleh merupakan penyimpanan jangka pendek. Umumnyabenih rekalsitran dapat disimpan dalam jangka waktu beberapa minggu dengancara menurunkan kadar airnya hingga batas kritisnya kemudian disemprot denganfungisida dan disimpan dalam kemasan yang masih memungkinkan terjadinyapertukaran udara tetapi impermeabel terhadap uap air. Menurut DepartemenKehutanan (1990), titik kritis benih rekalsitran umumnya berkisar antara 12 % 30 %.Darjadi dan Hardjono (1976) mengemukakan bahwa penyimpanan benihadalah upaya pengawetan benih yang berdaya hidup (viabel) semenjak waktupengumpulannya hingga penanamannya di persemaian maupun di lapangan.Penyimpanan benih bertujuan untuk:1. Menjaga benih tetap dalam keadaan baik selama masa penyimpanan.2. Melindungi benih dari kerusakan yang disebabkan oleh burung, serangga,hama dan penyakit maupun gangguan lainnya.3. Sebagai persediaan, pada saat panen tidak mencukupi maupun selamawaktu-waktu tidak ada musim berbuah.1.2.3.4.Pertimbangan-pertimbangan lain dalam penyimpanan benih, antara lain:Musim panen tidak tepat dengan musim penanamanTanaman tidak selalu berbuah sepanjang tahaunBenih harus diangkut dalam jarak yang jauhBenih harus dimasakkan dahulu setelah dipanen agar perkecambahannyabaik.Metode Bangun Piramida sebagai Alternatif Baru Penyimpanan BenihSumber ide pengawetan benih dengan metode bangun piramida ini tidakhanya mengandalkan kegiatan eksperimen namun sebelumnya telah dilakukan

3analisis secara etnobiologi dan sejarah yang berhubungan dengan penyimpananbenih dan upaya-upaya pengawetan dalam bidang budidaya tanaman. Faktanya,pengetahuan empiris dan kearifan masyarakat terdahulu merupakan sebuah bahandan sumber dalam pengembangan teknologi. Telah banyak penemuan dalambidang IPTEK dengan mempelajari pengetahuan empiris dan pengetahuanmasyarakat terdahulu.Salah satu metode dalam hal pengawetan dan penyimpanan berdasarkankajian etnobiologi adalah teknologi piramida bangsa mesir kuno, metode ini telahterbukti mampu mengawetkan jenazah dalam kurun waktu ribuan tahun. Selain itupenelitian tentang piramida mengemukakan bahwa bangun ini tidak hanya bisadigunakan sebagai pengawetan jenazah namun juga dapat bermanfaat dalampengawetan bahan organik lainya dalam keadaan hidup, misalnyamempertahankan kesegaran sayuran lebih dari penyimpanan biasa. Hal tersebutyang menguatkan gagasan mengenai penggunaan piramida sebagai metodepenyimpanan benih rekalsitran.Keunggulan Bangun PiramidaBanyak fakta menarik mengenai piramida, dan sebanyak itulah manfaatyang bisa diambil dari sebuah bangun piramida. Pemanfaatan bangun piramidasesungguhnya tidak hanya terbatas pada bidang budidaya tanaman namun jugabeberapa bidang lainnya yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.Menurut Anonim (2008) menuliskan tentang Dr Patrick G. Flanagan yangmenulis sebuah buku berjudul "Pyramid Power" dan membawa observasi yangmenarik. Sementara meneliti asal kata "Pyramid" ia menemukan bahwa kata"Piramida" terbentuk dari dua kata "Piros" dan "amid". Penerjemahan Piramidasecara harfiah berarti "Api di Tengah", makna ini sepenuhnya sejalan denganpengaruh energi Piramida karena pengaruh kuat dibentuk di tengah piramida. Halini juga memberi petunjuk, atau bahkan bukti, bahwa pembangun piramida kunosadar energi fantastis yang dibuat oleh piramida. Sifat nyata kekuatan piramidamasih belum diketahui, alasan utamanya adalah karena energi piramida tidakdapat dicatat oleh alat apapun, meskipun berbagai upaya dilakukan untukmembuat sensor atau receiver. Masih banyak antusiasme dengan melakukanpenelitian dan mempublikasi banyak buku tentang masalah energi ini.Les Brown terobsesi dengan penggunaan energi positif piramida untukpeningkatan dan perbanyakan produksi pangan. Dalam bukunya "The Pyramid",yang diterbitkan pada tahun 1978, ia menggambarkan cara yang berbeda daripeningkatan produksi pangan, serta preservasi makanan dengan energi piramida.Dia juga memberikan instruksi pembangunan tenaga piramida skala besar(Anonim 2008).Pada 1975, peneliti independen Bill Schull dan Ed Pettit menerbitkan buku"Rahasia Kekuatan Pyramida". Buku ini merupakan pengetahuan kumulatiftentang kekuatan piramida. Menurut buku itu, biji yang ditanam dalam piramidabersifat beda dari benih di luar piramida. Tanaman tumbuh lebih cepat dalampiramida dibandingkan tanaman di luar piramida (Anonim 2008).

4Pada tahun 1950an, teknik radiologi Karel Drbal di Ceko menemukanbahwa silet tumpul bisa kembali tajam jika dibiarkan berada dalam efek Piramida.Faktanya energi piramida mempengaruhi struktur kristal baja dan memulihkanstruktur atom pada bentuk aslinya.Pada tahun 1930an di Perancis, Andre Bovisse menempatkan kucing matidalam piramida setinggi 1 meter. Anehnya, tubuh kucing tidak busuk dari waktuke waktu, tapi efek mumifikasi terjadi sebagai gantinya. Hal ini mengindikasikanbakteri tidak dapat men

i program kreativitas mahasiswa judul program bangun piramida sebagai metoda baru peyimpanan benih tumbuhan obat mahkota dewa (phaleria macrocarpa (scheff) boerl.)bidang kegiatan