KONSENSUS PENATALAKSANAAN HIPERTENSI 2019

Transcription

KONSENSUSPENATALAKSANAAN HIPERTENSI 2019

KONSENSUSPENATALAKSANAAN HIPERTENSI2019Perhimpunan Dokter Hipertensi IndonesiaEditorAntonia Anna LukitoEka HarmeiwatyNi Made HustriniJakarta 2019

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019ii

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019DAFTAR KONTRIBUTORPerhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI)mengucapkan terima kasih kepada para kontributorbuku“Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019”Adrianus Kosasih, dr., Sp.JP(K),FIHADivisi Kardiologi dan Kedokteran VaskularDepartemen Ilmu PenyakitDalamFK Universitas TrisaktiAntonia Anna Lukito, DR., dr., Sp.JP(K), FIHADepartemen KardiovaskularFK Universitas Pelita HarapanRS Siloam Lippo Village TangerangArieska Ann Soenarta, dr., Sp.JP(K), FIHADepartemen Kardiologi dan Kedokteran VaskularFK Universitas IndonesiaPusat Jantung Nasional Harapan Kitaiii

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019Amanda Tiksnadi, dr., Sp.S(K)Departemen NeurologiFK Universitas IndonesiaRSUPN Cipto MangunkusumoBRM Ario S Kuncoro, dr., Sp.JP(K), FIHADepartemen Kardiologi dan Kedokteran VaskularFK Universitas IndonesiaPusat Jantung Nasional Harapan KitaCelly Anantaria, dr., Sp.JP(K), FIHADepartemen Kardiologi dan Kedokteran VaskularFK Universitas IndonesiaPusat Jantung Nasional Harapan KitaDodik Tugasworo, Dr. dr., Sp.S(K)Spesialis NeurologiFK Universitas DiponegoroRS KariadiEka Harmeiwaty, dr., Sp.SSpesialis NeurologiPusat Jantung Nasional Harapan Kitaiv

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019Erwinanto, dr., Sp.JP(K), FIHADepartemen Kardiologi dan Kedokteran VaskularFK Universitas PadjajaranRSUP Hasan SadikinMarihot Tambunan, dr., Sp.PD-KGH, FINASIMInstalasi Penyakit DalamGinjal – HipertensiRS PGI CikiniNi Made Hustrini, dr., Sp.PD-KGHDivisi Ginjal HipertensiDepartemen Ilmu Penyakit DalamFK Universitas IndonesiaRSUPN Cipto MangunkusumoParlindungan Siregar, Prof.,DR., dr., Sp.PD-KGH,FINASIMDivisi Ginjal HipertensiDepartemen Ilmu Penyakit DalamFK Universitas IndonesiaRSUPN Cipto Mangunkusumov

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019Rully M.A. Roesli, Prof., dr., Sp.PD-KGH, PhD,FINASIMPusat Studi Kesehatan dan Kebugaran KomunitasFK Univ. PadjajaranRakhmad Hidayat, dr., Sp.S(K)Departemen NeurologiFK Universitas IndonesiaRSUPN Cipto MangunkusumoSiska Suridanda Danny, dr., Sp.JP, FIHADepartemen Kardiologi dan Kedokteran VaskularFK Universitas IndonesiaPusat jantung Nasional Harapan KitaSuhardjono, Prof,. DR,. dr., Sp.PD-KGH, K.Ger,FINASIMDivisi Ginjal HipertensiDepartemen Ilmu Penyakit DalamFK Universitas IndonesiaRSUPN Cipto Mangunkusumovi

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019Tunggul D. Situmorang, dr., Sp.PD-KGH, FINASIMInstalasi Penyakit dalamGinjal – HipertensiRS PGI CikiniYuda Turana, DR., dr., Sp.S(K)Departemen NeurologiFK UNIKA Atma Jayavii

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019KATA PENGANTARHipertensi merupakan masalah kesehatan globalberakibat peningkatan angka kesakitan dan kematianserta beban biaya kesehatan termasuk di Indonesia.Hipertensi merupakan faktor risiko terhadap kerusakanorgan penting seperti otak, jantung, ginjal, retina,pembuluh darah besar (aorta) dan pembuluh darahperifer. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018menunjukkan peningkatan prevalensi hipertensi diIndonesia dengan jumlah penduduk sekitar 260 jutaadalah 34,1% dibandingkan 27,8% pada Riskesdas tahun2013. Dalam upaya menurunkan prevalensi dan insidenpenyakit kardiovaskular akibat hipertensi nambungan dari semua pihak terkait sepertitenaga kesehatan, pemangku kebijakan dan juga peranserta masyarakat.Lebih dari dua dekade, PERHIMPUNAN nan seminat yang terdiri dari 3 disiplin ilmuyaitu kardiologi, nefrologi dan neurologi, telah berperanaktif dalam penanggulangan masalah hipertensi diviii

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019Indonesia meliputi upaya promotif, preventif, kuratif danrehabilitatif yang dilaksanakan berdasarkan pedomanberbasis bukti (Evidence Based Medicine). Selainmenyelenggarakan pertemuan ilmiah tahunan, PERHItelah melakukan berbagai penelitian lokal dan terlibatdalam beberapa penelitian regional dan internasional.PERHI juga turut mendorong masyarakat untuk bersamasama melakukan Gerakan Peduli Hipertensi (GPH) sebagaibagian dari program GERMAS (Gerakan MasyarakatSehat) yang dicanangkan oleh Kementerian KesehatanRepublik Indonesia.Penelitian dan data tentang hipertensi terusberkembang dan menyebabkan perubahan pedomanpenatalaksanaan hipertensi. Dua organisasi hipertensiberpengaruh di dunia yaitu American College ofCardiology (ACC)/American Heart Association (AHA)mengeluarkan pedoman hipertensi terbaru pada tahun2017, disusul oleh European Society of Cardiology(ESC)/European Society of Hypertension (ESH) pada tahun2018. PERHI selalu mengamati dan mengikutiperkembangan yang terjadi, dan memutuskan untukmembuat konsensus penanggulangan hipertensi diIndonesia yang baru dengan membentuk tim khusus.ix

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019Konsensus baru ini merujuk kepada kedua pedomanterbaru tersebut dengan memperhatikan faktordemografis dan sosial ekonomi budaya lokal serta aturanpemerintah yang berlaku.Konsensus ini terutama menitik-beratkan aksanaan hipertensi dan sistim rujukan berjenjangyang dapat dipertanggung jawabkan secara profesional,optimal dengan mempertimbangan biaya dan efektivitassesuai dengan yang dicanangkan dalam Sistim KesehatanNasional (SKN). Dukungan pemerintah sangat dibutuhkanuntuk menyebarluaskan konsensus ini untuk dipakaisebagai panduan para dokter di Indonesia.Semoga buku “KONSENSUS PENATALAKSANAANHIPERTENSI 2019 DI INDONESIA” ini bermanfaat bagipara klinisi di Indonesia.Jakarta Februari 2019,Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia,Dr. TunggulFINASIMDiapariSitumorang,xSp.PD-KGH,

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019DAFTAR ISIHalaman Judul .iDaftar Kontributor .iiiKata Pengantar .viiiDaftar Isi .xiDaftar Tabel .xivDaftar Gambar .xviDaftar Istilah dan Singkatan .xvii1.2.Pendahuluan .11.1. Prinsip Pemahaman Konsensus .41.2. Menyikapi Berbagai Panduan Hipertensi .6Diagnosis .102.1. Definisi dan Kriteria Hipertensi .102.2. Pengukuran TekananDarah .112.3. Penapisan dan DeteksiHipertensi .152.4. Home Blood Pressure Monitoring (HBPM)162.5. Ambulatory Blood Pressure Monitoring(ABPM) .192.6. Konfirmasi Diagnosis Hipertensi .21xi

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 20193.Evaluasi Klinis.223.1. Penilaian Risiko Penyakit Kardiovaskular .243.2. Indikasi Merujuk ke Fasilitas Kesehatan4.Tingkat Lanjut (FKTL) .32Penatalaksanaan Hipertensi .334.1. Intervensi Pola Hidup .334.2. Penentuan Batas Tekanan Darah untukInisiasi Obat .364.3. Target Pengobatan Hipertensi .394.4. Pengobatan Hipertensi – Terapi Obat.414.5. Algoritma Terapi Obat untuk Hipertensi .464.6. Pengobatan Hipertensi dengan MetodaAlat .53Hipertensi Resisten .535.1. Definisi Hipertensi Resisten .535.2. Hipertensi Resisten Palsu .545.3. Pengobatan Hipertensi Resisten .556.Hipertensi Sekunder .557.Hipertensi Krisis (Hipertensi Emergensi dan5.Urgensi) .xii57

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 20198.Hipertensi dalam Kehamilan .658.1. Definisi dan Klasifikasi Hipertensi dalamKehamilan.658.2. Penatalaksanaan Hipertensi dalamKehamilan.9.68Hipertensi Jas Putih dan HipertensiTerselubung .749.1. Hipertensi Jas Putih .749.2. HipertensiTerselubung .7510.Hipertensi dengan Komorbiditas Spesifik .7711.Penatalaksanaan Risiko Serebro-Kardio-RenoVaskular Penyerta.8511.1. Penggunaan Antiplatelet dan Statin .85Tindak Lanjut PasienHipertensi .87Daftar Pustaka .9012.xiii

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019DAFTAR TABEL1.Klasifikasi Tekanan Darah Klinik .2.Batasan Tekanan Darah untuk Diagnosis10Hipertensi.203.Penilaian HMOD .234.Klasifikasi Risiko Hipertensi Berdasarkan DerajatTekanan Darah, Faktor Risiko Kardiovaskular,HMOD, atau Komorbiditas.255.Faktor Risiko Kardiovaskular Pasien Hipertensi266.Kategori Risiko PKV dalam 10 Tahun (SCORESystem) .287.Ambang Batas TD untuk Inisiasi Obat .368.Target TD di Klinik.399.Kontraindikasi Pemberian Obat Antihipertensi4210.Obat Antihipertensi Oral .4311.Efek Samping Obat Antihipertensi .45xiv

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 201912.Karakteristik Klinis yang Mengarah HipertensiSekunder .13.56Pemeriksaaan Umum untuk HipertensiEmergensi .5914.Pemeriksaan Spesifik Berdasarkan Indikasi .6015.Obat-Obat Hipertensi Emergensi yang Tersedia diIndonesia .16.61Kondisi Hipertensi Emergensi yang MemerlukanPenurunan Tekanan Darah Segera dengan ObatIntravena beserta Targetnya.6217.Penatalaksanaan Hipertensi dalam Kehamilan .7218.Perbandingan antara Perbedaan PengukuranTD .19.75Faktor Predisposisi Hipertensi Jas Putih danTerselubung .xv76

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019DAFTAR GAMBAR1.Penapisan dan Diagnosis Hipertensi .162.Diagram SCORE .313.Alur Panduan Inisiasi Terapi Obat Sesuai denganKlasifikasi Hipertensi .4.Strategi Penatalaksanaan Hipertensi TanpaKomplikasi .5.3848Strategi Pengobatan pada Hipertensi dan PenyakitArteri Koroner .496.Strategi Pengobatan pada Hipertensi dan PGK507.Strategi Pengobatan Hipertensi dan GagalJantung dengan Fraksi Ejeksi Menurun .8.9.51Strategi Pengobatan Hipertensi dan FibrilasiAtrial .52Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan .68xvi

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019DAFTAR ISTILAH DAN K-MBCTAmbulatory Blood Pressure MonitoringAmerican College of CardiologyAngiotensin Converting Enzym InhibitorAlbumin to Creatinine RatioAtrial FibrillationAmerican Heart AssociationAngiotensin Receptor BlockerCoronary Artery DiseaseCalcium Channel BlockerCongestive heart failure (or loodpressureconsistently above 140/90 mmHg (ortreated hypertension on medication),Age 75 years, Diabetes Mellitus, PriorStroke or TIA or thrombo-embolism,Vascular disease (e.g. peripheralarterydisease, myocardial infarction,aortic plaque), Age 65–74 years, Sexcategory (i.e. female sex)Creatine Kinase-Isoenzyme Muscle/BrainComputerized Tomographyxvii

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi r DiseaseEstimated Glomerular Filtration RateElektrokardiogramEstimasi Laju Filtrasi GlomerulusEuropean Society of CardiologyEuropean Society ofHypertensionFibrilasi AtrialFasilitas Kesehatan Tingkat LanjutGerakan Masyarakat SehatGerakan Peduli HipertensiHome Blood Pressure MonitoringHydrochlorothiazideHemolysis, Elevated Liver Enzymes, LowPlatelets CountHeart Failure with preserved EjectionFractionHeart Failure with reduced EjectionFractionHypertension-Mediated Organ DamageIntrauterine Growth RestrictionIntravenaLow Density Lipoprotein-CholesterolLingkar Lengan AtasLuas Permukaan TubuhLeft VentricleLeft Ventricle Hypertrophyxviii

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi VPWVRASRDNRiskesdasSCORESGPTSKNSPCTDTDDTDSTIALeft Ventricle Mass IndexMean Arterial PressureMasked HypertensionMagnetic Resonance ImagingN-Terminal Pro B-Type NatriureticPeptideObat Anti Inflamasi Non SteroidObstructive SleepApneaProtein to aPenyakit Ginjal KronikPenyakit Jantung KoronerPenyakit KardiovaskularPulse Wave VelocityRenin AngiotensinSystemRenal Artery DenervationRiset Kesehatan DasarSystematic Coronary Risk EvaluationSerum Glutamic Pyruvic TransaminaseSistem KesehatanNasionalSingle Pill CombinationTekanan DarahTekanan Darah DiastolikTekanan Darah SistolikTransient Ischemic Attackxix

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019TODUSGWCHTTarget Organ DamageUltrasonografiWhite Coat Hypertensionxx

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 20191.PENDAHULUANPanduan penatalaksanaan hipertensi dibuat secaraberkala dengan tujuan untuk membantu klinisi gahan, pengobatan dan kepatuhan pasien. Panduanhipertensi mengalami perubahan seiring perkembanganyang biasanya diinisiasi oleh para pakar internasionalberdasarkan berbagai penelitian. Perubahan, perbaikanserta pengkinian rekomendasi dari panduan terdahulusenantiasa dibutuhkan dengan hasil penelitian-penelitianberbasis bukti terbaru.Penanganan hipertensi di negara-negara Asia sangatpenting, karena prevalensi hipertensi terus meningkat,termasuk di Indonesia. Di sebagian besar negara ipertensi terus meningkat. Karakteristik spesifik untukpopulasi Asia yang berbeda dengan ras lain di dunia yaitukejadian stroke, terutama stroke hemoragik, dan gagaljantung non-iskemik lebih sering ditemukan sebagailuaran dari hipertensi-terkait penyakit kadiovaskular.Selain itu hubungan antara tekanan darah dan penyakit1

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019kardiovaskular lebih kuat di Asia dibandingkan negarabarat, serta populasi Asia terbukti memiliki karakteristiksensitivitas terhadap garam yang lebih tinggi (higher saltsensitivity), bahkan dengan obesitas ringan dan asupangaram yang lebih banyak. Saat ini beberapa negara di Asiatelah mengeluarkan pengkinian panduan penatalaksanaanhipertensi seperti Thailand, China, Taiwan, Jepang danMalaysia. Meskipun beberapa panduan bidang terapihipertensi tidak banyak berubah, namun ada beberaparekomendasi baru yang patut diperhatikan.Pada tahun 2007, Perhimpunan Dokter talaksanaan hipertensi arterial untuk pertama kali,dan kemudian diterbitkan pengkinian konsensus ibarupanduan-panduanberdasarkandatabeberapa penelitian hipertensi yang terakhir, maka anaan Hipertensi di Indonesia yang terbarupada tahun 2019 untuk menjadi panduan para dokter yangterlibat dalam penanganan hipertensi di Indonesia.2

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019Terdapat beberapa konsep baru dari pedomanhipertensi 2018 dari ESC/ESH, yang diadopsi padakonsensus ini diantaranya perluasan indikasi pengukurantekanan darah diluar klinik (out of office), penatalaksanaanhipertensi, batasan dan target tekanan darah baru padapopulasi usia lanjut, anjuran penggunaan obat kombinasidalam satu pil, serta batasan dan target tekanan darahbaru untuk pasien hipertensi pada umumnya.Pada Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi diIndonesia tahun 2019 oleh Perhimpunan Dokter HipertensiIndonesia ini, tidak hanya membahas mengenai diagnosis,evaluasi klinis dan penatalaksanaan hipertensi, namun jugamemberikan panduan penanganan untuk kondisi spesifikseperti hipertensi resisten, hipertensi sekunder, hipertensikrisis dan kondisi atau kelainan lain yang memerlukanpenanganan khusus, dan dibagian terakhir akan dibahasmengenai tindak lanjut pada pasien hipertensi.3

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 20191.1. PRINSIP PEMAHAMAN KONSENSUSIstilah “konsensus, panduan (guidelines) dan positionpaper (catatan posisi)” terkadang digunakan seolah-olahmereka adalah sama dan istilah ini dapat salingdipertukarkan. Tetapi sebenarnya tujuan dan dasar da. Penggunaan bahan referensi berbasis bukti yangdigunakan dan menjadi dasar dari suatu pernyataan jugadapat bervariasi kedalamannya.Suatu panduan adalah suatu kesepakatan untukmenentukan dan melakukan tindakan tertentu. ertentu, sesuai dengan kesepakatan bahwa tindakan ataupernyataan itu adalah yang terbaik. Menurut definisi, suatupanduan tidak mengikat, tidak wajib hukumnyauntukselalu mengikuti panduan tersebut. Catatan posisiadalahpernyataan formal, dibuat oleh seorang atau suatukelompok, biasanya secara rinci tertulis dalam suatucatatan (naskah), terutama mengenai suatu masalah, yangmengartikulasikan posisi, sudut pandang, atau kebijakantertentu.4

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019Dewan Eropa (Council of Europe), ”Konsensus Medis”adalah kesepakatan tentang suatu aspek tertentu daripengetahuan medis yang umumnya ditelaah dari berbagaiartikel berbasis bukti, state-of-the-art, penelitian ataupengetahuan dari sekelompok ahli yang kompeten dalammasalah tersebut. Tujuan utamanya untuk memberikanadvis dan pandangan kepada dokter tentang cara terbaikatau cara yang mungkin dan dapat diterima untukmengatasi pengambilan keputusan dalam membuatdiagnosis, penatalaksanaan atau pengobatan.Terdapat berbagai cara dan algoritma dalammembuat konsensus, tergantung pada tujuannya. Prosespembuatan suatu konsensus adalah proses pengambilankeputusan dari suatu kelompok yang dibentuk denganmaksud tertentu, di mana para anggota setuju dan sepakatuntuk mendukung keputusan demi kepentingan terbaikdari keseluruhan pilihan yang ada. Konsensus dapatdidefinisikan secara profesional sebagai resolusi yangdapat diterima, yang bisa didukung dan disepakatibersama, meskipun bukan pendapat "favorit" masingmasing individu. Konsensus tidak harus selalu merupakankebulatan suara (unanimity). Konsensus mencari solusi5

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019“win-win”yang dapat diterima oleh semua. Jika semuaorang setuju dan sepakat mengenai suatu keputusan,diharapkan mereka semua akan jauh lebih berkomitmenuntuk mewujudkannya.Terdapat dua kunci dasar untuk memahami danmenggunakan suatu konsensus sebagaimana mestinya:-mengetahui cara membuat konsensus-mempunyaikomitmenuntukmengikutikonsensus tersebutKonsensus memberikan pengetahuan bagaimanaseharusnya yang dilakukan. Dengan memahami mat waktu untuk menyelesaikan suatu masalahkarena telah dipilihkan jalan terbaik oleh para pakar.Walaupun demikian kita masih memiliki kebebasanberpendapat untuk setuju atau tidak setuju dengan suatukonsensus, baik sebagian atau keseluruhannya.1.2. MENYIKAPI BERBAGAI PANDUAN HIPERTENSIPanduan penatalaksanaan klinis, termasuk hipertensi,merupakan sumber yang diakui kegunaannya untukmengambilkeputusanklinis6maupunkesehatan

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019masyarakat. Panduan penatalaksanaan hipertensi yangditerbitkan oleh Perhimpunan Dokter Hipertensi modifikasi sesuai kondisi di Indonesia. Diantara panduanpenatalaksanaan hipertensi internasional yang diterbitkanoleh perkumpulan profesi, panduan oleh American Collegeof Cardiology (ACC)/American Heart Association European Society of Hypertension (ESH) tahun 2018adalah dua panduan yang paling banyak diadopsi. Duapanduan ini mempunyai lebih banyak persamaan daripadaperbedaannya. Adopsi panduan hipertensi internasionalsecara utuh untuk diterapkan di Indonesia akan menjaditantangan bagi pasien, klinisi, dan sistem kesehatan. rhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia merupakansintesa dari berbagai panduan internasional yang dibuatdengan mengikutsertakan pertimbangan faktor lokal,kebijakan pemerintah, dan kemudahan untuk diikuti.Dua panduan hipertensi internasional di atasmenunjukkan kesepakatan dalam hal: 1) diagnosishipertensi yang didasari oleh pengukuran tekanan darah7

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019yang akurat, 2) menggunakan pengukuran tekanan darahdi luar klinik untuk deteksi hipertensi jas putih danhipertensi terselubung, 3) melakukan terapi berdasarkanestimasi risiko kardiovaskular, 4) tatacara pemilihan terapiobat dan gaya hidup, 5) memulai terapi obat pada nakan kombinasi obat terutama dalam bentukkemasan tunggal (SPC, single pill combination), 7)penggunaan hidrochlorothiazide (HCT), calcium channelblocker (CCB), angiotensin converting enzyme inhibitor(ACEi), angiotensin II receptor blocker (ARB) untuk sebagianbesar pasien dan penggunaan beta bloker dalam situasiklinis tertentu, 8) target tekanan darah yang lebih rendahdari sebelumnya, 9) menggunakan umur anhipertensi pada usia lanjut, 10) menyadari adanyakesenjangan bukti penelitian dalam beberapa hal-halDokterdiHipertensiatas,denganpenyesuaian kondisi lokal.Mengingat adanya perbedaan antara dua panduaninternasional di atas, Perhimpunan Dokter Hipertensi8

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019Indonesia memilih untuk:1. Tetap menggunakan tekanan darah sistolik (TDS) 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik(TDD) 90 mmHg sebagai definisi ngkat hampir linear dengan peningkatantekanan darah.2. Melakukan pemeriksaan tekanan darah di luarklinik, jika fasilitas tersedia, dengan ambulatoryblood pressure monitoring (ABPM) atau home bloodpressure monitoring (HBPM) untuk berapa indikasi.3. Mencapai target tekanan darah lebih rendah daripanduan sebelumya, tetapi tidak lebih rendah dari120/70 mmHg,termasuk bagi mereka yang berusia 65 tahun.4. Bagi individu dengan tekanan darah 130-139/8089 mmHg direkomendasikan untuk intervensiperubahan gaya hidup,dan penambahan terapiobat jika terbukti adanya penyakit kardiovaskularterutama penyakit jantung koroner, sesuai denganpedoman spesifik.9

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 20192.DIAGNOSIS2.1. DEFINISI & KRITERIA HIPERTENSIDefinisi HipertensiDiagnosis hipertensi ditegakkan bila TDS 140mmHg dan/atau TDD 90 mmHg pada pengukuran diklinik atau fasilitas layanan kesehatan.Berdasarkan pengukuran TDS dan TDD di klinik,pasien digolongkan menjadi sesuai dengan tabel 1 berikut.Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah KlinikKATEGORITDSTDD(mmHg)(mmHg)Optimal 120dan n/atau85-89Hipertensi derajat 1140-159dan/atau90-99Hipertensi derajat 2160-179dan/atau100-109Hipertensi derajat 3 180dan/atau 110Hipertensi sistolikterisolasi 140dan 9010

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019TDS tekanan darah sistolik; TDD tekanan darah diastolik.Dikutip dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines.Meskipun hasil pengukuran tekanan darah di klinikmerupakan standar baku utama dalam menegakkandiagnosis hipertensi, pengukuran tekanan darah pasiensecara mandiri mulai digalakkan. Pemeriksaan ini berupaHBPM dan ABPM.2.2. PENGUKURAN TEKANAN DARAHPengukuran tekanan darah dapat dilakukan di klinik(atau fasilitas kesehatan) atau di luar klinik (HBPM atauABPM). Patut menjadi perhatian, bahwa tekanan darahdiukur secara hati-hati menggunakan alat ukur yangtervalidasi.Persiapan Pasien-Pasien harus tenang, tidak dalam keadaan cemas ataugelisah, maupun kesakitan. Dianjurkan istirahat 5 menitsebelum pemeriksaan.-Pasien tidak mengkonsumsi kafein maupun merokok,ataupun melakukan aktivitas olah raga minimal 30menit sebelum pemeriksaan.11

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi ng stimulan adrenergik seperti fenilefrinatau pseudoefedrin (misalnya obat flu, obat tetesmata).-Pasien tidak sedang menahan buang air kecil maupunbuang air besar.-Pasien tidak mengenakan pakaian ketat terutama dibagian lengan.-Pemeriksaan dilakukan di ruangan yang tenang dannyaman.-Pasien dalam keadaan diam, tidak berbicara saatpemeriksanSpigmomanometer-Pilihan spigmomanometer non air raksa: aneroid ataudigital.-Gunakan spigmomanometer yang telah divalidasisetiap 6-12 bulan.-Gunakan ukuran manset yang sesuai dengan lingkarlengan atas (LLA). Ukuran manset standar: panjang 35cm dan lebar 12-13 cm. Gunakan ukuran yang lebihbesar untuk LLA 32 cm, dan ukuran lebih kecil untukanak.12

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019-Ukuran ideal: panjang balon manset 80-100% LLA, danlebar 40% LLA.Posisi-Posisi pasien: duduk, berdiri, atau berbaring (sesuaikondisi klinik).-Pada posisi duduk: Gunakan meja untuk menopang lengan dan kursibersandaruntuk meminimalisasi kontraksi ototisometrik. Posisi fleksi lengan bawah dengan siku setinggijantung. Kedua kaki menyentuh lantai dan tidak kianrupasehingga skala sejajar dengan mata pemeriksa, dantidak dapat dilihat oleh pasien.-Gunakan ukuran manset yang sesuai.-Pasang manset sekitar 2,5 cm di atas fossa antecubital.-Hindari pemasangan manset di atas pakaian.-Letakan bagian bell stetoskop di atas arteri brakialisyang terletak tepat di batas bawah manset. Bagian13

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019diafragma stetoskop juga dapat digunakan untukmengukur tekanan darah sebagai alternatif bellstetoskop.-Pompa manset sampai 180 mmHg atau 30 mmmHgsetelah suara nadi menghilang. Lepaskan udara darimanset dengan kecepatan sedang (3mmHg/detik).-Ukur tekanan darah 3 kali dengan selang waktu 1-2menit. Lakukan pengukuran tambahan bila hasilpengukuran pertama dan kedua berbeda 10 mmHg.Catat rerata tekanan darah, minimal dua dari hasilpengukuran terakhir.Catatan-Untuk pasien baru, ukur tekanan darah pada kedualengan. Gunakan sisi lengan dengan tekanan darahyang lebih tinggi sebagai referensi.-Lakukan juga pengukuran tekanan darah 1 menit dan3 menit setelah berdiri untuk menyingkirkan hipotensiortostatik. Pemeriksaan ini juga disarankan untukdilakukan berkala pada pasien-pasien geriatri, pasiendiabetes, dan pasien-pasien lain yang dicurigaimemiliki hipotensi ortostatik.14

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi runan TDS sistolik 20 mmHg atau TDD 10mmHg dalam kondisi berdiri selama 3 menit.-Palpasi nadi untuk menyingkirkan aritmia.2.3. PENAPISAN DAN DETEKSI HIPERTENSIPenapisan dan deteksi hipertensi direkomendasikanuntuk semua pasien berusia 18 tahun.-Pada pasien berusia 50 tahun, frekuensi ingkatan angka prevalensi tekanan darah sistolik.-Perbedaan TDS 15 mmHg antara kedua lengansugestif suatu penyakit vaskular dan berhubungan serebro-

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019TDOptimal 120/80TD r TDsetiap 5tahunUkur TDsetiap 3tahunHipertensi 140/90TD NormalTinggi130-139/85-89PengukuranTD di rumah(ABPM atauHBPM)Ukur TDsetiap tahunGunakansalah satuuntukkonfirmasidiagnosisKontrolulanguntuk ukurUkur TDdi rumah(ABPMIndikasi untukABPM atau HBPM(lihat Bab 2.4 dan 2.5)Gambar 1. Penapisan dan Diagnosis HipertensiABPM ambulatory blood pressure monitoring; HBPM home bloodpressure monitoring; TD tekanan darah.Dikutip dari 2018 ESC/ESH Hypertension Guidelines.2.4. HOME BLOOD PRESSURE MONITORING (HBPM)HBPM adalah sebuah metoda pengukuran tekanandarah yang dilakukan sendiri oleh pasien di rumah atau ditempat lain di luar klinik (out of office).16

Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019Kegunaan HBPM:-Menegakkan diagnosis hipertensi, terutama dalammendeteksihipertensijas putih danhipertensiterselubung (lihat Bab an darah, pada pasien hipertensi yang mendapatpengobatan maupun tidak.-Menilai efektivitas pengobatan, penyesuaian dosis,kepatuhan pasien dan mendeteksi resistensi obat.P

ACC American College of Cardiology ACEi Angiotensin Converting Enzym Inhibitor ACR Albumin to Creatinine Ratio AF Atrial Fibrillation AHA American Heart Association ARB Angiotensin Receptor Blocker CAD Coronary Artery Disease CCB Calcium Channel Blocker CHA 2 DS 2-VASc Congestive