Bab Iii Sejarah Dan Pemikiran B.f. Skinner Dan M. Nur Abdul Hafizh .

Transcription

BAB IIISEJARAH DAN PEMIKIRAN B.F. SKINNER DAN M. NURABDUL HAFIZH SUWAID TENTANG KONSEP HUKUMANA. B.F. Skinner1. Biografi B.F./SkinnerBurrhus Frederic Skinner atau B.F. Skinner adalah salah satu tokohpsikologi yang lahir pada 20 Maret 1904, di kota kecil bernamaSusquehanna, Pennsytvania, Amerika Serikat. B.F. Skinner tumbuh disebuah kota kecil di keluarga yang terbilang nyaman, hangat dan bahagia.Ayahnya, William Skinner merupakan seorang pengacara sekaligusseorang politisi terkemuka dan ibunya, Grace Mange Burrhus Skinneradalah seorang pengurus rumah tangga, Skinner merupakan anak pertamadari dua bersaudara. Status ekonomi keluarga Skinner tergolong cukupbaik. Dan di sinilah Skinner diajarkan nilai-nilai kontrol diri, artikejujuran dan kerja keras. Keluarga Skinner menganut agama Kristenaliran Presbitarian, meskipun pada akhirnya sejak sekolah menengah atasSkinner mulai meninggalkan praktek kegiatan keagamaan.1B.F. Skinner merupakan anak yang aktif dan lebih menyukaikegiatan-kegiatan outdoor ataupun kegiatan-kegiatan di sekolah. Skinnersempat bercita-cita menjadi seorang penulis profesional, akan tetapi1Bareb Setiadji, “Konsep Pendekatan Behaviorisme B.F. Skinner dan RelevansinyaTerhadap Tujuan Pendidikan Islam,” Skripsi (Ponorogo: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanIAIN Ponorogo, 2020), 30.61

62kandas, karena pada saat itu, ia tidak memiliki banyak informasi yangperlu disampaikan terkait isu-isu hangat yang terjadi. Kemudian setelahmasuk di jenjang yang lebih tinggi di Perguruan Tinggi Hamilton, yaknisebuah sekolah kesenian Liberaldi Cliton, New York, dan setelahmemperoleh gelar sarjananya, ia kemudian mulai kembali berambisimenjadi seorang penulis, bukan hanya menjadi penulis yang profesionaltetapi juga kreatif. Lalu di tahun 1926 ia melanjutkan pendidikannyauntuk program graduate di bidang psikologi yang terbilang cukup sulit diHarvard. Sebelum itu Skinner sudah banyak membaca karya-karya miliktokoh-tokoh psikologi seperti Ivan Pavlov, Jhon B. Watson dan BetrandRussel, yang mana dari pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh tersebutlahSkinner akhirnya memutuskan masuk di bidang psikologi. 2Tahun 1931, Skinner memperoleh gelar Ph.D nya, 5 tahun setelahmendapat gelar doktor, Skinner bekerja di laboratorium milik BiologyExperimental yakni laboratorium Crozier. Menjabat sebagai JuniorFellow selama tiga tahun, yakni suatu jabatan yang bergengsi bagi sarjanamuda di Harvard. Selain W. J. Crozier, yakni seorang biologi radikalyang mempengaruhi pemikiran Skinner, beberapa tokoh terkemuka lainyang juga mempengaruhi pandangan atau pemikiran bihavioristik Skinnerdiantaranya adalah Jasques Loeb, Ivan Pavlov, C.S. Sherington, E.L.2Bareb Setiadji, “Konsep Pendekatan Behaviorisme B.F. Skinner dan RelevansinyaTerhadap Tujuan Pendidikan Islam,” Skripsi (Ponorogo: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanIAIN Ponorogo, 2020), 58-60.

63Thorndike, Jhon B. Watson dan sejumlah filsuf seperti Betrand Russel,Perey Bridgman, Henri Poincare dan Ernest Mach.3Dan pada tahun 1936, B.F. Skinner pindah ke Minneapolis, iamenjadi pengajar di University Of Minnesota. Di sinilah Skinner bertemudengan istrinya yakni Yvone Blue, hingga memiliki dua orang putri, yangbernama Julie dan Deborah. Selama di Minnesota, Skinner berhasilmenerbitkan buku pertamanya yang diberi judul The Behavior ofOrganisms pada tahun 1938. Skinner kembali ke Harvard pada tahun1948, dan memulai eksperimen burung dara yang diberi nama PeojectPigeon, meskipun pada akhirnya harus terhenti akibat masalahpendanaan. Tidak lama setelah itu ia kembali terlibat dalam suatueksperimen yang bernama Baby-Tender, jurnal Ladies Home kemudianmenerbitkan artikel mengenai penemuan ini, dan mendapat respon yangpositif sekaligus negatif. Skinner kemudian memasarkan alat temuannya,namun pada akhirnya, juga harus terhenti diakibatkan kesulitan dalammematenkan alat tersebut, selain itu alasan lain yang membuat bisnisnyaterhenti adalah karena teman bisnis yang tidak kompeten.4Tahun 1945, Skinner meninggalkan Monnesota, dan menjadidewan di Departemen Psikologi Indiana University. Tahun 1948, iakembali ke Harvard, mengajar sambil melakukan eksperimen-eksperimenkecil dengan burung dara. Sejak tahun 1950, Skinner menjadi tokoh3Bareb Setiadji, “Konsep Pendekatan Behaviorisme B.F. Skinner dan RelevansinyaTerhadap Tujuan Pendidikan Islam,” Skripsi (Ponorogo: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanIAIN Ponorogo, 2020), 60.4Setiadji, “Konsep Pendekatan Behaviorisme B.F. Skinner dan Relevansinya TerhadapTujuan Pendidikan Islam,” 60-62.

64utama psikologi behavioral Amerika. Skinner memiliki banyak pengikutdan berhasil menggagas program mengontrol perilaku masyarakat dankiat-kiat modifikasi perilaku serta membuat penemuan Baby-Tender.Tahun 1964, di usianya yang ke 60 tahun Skinner berhenti mengajar, danpensiun dari jabatan profesor pada tahun 1974. Hingga pada 18 Agustus1990 ia meninggal dunia dan dimakamkan di Cambridge, Massachusetts,akibat penyakit leukemia. 5Di dunia psikologi, B.F. Skinner merupakan seorang psikologterkenal dari aliran behaviorisme, inti dari pemikirannya yakni bahwamanusia bergerak dikarenakan adanya stimulus (rangsangan) yangdiperoleh dari lingkungan, sistem ini yang sekarang dikenal dengan namaOperant Conditioning. Skinner menyatakan bahwa setiap makhluk hidupselalu bersinggungan dengan lingkungannya. Dalam proses ini manusiaakan terus menerima stimulus dari lingkungannya yang menjadikanseseorang melakukan tindakan-tindakan dengan konsekuensi-konsekuensitertentu. Fokus penelitian Skinner adalah tentang perilaku dan enguatan(reinforcement). Skinner percaya bahwasanya perkembangan kepribadianatau perilaku seseorang adalah akibat dari respon atas kejadian eksternal.Dengan kata lain seseorang menjadi seperti yang diinginkan karenamemperoleh imbalan dari apa yang diinginkan tersebut. Bagi Skinneryang terpenting dalam membentuk kepribadian adalah melalui imbalan5Bareb Setiadji, “Konsep Pendekatan Behaviorisme B.F. Skinner dan RelevansinyaTerhadap Tujuan Pendidikan Islam,” Skripsi (Ponorogo: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanIAIN Ponorogo, 2020), 62-63.

65dan hukuman.6 Teori operant conditioning adalah teori yang ikologiBehaviorisme.7 Kesimpulan-kesimpulan yang dicanangkan Skinner dalamteorinya didapatkan dari hasil pengamatan dan uji coba terhadap tikus danburung dara yang dimasukkan ke dalam kotak yang dimodifikasi yangdisebut kotak Skinner.8Kemudian dalam sejarah American Psychological Association(APA), Skinner adalah satu-satunya psikolog yang mendapat pujiansebagai Outstanding Lifetime Constribution To Psycology, artinya iduniapsikologi,9terutama bagi psikologi kontemporer, juga berkontribusi padametodologi penelitian psikologi, khususnya dalam menyempurnakangagasan Ivan Pavlop.102. Karya-Karya/B.F. SkinnerB.F. Skinner memiliki banyak karya, dengan tema pokok seputarterbentuknya tingkah laku sebagai akibat dari konsekuensi yangdiberikan. Berikut karya-karya Skinner yang dikutip oleh Zaelani dari6Ahmad Aswani, 50 Tokoh Psikologi Dan Pemikirannya (Yogyakarta: Indo Literasi,2019), 82-84.7Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: Pena Persada,2020), 136.8Andi Thahir, Psikologi Belajar; Buku Pengantar Dalam Memahami Psikologi Belajar(Bandar Lampung: LP2M UIN Raden Intan Lampung, 2014), 133.9Bareb Setiadji, “Konsep Pendekatan Behaviorisme B.F. Skinner dan RelevansinyaTerhadap Tujuan Pendidikan Islam,” Skripsi (Ponorogo: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu KeguruanIAIN Ponorogo, 2020), 63.10Asrori, Psikologi Pendidikan Pendekatan Multidisipliner (Banyumas: Pena Persada,2020), 135.

66buku Teori - Teori Pendidikan Klasik Hingga Kontemporer karya ChairulAnwar, yakni:a. The Behaviour of Organism (1938), tentang perkembanganorganisme makhluk hidup.b. Walden Two (1948), tentang evolusi sekelompok masyarakateksperimental.c. Science and Human Behavior (1953), tentang pendirianpenulis dan menjelaskan penerapan pada masalah-masalahpraktis.d. Verbal Behavior (1957), tentang analisis bahasa berdasarkankonsep.e. Cumulative Record (1961), kumpulan makalah dan artikelSkinner.f. Otobiografi (1967), tentang laporan tentang perkembanganintelektual penulis.g. The Technology of Teaching (1968), tentang uraian penulismengenai pendekatan yang dilakukan pada proses belajar dilingkungan sekolah.h. Contingencies of Reinforcement (1969), tentang penegasanpandangan penulis dan relevansinya terhadap masalah sosialyang luas.

67i. Beyond Freedom and Dignity (1971), tentang pernyataanbahwa kebebasan dan martabat dapat menghambat kemajuanmasyarakat modern.j. About Behaviorism (1974), tentang pandangan penulisterhadap aliran psikologi praktis.113. Pemikiran B.F. Skinner Tentang HukumanMenurut Skinner, tujuan psikologi adalah untuk memprediksi danpengendalian perilaku.12Berkaitan dengan pengendalian perilaku, teknikkontrol dalam kehidupan modern dan yang paling umum digunakanmenurut Skinner adalah hukuman. Polanya adalah apabila seseorangberperilaku tidak sebagaimana mestinya atau tidak seperti yangdiinginkan, maka hukum saja orang tersebut, jika anak melakukan suatukesalahan atau berperilaku tidak sebagaimana mestinya maka hukum anaktersebut. Dalam hubungan personal sehari-hari, kontrol dilakukan melaluipengawasan, ketidaksetujuan, bahkan bentakan. Hal ini dilakukan demimengurangi kecenderungan untuk melakukan perilaku tertentu. Jikasebuah penguatan ditujukan untuk membangun kecenderungan dalamberperilaku, sebaliknya hukuman diberikan untuk meredam atau menekan11Moh Ichsan Zaelani, “Hukuman Dalam Pendidikan: Studi Komparasi PemikiranMuhammad Bin Jamil Zainu Dan B.F. Skinner (Dalam Kitab Nidāu Ilā al-Murabbiyīna Wa alMurabbiyāti Litaujīhi al-Banīna Wa AlBanāti Dan Buku Science and Human Behavior),” Tesis(Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), 53.12Frances K McSweeney and Eric S Murphy, “The Wiley Blackwell Handbook ofOperant and Classical Conditioning,” Wiley Blackwell, 2014, 163.

68kecenderungan tersebut.13 Banyak yang percaya bahwa penguatan negatifadalah hukuman, hal ini dinyatakan keliru, karena, seperti yangdinyatakan Skinner sebelumnya, penguatan negatif berupaya untukmenguatkan suatu perilaku sekaligus mencegah perilaku yang tidakdiinginkan terjadi. Misalnya, hadir tepat waktu dan tidak pernah absendiupah dengan terbebas dari tugas, atau anak yang bangun pagi dan rajinbelajar mendapat uang saku tambahan. Sedangkan hukuman menyajikanstimulus yang kuat untuk menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.Misalnya, tugas yang terlambat tidak akan diberi nilai atau anak yangmalas tidak mendapat uang saku.14Tidak seperti penguatan, dalam kurun waktu jangka panjanghukuman dapat merugikan bukan hanya bagi pihak yang dihukummelainkan juga pihak yang menghukum. Dari percobaan yang dilakukanSkinner yang terinspirasi dengan eksperimen Thorndike, diketahui bahwapemberian hukuman mampu menekan perilaku tertentu sementara waktu,dan apabila hukuman dihentikan atau dihilangkan, perilaku-perilaku yangtidak diinginkan akan muncul kembali. Bahkan hukuman berat yangdiberikan dalam kurun waktu yang panjang sekalipun, jika dihentikanatau dihilangkan, perilaku yang semula ditekan akan muncul kembali.15Pada dasarnya Skinner menyatakan bahwa dalam jangka panjang,hukuman yang diberikan hanya akan menimbulkan kerugian bukan hanya13B.F. Skinner, Ilmu Pengetahuan Dan Perilaku Manusia, terj. Maufur (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2013), 283-284.14Molly Zhou and David Brown, “Educational Learning Theories,” Galileo OpenLearning Materials, 2015, 8.15Skinner, Ilmu Pengetahuan Dan Perilaku Manusia, 284-286.

69bagi terhukum, tetapi juga bagi penghukum. Stimulus aversif yangdiperlukan dalam suatu proses menghukum akan melahirkan emosi sertakecenderungan untuk melarikan diri atau membalas dendam demimencegah kecemasan.16Meskipun hukuman merupakan teknik kontrolsosial yang ampuh, hukuman tidak perlu diberikan oleh individu yanglain. Akibat atau konsekuensi yang ditimbulkan dari suatu perilaku yangburuk sudah cukup menghukum pelaku. Misalnya, karena menyentuh apianak sudah mendapat hukuman dengan jarinya yang terbakar.17a. Efek-efek hukumanSkinner menyatakan bahwa hukuman tentunya memberikanefek-efek tersendiri yakni:1) Stimulus aversif yang diberikan hukuman terbatas hanya padasituasi mendesak. Pada saat hukuman diberikan hukumanmemang mampu menekan suatu perilaku. Akan tetapi rkemungkinan untuk muncul kembali. Dengan kata lain efekpemberian hukuman hanya berlaku di situasi mendesak danbersifat sementara, meskipun mampu menekan perilakutertentu.2) Suatu perilaku yang terus-menerus, secara konsisten dihukumakan menjadi stimulus terkondisikan yang memunculkanperilaku lain yang tidak sesuai dengan perilaku yang dihukum.16B.F. Skinner, Ilmu Pengetahuan Dan Perilaku Manusia, terj. Maufur (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2013), 284.17Skinner, Ilmu Pengetahuan Dan Perilaku Manusia, 288.

rsalah, rasa berdosa atau rasa malu. Dalam hal ini Skinnermembandingkan dengan percobaan terhadap tikus yangdikondisikan untuk menekan tuas dan diperkuat dengan diberimakanan, lalu jika tikus menekan tuas dan diberikan hukumanberupa kejutan ringan selanjutnya perilaku tikus untukmendekati atau menyentuh tuas akan berubah.3) Efek terpenting dari hukuman yakni untuk menyempurnakankondisi aversif, sehingga perilaku yang tidak diinginkan tidakterjadi. Karena ketika hukuman ditegakkan, seseorang atauindividu akan menahan diri melakukan tindakan yang tidakdiinginkan demi menghindari hukuman. Setelah hukumandihindari, stimulus aversif akan berangsur dihilangkan meskikemudian di kesempatan lain perilaku yang tidak diinginkanakan muncul kembali. Oleh sebab itu untuk tetap bisadikontrol, efek aversif dari hukuman harus diberlakukan terusmenerus. Konsistensi ini dianggap penting karena, jika tidakmaka perilaku terhukum suatu ketika akan muncul denganlebih kuat.18b. Efek-efek samping yang tidak menguntungkan dari hukuman18B.F. Skinner, Ilmu Pengetahuan Dan Perilaku Manusia, terj. Maufur (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2013), 293-295.

71Skinner menyatakan bahwa hukuman yang berat memangcukup signifikan mampu menekan suatu perilaku. Namun, hal initerkadang disalahgunakan, mengingat secara naluriah manusiamemiliki kecenderungan menyerang siapa saja yang berperilakutidak menyenangkan bagi dirinya. Meskipun mungkin bukan dalambentuk serangan fisik, tetapi dalam bentuk penolakan, penyalahan,ejekan atau kritikan. Entah dilatar belakangi dengan adanyakecenderungan bawaan ataupun tidak untuk melakukannya, efekyang ditimbulkan dari praktik menghukum semacam ini sudahmampu memperkuat kenyataan bahwa hukuman memiliki efeksamping yang tidak diinginkan. Selain itu, dalam hitungan jangkapanjang hukuman tidak sepenuhnya menghapuskan suatu perilakudan mencegahnya dari suatu pengulangan. Karena sepertidijelaskan sebelumnya bahwa efek yang diberikan hukumanterhadap penekanan suatu perilaku hanya bersifat sementara.19Kemudian dijelaskan pula bahwa penekanan perilakumenggunakan hukuman yang terbilang berat dan berkepanjanganbahkan tidak memberikan keuntungan atas perilaku yang ditekantadi. Perilaku menghindari hukuman yang dipilih bisa saja justrumerupakan perilaku yang juga tidak sesuai, bahkan mungkinmenjadi perpaduan perilaku yang tidak terkoordinasi. Dengan kata19B.F. Skinner, Ilmu Pengetahuan Dan Perilaku Manusia, terj. Maufur (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2013), 295-296.

72lain, anak mungkin berusaha menghindari suatu perilaku yangdiketahui akan diikuti oleh hukuman dengan cara yang salah. 20Efek samping lain yang juga ditimbulkan oleh hukumanadalah munculnya masalah emosional bahkan psikologis, sepertirasa takut, gelisah, marah, frustrasi dan emosi-emosi lainnya.Kondisi paling kronis dari pemberian hukumanadalah dapatmenyebabkan gangguan psikosomatik atau terganggunya kondisiafektif yang berimbas pada munculnya keluhan-keluhan fisik. Danhal semacam ini bukan tidak mungkin, sedikit banyak akanmengganggu kehidupan sehari-hari individu terkait.21c. Alternatif yang bisa digunakan untuk menggantikan isadigunakan demi menghindari penggunaan hukuman, berikutbeberapa alternatif yang ditawarkan Skinner, yakni:1) Memodifikasi keadaan.Perilaku yang biasanya dihukum, mungkin saja lebihefektif dikontrol menggunakan cara lain, bisa denganmemodifikasi keadaan. Menurut Zaelani, contoh modifikasikeadaan misalnya ketika anak melakukan keributan di ruangkelas karena kurang minat dengan pembelajaran, pengajarbisa mengondisikan keadaan dengan menggunakan metode20B.F. Skinner, Ilmu Pengetahuan Dan Perilaku Manusia, terj. Maufur (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2013), 296.21Skinner, Ilmu Pengetahuan Dan Perilaku Manusia, 296-297.

73pembelajaran yang menyenangkan, atau sesekali mengubahtempat duduk untuk menciptakan suasana yang baru.222) Membiarkan waktu berlalu mengikuti alur pertumbuhan.Suatu perilaku dapat dihindarkan dari pengulanganhanya dengan membiarkan waktu berlalu mengikuti alurpertumbuhan anak, khususnya pada anak kecil. Sejalandengan usia, anak akan mampu mengatasi dan memahamibahwa suatu perilaku dinyatakan tidak pantas dan berangsurdilupakan. Namun alternatif yang satu ini terbilang lambatdan memerlukan situasi dan kondisi yang terhindar dari halhal yang mungkin membangkitkan perilaku terhukum. Danpendampingan pengasuh ketika anak melewati tahap“melakukan kesalahan” akan menghindarkan anak dari efeksamping yang ditimbulkan oleh hukuman.3) Pemunahan (extinction).Alternatif ini dianggap paling efektif, akan tetapimembutuhkan waktu yang lama, namun, bisa lebih membiarkan respon untuk dilupakan. Teknik ini juga relatifterbebas dari efek samping yang tidak diinginkan. Misalnya,jika anak-anak berperilaku tidak menyenangkan diyakini22Moh Ichsan Zaelani, “Hukuman Dalam Pendidikan: Studi Komparasi PemikiranMuhammad Bin Jamil Zainu Dan B.F. Skinner (Dalam Kitab Nidāu Ilā al-Murabbiyīna Wa alMurabbiyāti Litaujīhi al-Banīna Wa AlBanāti Dan Buku Science and Human Behavior),” Tesis(Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), 82.

74hanya untuk mendapatkan perhatian dari orang tua, kemudianjika orang tua tidak memberikan perhatian tersebut makaperilaku tersebut akan hilang dan tidak muncul lagi.4) Pengondisian dengan penguatan positif.Teknik yang terakhir ini menurut Skinner memilikiefek samping yang tidak terlalu merugikan. Contohnya,dalam menghadapi dan mengendalikan kecenderunganemosional, pengasuh bisa memperkuat perilaku sabar, hal inisebenarnya juga memberikan penguatan tidak dapikecenderungan perilaku emosional dengan kesabaran danketabahan, diharapkan dapat meluluhkan hati anak danmenjadikannya berhenti melakukan perilaku yang tidakdinginkan. Namun alternatif ini juga harus dibarengi denganalternatif lain, karena tidak bisa berdiri sendiri.24B. M. Nur/Abdul Hafizh/Suwaid1. Biografi M. Nur Abdul/Hafizh/SuwaidM. Nur Abdul Hafizh Suwaid memiliki nama asli yakni Khalid binAbdurrahman, lahir di Damaskus pada tahun 1362 H/ 1943 M. Suwaid23B.F. Skinner, Ilmu Pengetahuan Dan Perilaku Manusia, terj. Maufur (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2013), 297-299.24Moh Ichsan Zaelani, “Hukuman Dalam Pendidikan: Studi Komparasi PemikiranMuhammad Bin Jamil Zainu Dan B.F. Skinner (Dalam Kitab Nidāu Ilā al-Murabbiyīna Wa alMurabbiyāti Litaujīhi al-Banīna Wa AlBanāti Dan Buku Science and Human Behavior),” Tesis(Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), 98.

75dikenal sebagai seorang yang tawadu dan luwes. Selain itu juga dikenalsebagai seorang ahli ilmu, rajin beribadah, seorang pengarang kitab-kitab,bahkan mampu memberikan solusi atas permasalahan-permasalahanumum maupun masalah-masalah pendidikan. Dalam dunia pendidikanSuwaid banyak menyumbangkan ide-ide atau pemikiran beliau demiberlangsungnya pendidikan yang menjadikan anak berakhlak islamisebagai prioritas utama.25Beliau merupakan lulusan Madrasah Ibtidaiyah Fathul Islami, yangdikenal telah banyak mencetak orang-orang hebat sekaligus ahli agama.Suwaid menyelesaikan pendidikan hingga tahun 1961 H, kemudian mulaimendalami ilmu kepada ulama-ulama di Syam diantaranya adalah ahlifatwa Dr. Syaikh Muhammad Abu Yusro‟ Abidin dan Syaikh KhusainKhottob. Sejak 1967, Suwaid mulai mendalami Ilmu Fiqh Hanafi, FiqhSyafi‟i, hadis-hadis dan sejarahnya.26Dari seorang ahli hadis yakni Syaikh Muhammad Nashiruddin AlBani, Suwaid mempelopori kegiatan belajar mengajar. Beliau mengajar disebuah Madrasah Tsanawiway As-Syariyah hingga tahun 1970 M danmenjadi guru di Madiriyah Ifta‟ sekaligus menjadi pemimpin dakwah diperguruan tinggi di Damaskus. Beliau juga bekerja sebagai konsultaninsinyur di Kuwait hingga 1981, kemudian kembali ke Ma‟had Syaikh25Savitri, “Metode Pendidikan Islam Dalam Keluarga (Studi Komparasi PemikiranAbdullah Nashih „Ulwan Dan Muhammad Suwaid),” Skripsi (Bandar Lampung: FakultasTarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung, 2018), 74.26Savitri, “Metode Pendidikan Islam Dalam Keluarga (Studi Komparasi PemikiranAbdullah Nashih „Ulwan Dan Muhammad Suwaid),” 75.

76Shalih Furhur. Dan di tahun 1419 H/ 1999 M, M. Nur Abdul HafizhSuwaid wafat.272. Karya-Karya M./Nur Abdul/Hafizh/SuwaidM. Nur Abdul Hafizh Suwaid telah banyak menulis di antaranyaadalah:a. Wajibatul Mar‟ah al-Muslimah.b. Syakhshiyyah al-Mar‟ah al-Muslimah.c. Tarbiyatul Abna wal Banat.d.Maktabah al-Usrah al-Muslimah.e. Adab al-Hayyah az-Zaujiyyah.f. ManhajAt-TarbiyyahAn-Nabawiyyah Lith-Tifl, tentangbagaiman cara mendidik anak berdasarkan pada ajaranRasulullah SAW.g. Al-Fawaaid al-Hisaan fii Tajwid Al-Qur‟an, tentang kaidahkaidah terbaik Ilmu Tajwid dalam membaca Al-Qur‟an.h. Al-Hadyu An-Nabawy Fi Shahihhah wal Marrod wal „Ilaaj el„iyaadah.28Menurut Suwaid apabila ingin membahas masalah-masalah yangterjadi di seluruh dunia, akan lebih tepat jika yang dibahas adalah tentangpendidikan. Karena masalah pendidikan dianggap sebagai persoalan yang27Savitri, “Metode Pendidikan Islam Dalam Keluarga (Studi Komparasi PemikiranAbdullah Nashih „Ulwan Dan Muhammad Suwaid),” Skripsi (Bandar Lampung: FakultasTarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung, 2018), 75.28Savitri, “Metode Pendidikan Islam Dalam Keluarga (Studi Komparasi PemikiranAbdullah Nashih „Ulwan Dan Muhammad Suwaid),” 76.

77paling rumit oleh orang tua, oknum pendidik dan ahli kejiwaan. Untukitulah kemudian Suwaid mengarang sebuah buku dengan judul ManhajAt-Tarbiyyah An-Nabawiyyah Lith-Tifl.29Manhaj At-Tarbiyyah An-Nabawiyyah Lith-Tifl, merupakan bukuyang ditujukan untuk memberikan solusi atas permasalahan pendidikananak. Buku ini membahas tentang pendidikan sekaligus tata carapengasuhan anak sesuai dengan apa yang telah dicontohkan dandiajarkan oleh Rasulullah saw. Buku ini juga membantu para orang tuamengoptimalkan peran sebagai pengasuh dan guru bagi anak. Buku initidak berasal dari pendapat pribadi Suwaid, melainkan berasal darisumber yang kuat yakni Al-Qur‟an dan hadis. Kesungguhan Suwaidmenelaah hadis-hadis tentang pendidikan anak ini dibuktikan dengandilakukannya pengumpulan materi dan penulisan buku ini yangmemakan waktu sekitar sepuluh tahun.303. Pemikiran M. Nur Abdul Hafizh Suwaid Tentang HukumanMenurut Suwaid, prophetic parenting adalah gaya pengasuhanyang meneladani Rasulullah saw. dalam mendidik anak dan denganberdasarkan pada Al-Qur‟an dan hadis. Dalam mengasuh sekaligusmembentuk kepribadian anak, pengasuhan harus dilakukan secara29Savitri, “Metode Pendidikan Islam Dalam Keluarga (Studi Komparasi PemikiranAbdullah Nashih „Ulwan Dan Muhammad Suwaid),” Skripsi (Bandar Lampung: FakultasTarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung, 2018), 83.30Savitri, “Metode Pendidikan Islam Dalam Keluarga (Studi Komparasi PemikiranAbdullah Nashih „Ulwan Dan Muhammad Suwaid),” 83-85.

78berkala, sedikit demi sedikit, dengan penuh kehangatan, kelembutan dankasih sayang dalam mengajarkan perintah-perintah Allah swt. danmenerapkan sunnah Rasul.31Dan salah satu metode prophetic parentingyang dibahas oleh Suwaid adalah metode hukuman.Berdasarkan pada prinsip Islam sendiri, hukuman haruslah bersifatta‟dib atau meluruskan perilaku. Suwaid juga menyatakan bahwakesalahan yang dilakukan anak bukanlah sebuah tindak kriminal yangharus diganjar, sehingga hukuman di sini diutamakan kepada pelurusanperilaku, bukan sekedar ganjaran atas perilaku yang salah. 32 Pembahasanmengenai hukuman dibuka oleh M. Nur Abdul Hafizh Suwaid dengankutipan hadis yang diriwayatkan oleh ath-Thabrani dengan sanad sahih,Rasulullah saw. bersabda:ِ وَالَ يُُِعُىُِ إِالَّ ضَسَُّْى ,ِ ياَ أُعِطٍَِ أَِْمُ تَُِدٍ انسِّفْكَ إِالَّ َفَ َعهُى “Tidaklah suatu keluarga diberi kelembutan, melainkan akanmemberikan manfaat kepada mereka, dan tidaklah sebaliknyamelainkan akan memberi mudarat kepada mereka”33Keberadaan metode hukuman dalam parenting disandarkanSuwaid pada hadis Rasulullah saw. yang berbunyi, شسّا ِ َ ضسِتُىُْىِ َعهَُِهَا ِإذَا َتهَغُىا ع ِ ُيسُوا صِثَُِاَكُىِ تِانصَّالَجِ ِإذَا َتهَغُىا سَثِعّا وَا 31Luluk Hidayati dan Dzurriyah Mufidah, “Pendidikan Seks Pada Anak Perspektif DR.Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid (Telaah Buku Prophetic Parenting),” Academica: Journalof Multidisciplinary Studies, Vol. 3, No. 1, Januari- Juni 2019, 70.32Achmad Badawi Widiyali, “Penerapan Hukuman Dalam Meningkatkan KedisiplinanSantri Di Pesantren Subulussalam Plosokandang Kedungwaru Tulungagung,” Skripsi(Tulungagung: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung, 2020), 16-17.33Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic parenting cara Nabi saw mendidikanak, terj. Farid Abdul Aziz Qurusy (Yogyakarta: Pro-U Media, 2010), 272.

79“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat apabila mencapaiusia tujuh tahun dan pukullah mereka (jika meninggalkan shalat) padausia sepuluh tahun”34Sebelum membahas tentang metode hukuman dalam pengasuhandan pendidikan anak, Suwaid telah memaparkan dengan panjang lebar didalam bukunya mengenai metode kenabian apa saja yang kiranya dapatdigunakan dalam pendidikan anak pada proses parenting baik itu darisegi akal maupun dari segi kejiwaan. Dan apabila semua metode lukanpengobatan terakhir yakni dengan memberikan anak hukuman. Suwaidjuga menyatakan bahwa hal ini ditujukan agar anak menyadari bahwakesalahan yang dilakukannya bukanlah hal sepele dan bukan main-main.Rasa tidak menyenangkan yang ditimbulkan oleh hukuman dapatmenjadikan anak sadar tentang betapa besarnya kasih sayang orang tuasebelum anak mendapatkan hukuman. Selain itu, anak juga dapatmengetahui arti penting dari suatu ketaatan dan perilaku yang mulia.35Untuk menjadikan sebuah hukumansesuaidengan hadisRasulullah saw. yang berbunyi:ٍ ألٌِْ َُؤَدِّبَ األَبُ وَنَدَُِ خَُِسَْنُّ يٍِِ أٌَْ َرَصَدَّقَ تِصَاع “Seorang bapak menghukum anaknya lebih baik bagi anakdaripada memberinya sedekah satu sha‟”3634Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic parenting cara Nabi saw mendidikanak, terj. Farid Abdul Aziz Qurusy (Yogyakarta: Pro-U Media, 2010), 273.35Suwaid, Prophetic parenting cara Nabi saw mendidik anak, 272.36Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid, Prophetic parenting cara Nabi saw mendidikanak, terj. Farid Abdul Aziz Qurusy (Yogyakarta: Pro-U Media, 2010), 272-273.

80Atau seperti perkataan Luqman terhadap anaknya, “orang tua yangmemukul anaknya sama seperti pupuk untuk tanaman”.37Di sini Suwaidmengemukakan beberapa dasar-dasar hukuman yang harus diperhatikan,dasar-dasar inilah yang akan menjadi pedoman penggunaan hukuman,sehingga memberikan hasil yang diinginkan. Dasar-dasar hukumantersebut adalah:a. Hukuman merupakan suatu bentuk pendidikan.Telah diketahui bahwa setiap anak memang berbeda-beda,dengan pengajaran yang baik, tabiat buruk bisa dirubah menjaditabiat yang baik. Seorang anak memiliki tabiat yang buruk, tidaklain dikarenakan semasa kecilnya tidak dihiraukan dan dilalaikan,sehingga tabiat anak akan cenderung ke arah yang buruk, dandisimpulkan bahwa itu bukanlah insting bawaan. Jika pendidikandiberikan setelah tabiat buruk terbentuk maka akan sulit untukmerubahnya. Untuk itulah, pendidikan dan pengajaran bagi anakharus dimulai semenjak anak masih kecil.Apabila ada kemungkinan anak melakukan suatu kesalahan,orang tua tidak boleh menunggu dan melalaikan apa yangseharusnya dilakukan. Karena kesalahan kecil di awal bisaberakibat fatal dikemudian hari. Mengingat keberagaman watakdan kepribadian anak, jika anak termasuk memiliki tabiat yangbaik, maka mendidiknya cukup dengan memberikan pujian atau37Suwaid, Prophetic parenting cara Nabi saw mendidik anak, 271.

81celaan untuk memberitahukan mana yang baik dan mana yangburuk. Tetapi, apabila anak memiliki tabiat yang buruk, makapendidikan dan pengajarannya terbilang sulit, perlu diikuti denganancaman atau dilanjutkan dengan pukulan, apabila ancaman tidakberhasil.Arti penting hukuman dalam mendidik anak juga harus diikutidengan usaha memahami tabiat anak, sehingga dapat ditentukanhukuman apa yang tepat dan pantas diberikan kepada anak. Hal inidianggap penting karena menurut Muhajir, anak-anak memilikikarakter dan warna yang berbeda-beda, sehingga berbeda pula caramendidik dan mengasuhnya, begitu pula dengan cara menghukum,harus disesuaikan dengan karakter masing-masing anak. Yangterpenting dan harus diingat oleh para pengasuh menurut AbdullahNashih Ulwan adalah dalam bermuamalah dengan anak hendaknyadengan penuh kelembutan dan kasih sayang. 38b. Mengoreksi penyebab kesalahan anak.Dalam pendidikan, menemukan akar permasalahan adalahsuatu keberhasilan yang luar biasa dan cukup membantu untukmemecahkan masalah. Ada tiga inti, mengapa anak melakukankesalahan, yakni: Kesalahan dalam pemahaman, yakni anak tidak memilikipemahaman yang tepat mengenai sesuatu.38Muhajir, Materi Dan Metode Pen

SEJARAH DAN PEMIKIRAN B.F. SKINNER DAN M. NUR ABDUL HAFIZH SUWAID TENTANG KONSEP HUKUMAN A. B.F. Skinner 1. Biografi B.F./Skinner Burrhus Frederic Skinner atau B.F. Skinner adalah salah satu tokoh psikologi yang lahir pada 20 Maret 1904, di kota kecil bernama Susquehanna, Pennsytvania, Amerika Serikat. B.F. Skinner tumbuh di