Teknik Menulis Artikel Populer Di Koran Dan Media Daring

Transcription

Strategi MenulisArtikel Populerdi Koran dan Media DaringAnggi AfriansyahPeneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPIDisampaikan pada Bincang Bernas“Strategi Menulis di Media Massa”Selasa, 23 Februari 2021

AgendaKarakteristik Artikel Populer di Koran dan Media DaringMengapa Menulis di Koran dan Media DaringHal yang perlu diperhatikan ketika Menulis di Koran dan MediaDaringApa yang harus dilakukan?Contoh Tulisan, Kriteria Penulisan, Media, Proses Pengirimandan PenolakanLatihan Mandiri

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidakmenulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan darisejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.Pramoedya Ananta ToerMasalah utama seorang penulis adalah menulis.Maka mulailah menulis. Menulis tentang apasaja. Bebaskan diri Anda. Hilangkan semuakekhawatiran. Hapus cepat kata ‘janganjangan’ dari pikiran Anda. Mulailah Puthut Ea

Karakteristik Artikel Populerdi Koran dan Media DaringTema aktual dan relevanMerespon isu atau kebijakantermutakhirMemerlukan Ide orisinil dan memberisudut pandang berbedaDidukung oleh penyajian data dananalisa yang kokohDitulis dalam bahasa yangartikulatif, mudah dipahami publik,dan dalam narasi pendek.4

Belum lama ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melansir Surat Edaran (SE) Nomor 1 Tahun2021 tentang Peniadaan Ujian Nasional dan UjianKesetaraan serta Pelaksanaan Ujian Sekolah dalamMasa Darurat Penyebaran ”Coronavirus Disease”(Covid-19).Surat edaran Mendikbud ini perlu diapresiasisekaligus dikritisi, khususnya menyangkut UjianNasional (UN) yang dihapuskan. UN kerapkontroversial. Model UN selama ini tidak sesuaidengan filosofi dan teori pendidikan.Sumber: Opini KompasPendidikan sejatinya diukur dengan pendekatanyang komprehensif, baik aspek kognisi, afeksi,maupun psikomotor. Pun begitu, evaluasipendidikan bukan sekadar varian angka-angkakuantitatif kognisi siswa, melainkan harusmendeskripsikan peserta didik sebagai insan yangutuh dari berbagai dimensi kecerdasan dankarakter. Oleh karenanya, penghapusan UNmerupakan langkah yang tepat.6

7

Kemmis dan Edwards-Groves (2018) dalam buku UnderstandingEducation menyebut pendidikan memiliki tujuan ganda.Menurut keduanya, pada satu sisi pendidikan bertujuanuntuk membentuk dan mengembangkan individu denganpengetahuan, kemampuan, dan karakter untuk menjalanikehidupan yang baik, yaitu hidup yang berkomitmen untukkebaikan bagi umat manusia. Sementara pada sisi lainnyapendidikan bertujuan untuk membentuk dan mengembangkanmasyarakat yang baik, di mana kebaikan bagi umat manusiaadalah nilai utamanya.Sementara itu, jika merujuk pemikiran Hannah Arendt, darisudut pandang berbeda menyebut, pendidikan adalah saranauntuk mencapai otonomi pribadi melalui pelaksanaanpenilaian independen, mencapai kedewasaan melaluipengakuan orang lain sebagai sederajat tetapi berbeda,mendapatkan rasa kewarganegaraan melalui asumsi hak dantanggung jawab sipil, dan menyadari potensi penuh sebagaimakhluk hidup dengan kapasitas untuk berkembang danbahagia.Sumber: Opini KompasLebih lanjut Arendt menyebut pendidikan menopang danmengembangkan kapasitas manusia untuk berpikir bersama,untuk berpikir untuk diri sendiri, dan untuk berpikirdari sudut pandang orang lain (Jon Nixon, Hannah Arendt:The Promise of Education, 2020).Dalam konteks keindonesiaan, catatan Ki Hadjar Dewantara(Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 2013) yang menyebut8pendidikansebagai daya upaya untuk memajukan

Di tengah perayaan Hari Aksara Internasionalyang jatuh pada 8 September lalu, sayamerenungkan perkataan Butet Manurung,pendiri Sokola Rimba yang telah dua puluhsatu tahun mendampingi berbagai komunitasadat dalam meraih kecakapan literasi"Hati-hati dengan buku, sebab ia dapatmemicu perubahan. Hati-hati denganpenyeragaman, sebab dapat menyamaratakankecakapan, juga imajinasi tentang konsepkemajuan, yang pada akhirnya mengancamkemandirian komunitas."Kalimat bertenaga itu saya ringkas ketikamengikuti acara Ngobrol Online Antropologiyang diselenggarakan Jaringan KekerabatanAntropologi Indonesia (JKAI), Jumat (11/9)malam, di mana Butet menjadi salah satupemantik diskusi.Sumber: Kolom Detik9

Agaknya, kita perlu menyepakati analisis MarkWarschauer, ahli pembelajaran digital, terkaitlanskap pendidikan selepas pandemi Covid-19.Ia menyatakan, pandemi memaksa terjadinyarevolusi pola pembelajaran yang diprediksibertahan lebih lama.Pandemi akan mempercepat peralihan sistempendidikan konvensional, termasuk memasukkanlebih banyak elemen berbasis daring dalamaktivitas belajar-mengajar guru dan siswa.Pandangan ini rupanya juga terbangun di ranahkebijakan.Sumber: Opini Republika10

Mendikbud Nadiem Makarim secara jujur mengakuidirinya bukan ahli pendidikan, namun mendakupembelajar yang cepat. Dengan begitu, komunitaspendidikan tidaklah berharap terlalu banyak.Pada umumnya bersikap wait and see; sudah bersyukurkalau menteri baru tak melakukan kesalahan fatal.Harapan publik yang datar seperti itu sesungguhnyamemberi titik keberangkatan menguntungkan. Nadiem takdigayuti beban “kejar tayang” yang harus segeradipenuhi sehingga tak perlu melakukan over-kompensasidengan unjuk eksentrisitas yang kontraproduktif.Sumber: Opini KompasBerbusana kasual di acara resmi pelantikan rektorberisiko mengirim sinyal meleset sebagai mendikbud.Tersirat pesan luhur yang ingin disampaikan:“Tunjukkan isi (mutu), bukan kemasan formalisme”.Masalahnya, pesan itu disampaikan dengan isi dankonteks keliru, menabrak prinsip-prinsip pokokpendidikan itu sendiri.11

Merespon isu atau kebijakan terbaruMengapaMenulisdi KoranatauMediaDaringMembangun opini publik terkait isutertentuMenyosialisasikan kebijakan/programMelakukan konter narasiMengkritisi kebijakanMelakukan advokasi12

Hal yang perlu diperhatikan Ketika Menulis diKoran atau Media DaringSetiap media memiliki gayapenulisan yang berbeda.1. Ikuti isu aktual yangmenjadi diskursus publik.4. Perhatikan syarat/kriteria2. Rajin membaca koran dandari setiap mediamedia daring: Perhatikantajuk rencana, headline,atau isu utama yangdiangkat. Perhatikan jugaartikel yang sudah dimuatdi media tersebut.5. Munculkan sudut pandangyang berbeda.6. Analisa didukung olehberbagai referensipendukung.3. Perhatikan langgampenulisan di setiap media.13

Apa yang harus ing FinalMenentukantema atau topikMenulis Bebas(free writing)Kirim keredaksiMembuatOutlineData danReferensi14

Contoh Tulisan, KriteriaPenulisan, Media, ProsesPengiriman, Penerimaan danPenolakan15

Contoh TulisanJudulIdentitas diriIdeal pendidikan menurut dua LaporanInternasionalPerlunya memperhatikan konteks lokal– Adaargumen penulis.Data dan argumen/pandangan penulis16

Contoh TulisanSub JudulArgumen penulisJustifikasi teoretikJustifikasi teoretikArgumen penulis17

Contoh TulisanArgumen penulisArgumen penulisArgumen penulis dukungan dari argumen ahli18

Contoh TulisanArgumen penulis dan refleksi atas pemikiran ahliArgumen penutup19

Ke Mana Mengirim Tulisan Media Cetak/Koran (Kompas, Media Indonesia, Koran Tempo, BisnisIndonesia, Harian Kontan, Republika, Koran Sindo, Solo Pos, PikiranRakyat, Banjarmasin Post, Kedaulatan Rakyat, Harian Jogja, SuaraMerdeka, dsb) Media daring (detiknews, Tirto, The Conversation, Antaranews,islami.co, nu online, ib times, alif.id, kompasiana, qureta, kumparan,medium dsb).

Contoh: Kriteria Kompas21

Contoh Kriteria Detik22

Contoh Kriteria Media Indonesia Naskah maksimal 5.000 karakter. Bisa disertakangrafis terkait. Identitas berupa nama lengkap dengan akreditasi,nomor telepon, foto KTP, dan alamat email yangvalid. Lampirkan foto terbaru dengan berukuran 6x4format landscape. Redaksi berhak melakukan editing yang disesuaikandengan kebijakan redaksionalwww.mediaindonesia.com.Sumber: menulis23opini-di-mediaindonesiacom-ini-syaratnya

Bagaimana Mengirim Ke Redaksi?24

Bagaimana Mengirim Ke Redaksi?25

Diterima?26

Penolakan?Maju Terus Pantang Mundur27

Latihan Mandiri28

Bongkar Artikel Cari artikel yang menurut bapak/ibu menarikBedah artikel tersebutApa keunggulan dan kelemahannyaKritisi dan beri catatan29

Melatih Free Writing Mengetik di note HP atau di laptop/komputerTulis tema yang paling menarik menurut Bapak/Ibu;Tulis selama lima menit tanpa jeda, tanpa edit.Baca tulisan tersebut, apakah ada yang mengganjal?Edit dan lengkapi dengan data dan referensiMinta teman/rekan untuk membaca dan mengomentari tulisanPerbaiki

The most effective way I know to improve your writing isto do freewriting exercises regularly. At least threetimes a week. They are sometimes called "automaticwriting," "babbling," or “jabbering" exercises.The idea is simply to write for ten minutes (later on,perhaps fifteen or twenty). Don't stop for anything. Goquickly without rushing. Never stop to look back, to crosssomething out, to wonder how to spell something, to wonderwhat word or thought to use, or to think about what youare doing. If you can't think of a word or a spelling,just use a squiggle or else write "I can't think what tosay, I can't think what to say" as many times as you want;or repeat the last word you wrote over and over again; oranything else. The only requirement is that you neverstop.Peter Elbow

TERIMA KASIH

Koran atau Media Daring 1. Ikuti isu aktual yang menjadi diskursus publik. 2. Rajin membaca koran dan media daring: Perhatikan tajuk rencana, headline, atau isu utama yang diangkat. Perhatikan juga artikel yang sudah dimuat di media tersebut. 3. Perhatikan langgam penulisan di setiap media. Setiap media memiliki gaya penulisan yang berbeda. 4.