Structure, Meaning, And Function Of Mantra Treatment Of Semitau . - Core

Transcription

View metadata, citation and similar papers at core.ac.ukbrought to you byCOREprovided by Jurnal-el Badan Bahasa (e-Jurnal Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa -.Tuah TalinoVolume 12 Nomor 1 Edisi Juli 2018Balai Bahasa Kalimantan BaratSTRUKTUR, MAKNA, DAN FUNGSI MANTRA PENGOBATANMASYARAKAT MELAYU SEMITAU KABUPATEN KAPUAS HULUSTRUCTURE, MEANING, AND FUNCTION OF MANTRA TREATMENTOF SEMITAU MALAY COMMUNITY OF KAPUAS HULU DISTRICTImam Agus FaisalProgram Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Untan ian ini dilatarbelakangi oleh adanya gagasan mengenai pentingnyapenggalian sastra lisan. Berdasarkan penelusuran peneliti, penelitianmengenai sastra lisan masyarakat Melayu Semitau Kabupaten KapuasHulu belum pernah diteliti oleh mahasiswa FKIP Untan. Penelitian inibertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasi struktur, makna,dan fungsi yang terkandung dalam mantra pengobatan masyarakatMelayu Semitau Kabupaten Kapuas Hulu, serta pelaksanaanya dalamproses belajar-mengajar di sekolah. Metode penelitian yang digunakanoleh peneliti adalah metode deskriptif dan hermeneutik berbentukkualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekataan strukturaluntuk menganalisis struktur mantra berupa pilihan kata dan rima, sertapendekatan hermeneutik untuk menganalisis makna dan fungsi mantra.Berdasarkan hasil analisis, pilihan kata yang digunakan yaitu kata umumdan kata khusus. Rima yang digunakan meliputi rima penuh, rimamutlak, rima paruh, rima aliterasi, rima asonansi, rima rangkai, rimaawal, rima tengah, rima akhir, rima datar, rima tegak, rima terus, rimasilang, dan rima bebas. Makna mantra meliputi makna ketuhanan, maknakemasyarakatan, dan makna kepribadian. Fungsi mantra meliputi fungsiproyeksi, fungsi pengesah pranata kebudayaan, dan fungsi alatpendidikan.Kata Kunci: Struktur, Makna, Fungsi, Mantra Pengobatan, MelayuSemitauAbstrackThis Research was conducted since a concept about the importance ofimmersing the verbal literature. According to the observation conductedby the researcher, a research about the verbal literature of locals ofSemitau Malay from Kapuas Hulu Regency has not been conducted bystudents of Tanjungpura university. The objective of this research was todescribe and interpret the structure, the meaning, and the functioncontained in healing spells of locals of Semitau Malay from Kapuas HuluRegency, including the implementation in a process of teaching andlearning at school. The method of this reseach was a descriptive andhermeneutical research in a descriptive form. The approach in this29

Tuah TalinoVolume 12 Nomor 1 Edisi Juli 2018Balai Bahasa Kalimantan Baratresearch was structural for analyzing the structure of spells, such as:word and rhyme choices, including the hermeneutical approach toanalyze the meaning and the function of the spells. Based on the result ofanalysis, word choices were general words and particular words. Therhymes were full rhyme, absolute rhyme, half rhyme, alliterative rhyme,assonance rhyme, integrated rhyme, initial rhyme, center rhyme, finalrhyme, horizontal rhyme, vertical rhyme, straight rhyme, crossed rhyme,and free rhyme. The meaning of spells was about divinity, society, andpersonality. The function of spells was a projection, a verifier of cultureregulation, and an education tool.Keywords: The Structure, The Meaning, The Function, Healing Spells,Semitau Malay.PENDAHULUANSemitau merupakan satu di antara kecamatan di Kabupaten Kapuas HuluProvinsi Kalimantan Barat dan terdiri dari dua belas desa. Desa yang tergabungantara lain Entipan, Kenepai Komplek, Kenerak, Marsedan Raya, Nanga Kenepai,Nanga Lemedak, Nanga Seberuang, Padung Kumang, Sekedau, Semitau Hilir,Semitau Hulu, dan Tua Abang. Banyaknya desa yang tergabung dalamKecamatan Semitau, membuat Kecamatan Semitau kaya akan keberagaman.Keberagaman tersebut meliputi agama, suku, bahasa, dan budaya. Membahasmengenai suku, secara garis besar Kecamatan Semitau didiami oleh masyarakatdengan etnis Dayak, Melayu, dan Tionghoa.Secara geografi, Kecamatan Semitau terletak atau diapit oleh dua kecamatanyakni Kecamatan Suhaid dan Kecamatan Seberuang. Letaknya yang sangatstrategis karena merupakan jalur hilir-mudik masyarakat Kabupaten Kapuas Hulu,menjadikan Kecamatan Semitau sebagai pusat perdagangan di Kabupaten KapuasHulu. Selain letaknya yang strategis, perkembangan teknologi dan informasi yangmumpuni menjadikan Kecamatan Semitau lebih diminati oleh para pengusahauntuk dijadikan tempat berbisnis. Hal tersebut memberikan keuntungan bagimasyarakat Semitau seperti kemudahan dalam proses jual beli karena ketersediaanbarang dan jasa yang semakin berkembang, terbukanya lapangan pekerjaan,pemekaran daerah, dan perkembangan teknologi dan informasi. Namun, tidakmenutup kemungkinan jika hal tersebut juga dapat menimbulkan kerugian sepertitergerusnya adat istiadat atau tradisi akibat modernisasi dan perkembanganteknologi dan informasi yang sangat pesat, masuknya budaya asing yangmenggerus keberadaan budaya setempat, dan hilangnya citra masyarakatsetempat.Kecamatan Semitau memiliki keistimewaan jika dibandingkan dengankecamatan lain yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu. Satu di antara keistimewaanyang dimiliki Semitau adalah sastra lisan berupa mantra. Mantra merupakanperkataan atau ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib, misalnya dapatmenyembuhkan, mendatangkan celaka, dan sebagainya. Mantra tumbuh danberkembang di tengah kehidupan masyarakat Kecamatan Semitau melalui30

Tuah TalinoVolume 12 Nomor 1 Edisi Juli 2018Balai Bahasa Kalimantan Baratpewarisan turun temurun secara lisan. Fungsi mantra sangatlah beragam, diantaranya sebagai alat pengesahan pranata dan kebudayaan, sebagai alatpemeliharaan norma-norma masyarakat dan sebagai alat pengobatan tradisional.Seiring dengan kemajuan zaman, pada era globalisasi ini tradisi-tradisi itusudah mulai berkurang khususnya yang mengkaji mantra pengobatan karenadirasa sangat menyulitkan. Prosesnya hanya bisa dilakukan oleh orang-orangtertentu, tidak ada generasi penerus yang mewarisi, dan kemajuan teknologisangat berkembang membuat sebagian orang ada yang masih mempertahankandan ada pula orang yang sudah tidak memakainya lagi. Hal itulah yangmenyebabkan adat istiadat atau tradisi mulai hilang dan terancam untuk hilangserta perlu untuk dikaji.Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti bermaksud mengkaji struktur,makna, dan fungsi makna mantra pengobatan masyarakat Melayu SemitauKabupaten Kapuas Hulu. Mantra sebagaimana sastra umumnya juga mempunyaistruktur, makna, dan fungsi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanastruktur dari suatu mantra, seperti apa fungsi dari mantra tersebut dan apa maknayang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu maka perlu diadakan penelitian dandokumentasi budaya khususnya mengenai mantra masyarakat Melayu Semitau.Penelitian ini hanya dilaksanakan di dua desa yaitu Desa Semitau Hulu danSemitau Hilir. Alasan peneliti hanya melakukan penelitian di dua desa tersebutkarena bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya adalah bahasa MelayuSemitau. Hal tersebut memberikan kemudahan kepada peneliti dalamberkomunikasi dengan informan, memperoleh data, dan mengolah data karenapeneliti adalah penutur bahasa Melayu Semitau.Fokus penelitian ini adalah mengenai struktur, makna, dan fungsi mantrayang berkaitan dengan pengobatan. Adapun mantra yang dimaksud adalah mantrauntuk mengobati atau menyembuhkan penyakit seperti pedera’, sawan, najam,masuk angin, badi, ketulang, sembelit, pantuk burung raya, kura’, dan selusuhberanak. Sampai saat ini mantra untuk menyembuhkan penyakit tersebut masihdiyakini oleh empunya dan orang-orang yang ingin mendapatkan kesembuhan.Alasan peneliti memilih mantra pengobatan tersebut adalah sebagai berikut.Pertama, sebagai penutur asli bahasa Melayu Semitau, peneliti akan mendapatkankemudahan dalam mendapatkan data, berkomunikasi kepada informan, danmenganalisis data. Kedua, tawar Pedera’, sawan, najam, pedih gigi, masuk angin,badi, ketulang, tekenak, sembelit, dan pantuk burung raya merupakan mantrauntuk menyembuhkan penyakit yang sering ditemukan dalam kehidupan seharihari pada masyrakat Melayu Semitau Kabupaten Kapuas Hulu. Oleh sebab itu,peneliti ingin menggali lebih dalam dan mendokumentasikan mantra pengobatantersebut. Ketiga, sebagai sarana pelestarian budaya agar mantra pengobatantersebut tidak punah.Struktur yang akan peneliti analisis dalam mantra ini adalah diksi dan rima.Berdasarkan prariset peneliti, mantra pengobatan masyarakat Melayu SemitauKabupaten Kapuas Hulu yang kemudian peneliti singkat menjadi MMSKKH,memiliki struktur yang unik. Mantra pengobatan MMSKKH memiliki rima yangtidak tetap, tidak terikat, dan komplek. Hal ini membuat peneliti tertarik untukmengkaji rima mantra pengobatan MMSKKH. Selain itu, sebagai bagian dari puisi31

Tuah TalinoVolume 12 Nomor 1 Edisi Juli 2018Balai Bahasa Kalimantan Baratlama, peneliti ingin mengetahui efek-efek bunyi yang ditimbulkan suatu mantraketika dibacakan.Adapun alasan peneliti mengkaji diksi dalam penelitian ini adalahberdasarkan prariset peneliti, beberapa kata yang digunakan dalam mantrapengobatan masyarakat Melayu Semitau Kabupaten Kapuas Hulu bersifat khusus(unik, aneh bila didengar, bukan merupakan bahasa sehari-hari). Hal ini membuatpeneliti tertarik untuk mengkaji mengapa kata-kata khusus tersebut digunakandalam mantra tersebut. Hal ini pula nantinya akan memberikan keterkaitan denganpenganalisisan makna dalam mantra pengobatan MMSKKH, karena setelahpeneliti menemukan alasan digunakannya diksi khusus tersebut, peneliti akanmenemukan makna yang terkandung di dalamnya. Adapun makna yang akandikaji dalam penelitian ini dalah makna yang berkaitan dengan ketuhanan,kemasyarakatan, dan kepribadian. Tujuan peneliti mengkaji makna mantrapengobatan MMSKKH adalah peneliti ingin menggali informasi yang terkandungdi dalamnya yang berkaitan dengan ketuhanan, kemasyarakatan, dan kepribadian.Sebagai bagian dari produk budaya, mantra merupakan sastra lisan yangsudah lama ada keberadaanya. Selain fungsi magis yang terdapat di dalam mantrapengobatan yang diyakini dapat menyembuhkan oleh masyarakat penghayatnya,tentunya mantra memiliki fungsi yang berhubungan dengan ketuhanan,kemasyarakatan, dan kepribadian. Hal inilah yang membuat peneliti inginmengkaji serta menganalisis fungsi yang terdapat di dalam mantra pengobatanMMSKKH.Sejauh penelusuran yang dilakukan, belum ada penelitian yang berkaitandengan mantra (sastra lisan) Kecamatan Semitau Kabupaten Kapuas Hulu diFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. Akan tetapi,penelitian mengenai struktur mantra sudah pernah diteliti oleh Viktorina Buripada tahun 2011 dengan judul penelitian “Struktur Sampi Melah Pinang padaUpacara Adat Pernikahan Masyarakat Dayak Iban Kabupaten Hapuas Hulu”.Namun, penelitian tersebut hanya fokus pada struktur mantra, sedangkanpenelitian ini terdapat unsur makna dan fungsi. Selain itu, penelitian yangdilakukan oleh Buri (2011) mengkaji tentang mantra dalam upacara perkawinanadat Dayak Iban yang menggunakan bahasa Dayak Iban dan struktur mantratersebut menyerupai syair, sedangkan peneliti mengkaji tentang mantrapengobatan masyarakat Melayu yang menggunakan bahasa Melayu Semitau danberbentuk pantun. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipastikan bahwa penelitianini akan jauh berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh ViktorinaBuri pada tahun 2011.Penelitian ini diharapakan dapat diterapkan oleh guru Bahasa Indonesiadalam proses pembelajaran di sekolah khususnya pembelajaran tentang sastralisan dan puisi. Selain itu, penelitian ini disesuaikan dengan kurikulum 2013 kelasVII pada semester genap. Adapun kesesuaian materi sastra lisan berupa mantrayang terdapat pada kurikulum 2013 kelas VII semester genap adalah KD 3.10Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisirakyat setempat) yang dibaca dan didengar dan KD 4.10 Mengungkapkangagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan dan tulis denganmemperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa.32

Tuah TalinoVolume 12 Nomor 1 Edisi Juli 2018Balai Bahasa Kalimantan BaratBerdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalampenelitian ini yaitu bagaimanakah struktur, makna, dan fungsi mantra pengobatanMMSKKH serta bagaimana rencana implementasi pembelajaran mantra disekolah. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan danmenginterpretasi struktur, makna, dan fungsi mantra pengobatan MMSKKH, sertamendeskripsikan rencana implementasi pembelajaran mantra di sekolah.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti danpembaca, baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis, hasilpenelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan manfaat dalam rangkamendukung perkembangan ilmu sastra secara khusus cabang ilmu sosiologi sastrayang berkaitan dengan pengayaan teori-teori dalam bentuk analisis sastra lisandengan menggunakan pendekatan struktural dan hermeneutika. Manfaat praktisbagi peneliti yaitu peneliti mendapatkan informasi mengenai struktur, makna, danfungsi mantra yang terdapat dalam mantra pengobatan MMSKKH yang meliputistruktur diksi dan rima, makna keagamaan, makna kemasyarakatan, dan maknakepribadian, serta fungsi mantra tersebut dalam masyarakat. Hasil penelitian inidiharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pelaksanaan penelitianselanjutnya, dan guru pada mata pelajaran bahasa Indonesia dapat menggunakanhasil penelitian ini sebagai bahan dan media ajar dalam Kurikulum 2013 tingkatSMP kelas VII semester genap tentang struktur dan kebahasaan puisi rakyat,yakni KD 3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, danbentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar dan KD 4.10Mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisandan tulis dengan memperhatikan struktur, rima, dan penggunaan bahasa.Ruang lingkup penelitian mencakup objek penelitian yaitu mantra pengobatanMMSKKH yang terdiri dari mantra pedera’, sawan, najam, tawar angin, badi,ketulang, sembelit, pantuk burung raya, kura’, dan selusuh beranak. Adapunaspek yang akan diteliti yaitu, (1) struktur mantra yang meliputi diksi dan rima;(2) makna mantra yang meliputi makna keagamaan/ketuhanan, maknakemasyarakatan/sosial, dan makna kepribadian; serta, (3) fungsi mantra yangmeliputi mantra sebagai sistem proyeksi, mantra sebagai alata pengesah pranatakebudayaan, dan mantra sebagai alat pendidikan.Webster (dalam Rafiek, 2012:54) mengemukakan bahwa sastra lisanmerupakan bagian dari folklor yaitu segala sesuatu yang tercakup dalamkehidupan kebudayaan rakyat seperti adat istiadat, keyakinan, dongeng, ataupunungkapan. Bascom (dalam Endraswara, 2009:125) menyatakan fungsi sastra lisanada empat yaitu: (1) cermin atau proyeksi pemiliknya, (2) alat pengesah pranatadan lembaga kebudayaan, (3) alat pendidikan, dan (4) alat penekan atau pemaksaberlakunya tata nilai masyarakat.Syam (2009:42) mengemukakan bahwa mantra adalah suatu ucapan atauungkapan yang dasarnya memiliki unsur kata ekspresif, berrima, dan beriramaserta isinya diyakini dapat mendatangkan kekuatan gaib yang dibacakan olehseorang pawang atau dukun. Keraf (2005:24) mengemukakan bahwa diksi adalahkata-kata yang digunakan untuk menyampaikan suatu gagasan dan ditentukanberdasarkan baik atau tidaknya kata tersebut diguanakan dalam suatu situasi.33

Tuah TalinoVolume 12 Nomor 1 Edisi Juli 2018Balai Bahasa Kalimantan BaratLuxemburg (1989:195-196) mengemukakan bahwa rima adalah persamaan bunyisuku-suku kata.Implementasi pembelajaran kurikulum 2013 adalah aktualisasi dalampembelajaran dan pembentukkan kompetensi serta karakter peserta didik.Kurikulum 2013 menjadi perangkat baru yang berbasi kompetensi dan merupakanpenyempurna perangkat pembelajaran sebelumnya. Elemen pertama yangdisempurnakan dalam kurikulum 2013 adalah rumusan tentang standarkompetensi lulusan (SKL) yang dirancang untuk mengembangkan kompetensisikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik secara terpadu, Priyatni(2014:94). Jika dikaitkan dengan pembelajaran sastra, kurikulum 2013 secaratidak langsung akan membangun pengetahuan melalui proses ilmiah dan temuansendiri oleh peserta didik terhadap objek pembelajaran yaitu karya sastra dalambentuk puisi. Konsep tersebut dapat ditemukan pada pembelajaran BahasaIndonesia kelas VII semester 2 yang berkaitan dengan menelaah struktur dankebahasaan puisi rakyat, yakni pada KD 3.10 Menelaah struktur dan kebahasaanpuisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dandidengar dan KD 4.10 Mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentukpuisi rakyat secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, rima, danpenggunaan bahasa.METODE PENELITIANMetode adalah cara yang digunakan peneliti untuk memecahkan masalahyang diteliti (Siswantoro, 2014:35). Penelitian ini menggunakan dua metode yaitumetode deskriptif dan metode hermeneutik. Tujuan dari metode yang digunakanadalah untuk membuat gambaran dari hasil penelitian secara sistematis faktualdan akurat mengenai fakta serta memberikan penafsiran atau interpretasi terhadapdata penelitian sebelum melakukan analisis.Bentuk penelitian ini adalah kualitatif karena langkah-langkah analisis datadan simpulannya tidak berbentuk rumusan angka-angka melainkan kata-kata ataukalimat. Semi (dalam Endraswara, 2013:5) mengemukakan bahwa penelitiankualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tidak mengutamakan angkaangka, tetapi mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksiantarkonsep yang sedang dikaji secara empiris. Penelitian bentuk kualitatif sangatsesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu untuk mendeskripsikanbagaimana struktur, makna, dan fungsi mantra pengobatan MMSKKH yang harusdianalisis secara alamiah dan sistematis.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan strukturaldan pendekatan hermeneutik. Pendekatan penelitian merupakan alat untukmenangkap realita atau fenomena sebelum dilakukan kegiatan analisis atas sebuahkarya (Siswantoro, 2014:47). Strukturalisme dapat diartikan sebagai pahammengenai unsur-unsur, yakni struktur itu sendiri, dengan mekanismeantarhubungannya, di satu pihak antarhubungan unsur yang satu dengan yanglainnya, di pihak yang lain hubungan antara unsur dengan totalitasnya, Ratna(2013:91). Hermeneutika dapat diartikan sebagai teori atau filsafat tentanginterpretasi makna, Atho dan Arif (dalam Anshori, 2009:188). Pendekatanstruktural dipilih agar dapat mengidentifikasi serta mendeskripsikan struktur puisi34

Tuah TalinoVolume 12 Nomor 1 Edisi Juli 2018Balai Bahasa Kalimantan Baratyang terkandung dalam mantra pengobatan MMSKKH. Sedangkan pendekatanhermeneutika dipilih untuk menginterpretasi atau menafsirkan makna dan fungsimantra pengobatan MMSKKH.Sumber data dalam penelitian ini adalah informan yang menuturkan mantrapedera’, sawan, najam, tawar angin, badi, ketulang, sembelit, pantuk burungraya, kura’, dan selusuh beranak. Adapun data dalam penelitian ini adalah tuturanmantra yang mengandung struktur, makna, dan fungsi. Penelitian inimenggunakan beberapa metode dan teknik pengumpulan data yang sesuai denganmasalah dalam penelitian. Peneliti menggunakan teknik wawancara bebas namunterarah. Peneliti akan mengajukan pertanyaan kepada informan yang berkaitandengan masalah penelitian. Peneliti juga menggunakan teknik perekaman. Hal inibertujuan untuk merekam pembicaraan informan agar nantinya mudah untukpeneliti transkripsikan.Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti berperan sebagaiinstrumen kunci yang melakukan pengumpulan data, menguji keabsahan data, danmenganalisis data. Alat bantu yang dapat mendukung pelaksanaan penelitian iniadalah buku catatan lapangan, daftar pedoman wawancara, pensil/pulpen, gawai,dan laptop. Pengujian keabsahan data perlu dilakukan agar data yang diperolehdalam penelitian bersifat objektif dan dapat dipertanggungjawabkan, adapun carayang digunakan yaitu ketekunan pengamatan, triangulasi, dan kecukupanreferensial.Teknik analisis data dilakukan untuk menelaah, menjabarkan, danmemecahkan persoalan secara sistematis. Tujuan dari teknik ini yaitu untukmengungkap fakta, keadaan, fenomena, dan keadaan yang terjadi saat penelitianberjalan dan menyuguhkan apa adanya. Patton (dalam Moleong, 2010:280)mengemukakan bahwa teknik analisis data adalah suatu proses untuk mengatururutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuanuraian dasar. Teknik analisis data berfungsi untuk mengelompokan data yangserupa berdasarkan fokus penelitian yang telah ditentukan. Adapun teknikmenganalisis data pada mantra pengobatan MMSKKH adalah sebagai berikut: (1)mentranskripsikan mantra pengobatan MMSKKH dari bentuk lisan ke bentuktulisan, (2) menerjemahkan data dari bahasa daerah yang digunakan penutur yaitubahasa Melayu Semitau ke bahasa Indonesia, (3) Mengklasifikasikan unsur-unsuryang akan dibahas berdasarkan penggolongan struktur, makna, dan fungsi mantrapengobatan MMSKKH. Adapun langkah atau cara peneliti menganalisis mantrapengobatan MMSKKH berdasarkan rumusan masalah sebagai berikut: (1)menganalisis unsur-unsur penggolongan struktur mantra pengobatan MMSKKHyang difokuskan pada diksi dan rima, (2) menganalisis dan menginterpretasiunsur-unsur penggolongan makna mantra pengobatan MMSKKH yang difokuskanpada makna keagamaan, makna kemasyarakatan, dan makna kepribadian, (3)menganalisis dan menginterpretasi unsur-unsur penggolongan fungsi mantrapengobatan MMSKKH yang difokuskan pada fungsi proyeksi, alat pengesahpranata sosial, dan alat pendidikan.35

Tuah TalinoVolume 12 Nomor 1 Edisi Juli 2018Balai Bahasa Kalimantan BaratHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANHasil PenelitianHasil analisis mantra pengobatan menunjukan bahwa mantra pengobatanmasyarakat Melayu Semitau Kabupaten Kapuas Hulu mengandung empat belasrima dari delapan belas rima yang diteliti. Rima yang terkandung antara lain rimapenuh, rima mutlak, rima paruh, rima aliterasi, rima asonansi, rima rangkai, rimaawal, rima tengah, rima akhir, rima datar, rima tegak, rima terus, rima silang, rimabebas. Sedangkan rima konsonan, rima desonansi, rima kembar, dan rima silangtidak terkandung dalam mantra pengobatan yang diteliti. Diksi umum yangterdapat dalam mantra antara lain paku’ engkayu’, ikan lauk, lakak lakak, pantuk,merdeka, kemuda’, panah, entamba, lalu, pucuk, rusuk, rantai. Diksi khusus yangterdapat dalam mantra antara lain antu pedera’, burung imuk, burung raya,semada’, simbang babi, serambi’, kirai. Terdapat tiga makna yang terkandungdalam mantra yaitu makna keagamaan, makna kemasyarakatan, dan maknakepribadian. Fungsi yang terkandung dalam mantra pengobatan masyarakatMelayu Semitau Kabupaten Kapuas Hulu adalah fungsi mantra sebagai sistemproyeksi, alat pendidikan, dan pengesahan pranata sosial.PembahasanRima dalam Mantra Pengobatan MMSKKHRima dapat diartikan sebagai kemiripan antar bunyi suku-suku kata(Luxemburg 1989:195-196). Data dalam panelitian ini dianalisis diuraikanberdasarkan teori Abdul Rani (1996). (Rani (1996:18-19) mengemukakan bahwaberdasarkan bunyinya dalam kata atau suku kata, rima dibagi menjadi 4 yaitu: (1)menurut bunyi dan suaranya, (2) menurut letak kata dalam baris kalimat, (3)menurut letak persamaan bunyi dalam baris atau berikutnya, dan (4) menurut letakpasangannya dalam bait. Pembagian rima menurut bunyinya dalam kata, rimaterbagi menjadi beberapa bagian yaitu: (1) rima penuh, yaitu persamaan bunyidari seluruh suku kata terakhir, contoh: sayur-mayur, muram-suram; (2) rimamutlak, yaitu persamaan bunyi dari seluruh kata, contoh: maju-maju, pilu-pilu; (3)rima paruh, yaitu persamaan bunyi akhir pada suku kata terakhir, contoh: campurbaur, pedas-petas; (4) rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi awal kata, contoh:sedu-sedan, deru-debu; (5) rima asonansi, yaitu persamaan bunyi vokal pada suatukata, contoh: ketekunan-kegemukan, kesesatan-kepenatan; (6) rima konsonan,yaitu persamaan bunyi konsonan pada suatu kata, contoh: pontang-panting, kocarkacir; (7) rima desonansi, yaitu pertentangan bunyi vokal pada suatu kata, contoh:kisah-kasih, compang-camping; (8) rima rangkai, yaitu persamaan bun

Adapun kesesuaian materi sastra lisan berupa mantra yang terdapat pada kurikulum 2013 kelas VII semester genap adalah KD 3.10 Menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar dan KD 4.10 Mengungkapkan gagasan, perasaan, pesan dalam bentuk puisi rakyat secara lisan dan tulis .