Self Esteem Self Awareness Dan Perilaku Asertif Pada Remaja Skripsi - Umm

Transcription

SELF ESTEEM, SELF AWARENESS DAN PERILAKUASERTIF PADA REMAJASKRIPSIOleh:Hani Khairunnisa201310230311072FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2017

SELF ESTEEM, SELF AWARENESS DAN PERILAKUASERTIF PADA REMAJASKRIPSIDiajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagaisalah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar SarjanaPsikologiOleh:Hani Khairunnisa201310230311072FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG2017

LEMBAR PENGESAHAN1. Judul Skripsipada Remaja2. Nama Peneliti3. NIM4. Fakultas5. Perguruan Tinggi6. Waktu Penelitian: Self Esteem, Self Awareness dan Perilaku Asertif: Hani Khairunnisa: 201310230311072: Psikologi: Universitas Muhammadiyah Malang: 15 Desember 2016Skripsi ini telah diuji oleh dewan penguji pada tanggal 31 Januari 2017Dewan PengujiKetua Penguji: Dr. Latipun, M.Kes()Anggota Penguji: 1. Ari Firmanto, S.Psi, M.Si()2. Yuni Nurhamida, S.Psi, M.Si ()3. Istiqomah, S.Psi, M.Si)(Pembimbing IPembimbing IIDr. Latipun, M.KesAri Firmanto, S.Psi., M.SiMalang,Mengesahkan, 31 Januari 2017Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah MalangDr. Iswinarti, M.Sii

SURAT PERNYATAANYang bertanda tangan dibawah ini:Nama: Hani KhairunnisaNIM: 201310230311072Fakultas/Jurusan : PiskologiPerguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah MalangMenyatakan bahwa skripsi/karya ilmiah yang berjudul:Self Esteem, Self Awareness dan Perilaku Asertif pada Remaja1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhankecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini yangtelah disebutkan sumbernya.2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukanmerupakan Hak bebas Royalti non ekslusif, apabila digunakan sebagaisumber pustaka.Demikian surat pernyataan ini saya buat denagn sebenar-benarnya dan apabilapernataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuaidengan undang-undang yang berlaku.Malang, 31 Januari 2017MengetahuiKetua Program StudiYang menyatakanMateraiRp. 6000,-Yuni Nurhamida, S.Psi., M.SiHani Khairunnisaii

KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telahmelimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikanpenyusunan skripsi ini dengan baik. Shalawat beserta salam senantiasa tercurahkankepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan skripsi dengan judul “Self Esteem, SelfAwareness dan Perilaku Asertif pada Remaja” diajukan sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar sarjana Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkanbimbingan dan bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu,dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yangsebesar - besarnya kepada :1. Dra. Iswinarti, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi UniversitasMuhammadiyah Malang.2. Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si selaku ketua program studi FakultasPsikologi Universitas Muhammadiyah Malang.3. Dr. Latipun, M.Kes dan Ari Firmanto, S.Psi., M.Si., selaku dosenPembimbing I dan Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktudan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan serta dukungan yangsangat berguna, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.4. Susanti Prasetya Ningrum, M.Psi selaku dosen wali penulis yang telahmemberikan arahan dari awal perkuliahan hingga selesainya penulisanskripsi ini.5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan ilmu yangbermanfaat kepada penulis hingga saat ini.6. Kedua orang tua dan keluarga besar atas dukungan, serta yang selalumenyelipkan nama penulis dalam setiap do’anya, dan kasih sayang yangtiada tara telah diberikan kepada penulis hingga detik ini.7. Muhammad Iqbal yang selalu menemani, membantu, dan memberikandukungan besar hingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi inidengan baik.8. Bapak, Ibu guru dan seluruh siswa SMA Negeri 4 Barabai yang telahmemberikan izin serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.9. Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angakatan 2013 yangselalu memberikan dukungan penuh kepada penulis.10. Sahabat-sahabatku tersayang Neva, Citra, Indah, Dita, dan khususnyaYuyun, atas semua dukungan serta bantuan kepada penulis.11. Sahabat-sahabat dari kost Puri Kharisma Putri, Rahmatul, Amah, Bona,Husna, Latifah, & Yuni.12. Seluruh anggota organisasi Kerukunan Mahasiswa Murakata Malang (KM2Malang), yang telah memberikan motivasi kepada penulis.13. Laboraturium Fakultas Psikologi besrta rekan-rekan asisten, untuk setiapdukungan dan bantuan selama ini.14. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan, yang tidakdapat penulis sebutkan satu persatu.iii

Semoga Allah, SWT membalas kebaikan kepada semua yang telahmembantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, karena tanpa bantuanberbagai pihak skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar. Penulis menyadaribahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulisberharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi peneliti danpembaca pada umumnya.Malang, 31 Januari 2017PenulisHani Khairunnisaiv

DAFTAR ISILembar Pengesahan . iSurat Pernyataan. iiKata Pengantar . iiiDaftar Isi. vDaftar Tabel . viDaftar Gambar . viiDaftar Lampiran . viiiAbstrak . 1Pendahuluan . 1Landasan Teori . 6Metode Penelitian. 11Hasil Penelitian . 13Diskusi . 15Simpulan dan Implikasi . 17Referensi . 19Lampiran . 22v

DAFTAR TABELTabel 1.Deskripsi Variabel Hasil Penelitian . vivi

DAFTAR GAMBARGambar 1. Kerangka Berpikir . viivii

DAFTAR LAMPIRANLampiran 1. Skala Penelitian Perilaku Asertif . 23Lampiran 2. Skala Penelitian Self Esteem . 25Lampiran 3. Skala Penelitian Self Awareness . 26Lampiran 4. Sebaran Butir Item Skala Perilaku Asertif . 31Lampiran 5. Sebaran Butir Item Skala Self Esteem . 31Lampiran 6. Sebaran Butir Item Skala Self Awareness. 32Lampiran 7. Rekapitulasi Data Penelitian . 33Lampiran 8. Output Hasil Uji Asumsi . 41Lampiran 9. Output Hasil Analisa Data . 42Lampiran 10. Output Hasil Perbandingan Berdasarkan Jenis Kelamin . 43Lampiran 11. Dokumentasi . 44Lampiran 12. Surat Izin Penelitian . 45viii

SELF ESTEEM, SELF AWARENESS DANPERILAKU ASERTIF PADA REMAJAHani KhairunnisaFakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah MalangHanikhairunnisa03@gmail.comPerilaku asertif sangat diperlukan bagi remaja, untuk membantu dalam halberinteraksi sosial dengan orang lain. Perilaku asertif dapat diartikan sebagai suatukemampuan dalam hal berkomunikasi, mengungkapkan perasaan positif ataunegatif secara terbuka dan jujur, tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain.Perilaku asertif pada remaja dapat terbentuk dengan adanya Self Esteem (harga diri)dan self Awareness (kesadaran diri), yang ada dalam diri remaja. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan antara Self Esteem (harga diri), SelfAwareness (kesadaran diri) dan perilaku asertif pada remaja. Penelitian inimerupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasi ganda, yang dilakukan diSMAN 4 Barabai, Kalimantan Selatan, dengan jumlah subjek 150 orang remaja.Uji analisa data menggunakan uji korelasi ganda kendall’s tau b. Berdasarkan hasilpenelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara SelfEsteem (harga diri), Self Awareness (kesadaran diri) dan perilaku asertif, dengannilai R .612, p .00.Kata kunci: Self Esteem, Self Awareness dan Perilaku AsertifAssertive behaviour is very essential for adolescent which also helps their socialinteraction with people. It can be interpreted as an ability to communicate, openlyand honestly expressing positive or negative feeling, without harming themselvesand others. Assertive behaviour in adolescent can be formed with their self-esteemand self-awareness which are within them. This study aims to know the correlationbetween self-esteem, self-awareness, and assertive behaviour in adolescent. It usesquantitative research with double correlation design conducted in SMAN 4Barabai, South Borneo, with the number of 150 adolescent subjects. The dataanalysis uses kendall’s tau b correlation test. Based on the result, it indicates thatthere is positive and significant correlation between self-esteem, self-awareness,and assertive behaviour, which the value of R .612, p .00.Keywords: Self-Esteem, Self-Awareness, and Assertive Behaviour.1

2Era globalisasi dan modernisasi saat ini membawa berbagai perubahan yang sangatcepat bagi masyarakat Indonesia, misalnya saja dalam dunia pendidikan. SekolahMenengah Atas (SMA) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mencetaksumber daya manusia yang unggul, berkompetensi dan mampu menyesuaikan diripada era modern. Proses pendidikan yang sekarang ini cenderung lebihmengutamakan aspek kognitif dibandingkan aspek afektif pada prosespembelajarannya, sehingga hasil dari pembelajaran tersebut hanya mementingkankemampuan akademis yang dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Lembagapendidikan yang ada saat ini sangat kurang memperhatikan pengembangankemampuan non kognitif siswa, akibatnya terdapat berbagai peristiwa yangmemprihatinkan yang sering kali terjadi di berbagai sekolah, seperti bullying,membolos, perkelahian antar siswa, kurangnya sopan santun, dan berbagai macamkenakalan remaja lainnya. Salah satu contoh kasus kenakalan remaja yang ada diIndonesia, pihak BNN kota Palu melakukan tes urine ke sejumlah SekolahMenengah Atas (SMA) di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Hasilnya menunjukkanbahwa sebanyak 223 orang siswa dinyatakan positif memakai narkoba(Merdeka.com, 4 Maret 2016).Penelitian ini berangkat dari fenomena perilaku remaja yang cenderung untuk ikutikutan dengan teman-temannya, bahkan kenakalan yang mereka lakukan terkadangdilakukan hanya karena takut dianggap tidak gaul, dijauhi teman dan tekanantekanan lain dari teman sebaya. Perubahan dalam bentuk hubungan dan perilakuinterpersonal, sehingga cenderung memunculkan pertanyaan dan masalah barumengenai hubungan sosial. Akibatnya tidak sedikit remaja yang memilikiasertivitas yang rendah. Munculnya berbagai fenomena kenakalan remaja yangmasih berstatus sebagai pelajar akhir-akhir ini menjadi permasalahan yangmengkhawatirkan baik dari perspektif pendidikan, psikologi, sosial, maupunbudaya, sehingga perilaku asertif sangat diperlukan oleh remaja atau siswa agardapat berkomunikasi secara tepat, jujur dan terbuka.Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yangmengalami perkembangan semua aspek, baik dari segi perkembangan fisik,maupun perkembangan psikisnya (Santrock, 2002). Pada masa remaja merupakanmasa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahansecara biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Masa remaja merupakan masadimana seorang anak ingin mencoba melakukan segala sesuatu dan pada masa iniseorang anak juga ingin memiliki kebebasan dalam melakukan segala sesuatu yangingin dilakukannya.Teori Piaget, mengatakan bahwa pada masa remaja merupakan masa transisiseorang individu berpikir konkret secara operasional. Remaja mulai menyadaribatasan-batasan pikiran mereka masa remaja merupakan usia dimana individuberintegrasi dengan masyarakat dewasa, dan salah satu masalah yang seringdihadapi remaja adalah masalah penyesuaian sosial, yang timbul dalammelaksanakan hubungan atau interaksi sosial dengan keluarga, teman, maupun dilingkungan masyarakat. Pentingnya masalah penyesuaian sosial, pada masa remajaagar individu memiliki kemampuan untuk bereaksi secara efektif dalam kehidupanbermasyarakat.

3Penyesuaian sosial dilingkungan sekolah dalam penelitian ini diartikan sebagaikemampuan siswa untuk berinteraksi dengan orang lain dalam situasi-situasitertentu yang ada di lingkungan sekolah secara efektif. Pada saat berinteraksidengan orang lain, individu mungkin akan merasa bahwa cara pandangnya tidakdipahami orang lain, mendapat reaksi yang kurang menyenangkan, merasa hakhaknya tidak terpenuhi, atau gagal untuk mengatakan dengan jelas apa yangsebenarnya diinginkan. Hal-hal tersebut tentunya akan menimbulkan tekanan padadiri individu tersebut, dan mengakibatkan individu tersebut menghindari relasisosial tertentu sehingga menimbul suatu konflik yang pada akhirnya menghasilkanmasalah dalam perilaku sosialnya. Ketika individu tidak memiliki kemampuanuntuk berkomunikasi dengan baik, efektif dan penyesuaian diri yang memadai akanmenimbulkan kesulitan dalam membina hubungan dengan orang lain secara efektifdan efisien.Komunikasi sangat penting kaitannya dengan berinteraksi kepada orang lain.Komunikasi merupakan sebuah teknik yang digunakan oleh seseorang dalam halmembina hubungan social dengan lingkungan sekitar. Cara berkomunikasi yangbaik, yaitu mengkomunikasikan segala pendapat, luapan perasaan, gagasan, ataupikiran yang tercurahkan dengan kata lain komunikasi dapat menjadikan individubisa mengungkapkan dirinya, atau dapat mengekspresikan diri. Semua itu dapattercurahkan jika remaja atau individu mampu berkomunikasi secara jujur danterbuka, namun kenyataannya tidak semua remaja dapat berkomunikasi secara jujurdan terbuka, tetapi hanya remaja yang mempunyai perilaku asertif yang baik, dapatberkomunikasi secara jujur dan terbuka (Satiadarma, 2001).Perilaku asertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain, secara tepat, jujur danterbuka tanpa merugikan pihak-pihak yang lainnya. Remaja yang kurang asertifatau tidak asertif adalah remaja yang memiliki ciri-ciri terlalu mudah mengalah ataulemah, mudah tersinggung, cemas, kurang yakin terhadap dirinya sendiri, sukarmelakukan komunikasi dengan orang lain dan tidak merasa bebas untukmengungkapkan masalah serta hak-hak yang diinginkannya. Perilaku kurang asertifatau tidak asertif dalam lingkungan sekolah dapat menimbulkan berbagai masalahmisalnya, perilaku membolos, perilaku mencontek di saat ujian, ikut tawuran, danhal-hal negatif lainnya (Alberti & Emmons, 2002).Perilaku asertif perlu dikembangkan sejak masa anak-anak. Perilaku asertifmengandung sikap kesanggupan individu untuk dapat berempati melaluikomunikasi verbal dan non verbal. Sikap ini akan mendorong remaja untuk mampubersikap yang tegas, yang dapat diungkapkan secara langsung namun tidakmenyinggung perasaan orang lain termasuk dalam menolak melakukan perilakumenyimpang dari pengaruh teman sebayanya. Penyebab para remaja terjerumus kehal-hal negatif seperti narkoba, tawuran dan seks bebas, karena ketidak mampuanpara remaja untuk bersikap asrtif sehingga kepribadiannya menjadi lemah, danmenyebabkan remaja sering terjerumus kedalam hal-hal yang bersifat negatif.Cirinya antara lain 1) Daya tahan terhadap tekanan dan tegangan rendah, 2) Kurangbisa mengekspresikan diri, menerima umpan balik, menyampaikan kritik,menghargai hak dan kewajiban, kurang bisa mengendalikan emosi dan agresivitas

4serta tidak dapat mengatasi masalah dan konflik dengan baik yang erat kaitannyadengan asertivitas (Sriyanto, Abdulkarim, Zainul, & Maryani, 2014).Perilaku asertif dibutuhkan oleh remaja, terlebih apabila seorang remaja beradadalam lingkungan yang kurang baik seperti lingkungan perokok atau pecandunarkoba, pada satu sisi seorang remaja tidak ingin kehilangan teman dan pada sisilainnya seorang remaja tidak ingin terjerumus pada hal-hal negatif. Tidak semuaindividu dapat berperilaku asertif. Hal ini disebabkan karena tidak semua anakremaja laki-laki maupun perempuan sadar bahwa mereka memiliki hak untukberperilaku asertif. Banyak pula anak remaja yang cemas atau takut untukberperilaku asertif, atau bahkan banyak individu selain anak remaja yang kurangterampil dalam mengekspresikan diri secara asertif. Hal ini mungkin mendapatkanpengaruh dari latar belakang budaya keluarga dimana anak remaja itu tinggal,urutan anak tersebut dalam keluarga, pola asuh orang tua, jenis kelamin, statussosial ekonomi orang tua atau bahkan sistem kekuasaan orang tua (Alberti &Emmons, 2002)2.Perilaku asertif merupakan perilaku yang dapat dikembangkan dalam diri individu,hal ini dikarenakan perilaku asertif bukan merupakan perilaku bawaan sejak lahir,melainkan perilaku yang dapat dikembangkan dari proses belajar yang di dapat olehsetiap individu. Perilaku asertif pada remaja terbentuk karena adanya penghargaandiri (self esteem) yang positif terhadap dirinya yang dapat menumbuhkan keyakinanbahwa apa yang dilakukan itu sangat berharga dan apa yang diharapkan oleh remajadapat dipenuhi dengan cara mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya.Ketikaremaja tidak memiliki perilaku asertif maka remaja tersebut tidak akan mampumengungkapkan pikiran, perasaan dan keyakinan yang ada dalam dirinya, karenamereka cenderung tidak mampu keluar dari masalah yang mereka hadapi.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shirvastava & Mishra (2015), menunjukkanbahwa self esteem dapat mempengaruhi perilaku asertif pada remaja. Hal inidibuktikan dengan adanya hubungan yang positif antara self esteem dengan perilakuasertif pada remaja. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukanoleh Makinde & Akinteye (2014), yang menunjukkan bahwa ditemukan hubunganyang positif antara self esteem dengan perilaku asertif. Seorang remaja yangmemiliki harga diri (self esteem) yang baik maka remaja tersebut dapat mengontrolemosinya serta mampu mematuhi peraturan-peraturan yang ada (Tannous, 2015).Self esteem (harga diri) adalah sebuah kemampuan yang dimiliki oleh setiapindividu sehingga mampu mengontrol atau mengendalikan kejadian-kejadianpositif dan negative yang menimpa dirinya. Maslow mendefinisikan harga dirisebagai perasaan pribadi seseorang bahwa dirinya bernilai atau bermanfaat danlebih percaya diri. Harga diri menggambarkan sebuah keinginan untuk memperolehkekuatan, pencapaian atau keberhasilan, kecukupan, penguasaan dan kemampuan,kepercayaan diri dan kebebasan (Dayakini & Hudaniyah, 2003). Hal ini di dukungoleh penelitian dari Matzetler, Bauer & Mooradian; Pirooz (2015), yangmenjelaskan mengenai adanya pengaruh self esteem terhadap kepemimpinanseorang individu.Pada masa kanak-kanak penghargaan diri (self esteem) seorang anak laki-lakiataupun perempuan cenderung lebih tinggi dibandingkan pada masa remaja. Hal ini

5dikarenakan pada masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanakmenuju dewasa, sehingga pada masa remaja cenderung masih kesulitan untukmenemukan jati diri yang sebenarnya (Robbins, Richard W., Trzesniewski, Kali HTracy, Jessica L., Gosling, Samuel D., & Potter, Jeff. 2002). Remaja mengalamiperubahan yang dramatis dalam kesadaran diri mereka (self awareness), pada usiaremaja ini, seorang individu sangat rentan terpengaruh terhadap pendapat orang lainkarena pada masa ini, remaja menganggap bahwa orang lain sangat mengagumiatau selalu mengkritik mereka seperti mereka mengagumi atau mengkritik dirimereka sendiri. Kesadaran diri adalah keadaan sadar dan paham akan lingkungandi sekitarnya, sehingga indivudu memiliki proses kognitif yang baik dalam dirinya,seperti ingatan, pemikiran, emosi, dan reaksi fisiologisnya. Jika remaja memilikikesadaran diri yang baik, maka remaja tersebut dapat memilih perilaku mana yangpositif dan perilaku yang negatif (Solso, 2007).Masalah yang sekarang banyak terjadi di kalangan remaja, khususnya di lingkungansekolah adalah banyaknya kasus kenakalan remaja yang terjadi, di karenakan padausia remaja ini belum memiliki kesadaran diri (self awareness) yang baik, sehinggaremaja tersebut belum bisa memilih mana perilaku yang seharusnya dilakukan dantidak dilakukan. Kesadaran diri (self awareness) dapat membentuk rasa tanggungjawab dalam diri setiap individu.Kesadaran diri adalah salah satu cara individu untuk memahami dirinya sendiri,maka dari itu pada masa remaja seorang individu bisa belajar mengenal dirinyasendiri, agar bisa menentukan tujuan hidup di masa depan. Selain itu, jika seorangremaja dapat memahami dirinya sendiri maka kelak ketika remaja tersebut hidupbermasyarakat, dan saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, remaja tersebutjuga bisa memahami individu yang lain dengan mudah. Remaja yang dapatberkomunikasi dengan orang lain, baik dengan orang yang tidak dikenal, sahabat,ataupun keluarganya, dalam hal berkomunikasi remaja tersebut relative jujur danterbuka, merupakan salah satu ciri-ciri remaja yang memiliki perilaku asertif(Doverspike, 2009).Penelitian yang mendukung adanya hubungan antara self awareness denganperilaku asertif adalah penelitian yang dilakukan oleh Fluerentin (2012). Penelitianini menjelaskan bahwa self awareness berhubungan dengan kemampuan individudalam hal berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini berarti bahwa perilaku asertifdapat di pengaruhi oleh self awareness, dikarenakan perilaku asertif dapat dimilikiketika seorang remaja mampu berkomunikasi dengan baik terhadap keluargamaupun lingkungan sekitar, sehingga ketika seorang remaja memiliki selfawareness yang baik maka remaja tersebut dapat mengembangkan karakter yangdimilikinya dan menunjang prestasi akademik di sekolah.Remaja yang membolos saat jam pelajaran di sekolah adalah remaja yang memilikikesadaran diri (self awareness) yang kurang, hal ini dilihat dari banyak remaja yangtidak memikirkan dampak negatif dari perilaku tersebut. Kesadaran diri (selfawareness) juga dapat dikaitkan dengan perilaku asertif, dimana individu yangmemiliki kesadaran diri yang baik, akan berpengaruh terhadap perilaku asertifnya.Jika individu memiliki kemampuan memahami dirinya, serta mampu beranibertanggung jawab terhadap segala tindakan-tindakan yang dilakukan.

6Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, peneliti tertarik untukmelakukan penelitian yang berjudul “Self Esteem, Self Awareness dan PerilakuAsertif pada Remaja”. Peneliti bermaksud untuk mengetahui hubungan antara selfesteem dengan perilaku asertif, self awareness dengan perilaku asertif, hubunganantara self esteem dan self awareness, serta hubungan antara self esteem dan selfawareness secara bersama-sama dengan perilaku asertif. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui hubungan antara self esteem dan self awareness terhadapperilaku asertif pada remaja. Berikut merupakan manfaat dari penelitian ini: hasilpenelitian diharapkan dapat menambah referensi dan memperkaya pengetahuandalam bidang ilmu psikologi sosial dan psikologi pendidikan terutama padaperilaku asertif pada remaja, bagi lembaga pendidikan penelitian ini bermafaatuntuk megetahui dampak-dampak dari perilaku kurang asertif pada remaja,sehingga lembaga pendidikan bisa melakukan penanggulangan dan pencegahandari dampak perilaku kurang asertif, manfaat lain bagi subjek penelitian adalahpenelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi yang dapatmendukung subjek dalam mengembangkan perilaku asertif dalam diri.Perilaku AsertifBehavior (Perilaku, kekuatan, tndakan, atau tingkah laku) dikenal dengan istilahtindakan, aktivitas, respons, reaksi, tindakan gerakan, sedangkan asertif berasal darikata to assert yang berarti menyatakan pendapat dengan tegas. asertivitas adalahsalah satu kunci untuk berkomunikasi yang baik dengan orang lain. Dalampsikologi perilaku asertif telah diidentifikasi sebagai perilaku yang dapat membantuseseorang untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi. Perilaku asertifadalah Perilaku yang memungkinkan seseorang untuk bertindak sendiri terkaitkepentingan, untuk diri sendiri tanpa kecemasan yang tidak semestinya, untukmengekspresikan perasaan jujur nyaman, atau untuk menggunakan hak sendiritanpa menyangkal hak orang lain (Alberti & Emmons ,20023; &Doverspike, 20092).Pendapat ini juga di dukung oleh Rini (2003), pengertian atau makna perilakuasertif adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan,dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun tetap menjaga dan menghargaihak-hak serta perasaan pihak lain. Orang-orang yang asertif biasanya mampumengadakan dan membina hubungan yang akrab dan hangat dengan orang lain.Mereka mampu menyatakan perasaan dan pikiran-pikirannya dengan tepat danjujur tanpa memaksakan kepada orang lain. Mereka juga mampu menghargaiperasaan perasaan dan pendapatpendapat orang lain, sehingga dalam hubunganantar pribadinya, orang-orang yang asertif mampu bertukar pengalaman, pikirandan perasaan dengan orang lain. Mereka lebih banyak menerima tanggapan positifdan merasa lebih dimengerti oleh orang lain. Perilaku asertif adalah kemampuanindividu untuk berkata jujur, terbuka, mandiri, berani menolak, beranimempertahankan pendapat, menghargai orang lain dan dapat menemukan solusidari permasalahan (Garner, 2012).Karakteristik individu yang memiliki perilaku asertif sebagai berikut: 1. Dapatmenyadari hak-hak individu yang lainnya, 2. Dapat mengungkapkan perasaan,pikiran, dan opini dengan percaya diri, 3. Mengetahui bagaimana mengelola emosi,dan 4. Memiliki kemampuan untuk membangun hubungan damai dengan orang

7lain. Berikut adalah klasifikasi perilaku asertif dan non asertif, perilaku asertifdiantaranya, yaitu: 1. Perbaikan / peningkatan diri, 2. Ekspresif, 3. Bisa meraihtujuan yang diinginkan, 4. Pilihan untuk diri sendiri, dan 5. Merasa nyaman dengandirinya sendiri. Sedangkan perilaku non asertif diantaranya, yaitu: 1. Penyangkalandiri, 2. Kecenderungan menahan, 3. Tidak meraih tujuan yang diinginkan, 4. Pilihandari orang lain, dan 5. Tidak tegas, cemas, memandang rendah diri sendiri (Alberti& Emmons, 2002)4.Komponen perilaku asertif, Alberti & Emmons (2002)5, yaitu: 1. Kontak mata, 2.Postur tubuh saat berkomunikasi, 3. Volume suara, 4. Berkata jujur, 5. Percaya diri.Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku asertif, dapat dibedakan menjadi duayaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang merupakan faktordari dalam diri seorang individu, seperti 1. Jenis kelamin, laki-laki cenderungmemiliki perilaku asertif yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan, hal inidikarenakan adanya tuntutan masyarakat yang menjadikan laki-laki lebih mandiri,aktif dan kooperatif. Sebaliknya perempuan lebih pasif, tergantung dan kompromis,2. Usia, perilaku asertif akan selalu berkembanga sesuai dengan usia individuhingga mencapai tingkat integritas yang paling tinggi, yang di dalamnya termasukkemampuan individu untuk memecakan masalah. Faktor Eksternal yangmerupakan faktor dari luar diri seorang individu, seperti 1. Pola asuh orang tua,kualitas perilaku asertif individu di pengaruhi oleh interaksi individu dengan orangtua atau keluarga lainnya. 2. Kondisi social budaya, setiap budaya memiliki etikadan aturan social tersendiri, misalnya dalam hal berkomunikasi Hergina (2012).Tujuan dan manfaat perilaku asertif adalah: a. membuat proses komunikasi berjalansecara efektif, b. membangun hubungan saling menghormati, c. belajar untuk lebihmenghargai diri sendiri dan orang lain, d. mengembangkan kemampuan untukmengekspresikan perasaan positif dan negative dengan rasa percaya diri, e.mengontrol diri dan mengembangkan kemampuan untuk menolak ajakan orang laintanpa merasa bersalah.Self EsteemIstilah diri berasal dari bahasa inggris yaitu self, artinya segala sesuatu yangberhubungan dengan diri seorang individu. Self (diri) ialah kesadaran yangmenyangkut kehidupan pada diri individu, baik pengalaman masa lalu, masa kinimaupun tujuan yang akan di capai pada masa akan datang. Kesadaran itumenyangkut pada beberapa aspek seperti fisiologis, psikologis, sosiologi maupunspiritual moral. Harga diri merupakan penghargaan seorang individu terhadapdirinya sendiri, dan kualitas (tinggi-rendahnya) harga diri dipengaruhi olehinteraksinya dengan lingkungan (Dayakini & Hudaniyah, 2003), Self esteem (hargadiri) adalah kemampuan seorang individu dalam mengontrol atau mengendalikankejadian-kejadian positif dan negative yang menimpa dirinya (Dariyo, 2011).Self esteem (harga diri) adalah hasil evaluasi individu terhadap dirinya, berdasarkanpengalaman spesifik yang pernah dialami, tinggi atau rendahnya har

Self Esteem, Self Awareness dan Perilaku Asertif pada Remaja 1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini yang telah disebutkan sumbernya. 2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak bebas Royalti non ekslusif, apabila .