Dr. N.K Dewi Yulianti, S.S., M.Hum. - Isi-dps.ac.id

Transcription

Dr. N.K Dewi Yulianti, S.S., M.Hum.Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Stilistika TeksSrimad BhagavatamPerspektif PenerjemahanDr. N.K Dewi Yulianti, S.S., M.HumPusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Stilistika Teks Srimad Bhagavatam Perspektif PenerjemahanDr. N.K Dewi Yulianti, S.S., M.HumEditorNi Made Ayu Widiastuti, S.S., M.HumDesain SampulAgung Wijaya, S.Sn., M.SnLayoutAgus Eka Aprianta, S.KomPenerbitPusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia DenpasarJalan Nusa Indah Denpasar 80235,Telepon (0361) 227316, Fax (0361) 236100E-mail: penerbitan@isi-dps.ac.idWeb: jurnal.isi-dps.ac.idSeptember 2021ISBN978-623-5560-06-9Hak cipta pada PenulisHak cipta dilindungi undang-undang :Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku initanpa izin tertulis dari penerbit

PRAKATABuku yang berjudul “Stilistika Teks Srimad BhagavatamPerspektif Penerjemahan” ini merupakan hasil penelitian terjemahandeskriptif yang berfokus pada tipe-tipe majas sebagai aspek stilistikayang digunakan dalam teks Srimad Bhagavatam dan terjemahannyadalam bahasa Indonesia. Penelitian pada buku ini bertolak dariparadigma penerjemahan teks Srimad Bhagavatam sebagai produkdan menggunakan tema teks dalam menganalisis majas dalam teksbahasa sumber dan terjemahannya dalam teks bahasa target karenatema merupakan motivating force dari penggunaan majas. Memahamitema akan mengarah pada pemahaman majas yang digunakan dalamteks karena penggunaan majas tersebut dimotivasi oleh tema teks.Selain analisis majas yang digunakan dalam teks Srimad Bhagavatam,buku ini juga dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepadapembaca tentang pentingnya keinsafan diri (self-realization) dalamkehidupan. Keinsafan diri dapat dicapai dengan meningkatkan kualitasdan kuantitas aktivitas dalam hal-hal religius untuk meningkatkankualitas diri, salah satunya adalah dengan menekuni teks religi.Teks religi merupakan media untuk meningkatkan nilai karakterreligius yang mana dengan meningkatnya karakter religius, karakterbaik lainnya akan bertumbuh, sehingga tujuan pendidikan nasionaldapat tercapai, yaitu untuk membentuk anak didik yang berakhlakmulia dan bertaqua kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti yangtertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun2003 bahwa Sistem Pendidikan Nasional/UUSPN berfungsi untukmengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadiPengantariii

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadiwarga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Penelitian pada buku ini adalah penelitian Pustaka yangdikombinasikan dengan field research untuk melihat tingkat keakuratan,keberterimaan dan keterbacaan terjemahan majas dalam teks SrimadBhagavatam dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia. Metode yangditerapkan dalam mengumpulkan data adalah metode observasi, yaitudengan membaca secara seksama teks yang dikaji dengan melihatkalimat-kalimat yang mengandung majas. Teknik pengumpulandatanya adalah teknik qualitatif, yaitu dengan menentukan danmenjelaskan makna dari majas berdasarkan relevansinya dengan temateks. Langkah kedua difokuskan pada strategi, metode, dan ideologiyang dianut penerjemah dalam menerjemahkan majas-majas tersebut.Makna kalimat bermajas dianalisis berdasarkan tema teks, yaitu tentangkeberadaan dan sifat- sifat Raja Puranjana atau sifat sang jiwa yangterperangkap dalam badan material yang berada di bawah kendalitiga sifat alam material (sattvam, rajas, dan tamas), sehingga tidakluput dari dualitas kehidupan dunia material, yaitu enjoy or suffer, dayor night, happy or unhappy, dan sebagainya.Buku ini menyajikan tiga belas jenis majas, yaitu alegori, antithesis,hiperbola, idiom, interupsi, metafora, paradoks, personifikasi, pleonasme,repetisi, sarkasme, simile, dan sinisme. Dari semua majas tersebut,majas sinisme yang paling banyak digunakan pada teks. Strategipenerjemahan majas yang paling banyak diterapkan adalah denganmengganti majas bahasa sumber dengan majas bahasa target. Ideologiyang dianut penerjemah adalah domestikasi dengan menerapkanmetode literal translation pada 1 kalimat bermajas, adaptation pada4 kalimat bermajas, free translation pada 1 kalimat bermajas, dancommunicative translation pada 64 kalimat bermajas.Buku ini merupakan bagian dari disertasi penulis yang berjudul“Aspek Stilistika dalam Teks Srimad Bhagavatam: Kajian Terjemahandari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia” dengan perubahan danivStilistika Teks Srimad Bhagavatam Perspektif Penerjemahan

penambahan konten agar menjadi lebih relevan dengan kondisi zamandan memenuhi kebutuhan semua kalangan pembaca. Terealisasinyahasil penelitian penulis ke dalam bentuk buku ini, tidak terlepas daribantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasihyang tulus kepada Rektor ISI Denpasar yang telah menyelenggarakanKompetisi Keluaran Penulisan Buku Nasional tahun 2021 danmemberikan kesempatan kepada penulis untuk menerbitkan hasilpenelitian ini.Selain itu, penulis juga menghaturkan terima kasih kepada paradosen di Program Doktor (S-3) Linguistik Program PascasarjanaUniversitas Udayana, yaitu Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S. Prof. Dr.Drs. Ketut Artawa, M.A. Prof. Dr. Drs. I.B. Putra Yadnya, M.A.,Prof. Drs. I Made Suastra, Ph.D., Prof. Dr. Made Budiarsa, M.A.,Prof. Drs. I Dewa Komang Tantra, MSc.,Ph.D. dan Dr. Ida AyuMade Purspani, M.Hum. yang telah memberikan bimbingan danpengajaran kepada penulis dalam mengkaji stilistika dalam teks religidengan kajian terjemahan.Cinta selalu menjadi kekuatan dan inspirasi dalam berkarya.Ungkapan terima kasih dari lubuk hati terdalam penulis haturkanatas cinta dari orang-orang terkasih dalam hidup penulis yang telahmenjadi nyala api semangat dalam berkarya hingga buku ini dapatterealisasikan seperti adanya saat ini.Akhir kata, semoga buku ini berguna dan dapat memberikanhikmat kepada masyarakat terutama bidang kajian linguistik dan teksreligi. Tak ada gading yang tak retak. Masih ada beberapa kekurangandalam penulisan buku ini yang mesti diperbaiki. Untuk itu, dengankerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran pembacauntuk penyempurnaan buku ini.Denpasar, September 2021PenulisPengantarv

DAFTAR ISIPRAKATA.iiiDAFTAR ISI.viI PENERJEMAHAN DAN TEKS RELIGI.1II KAJIAN TEKS DALAM STUDI PENERJEMAHANDAN STILISTIKA.11III KONSEP DAN TEORI DALAM PENERJEMAHANTEKS RELIGI.223.1 Konsep.223.1.1 Penerjemahan.223.1.2 Padanan.243.1.3 Penerjemahan Stilistik.253.1.4 Stilistika.253.1.5 Majas.263.2 Landasan Teori.273.2.1 Teori Penerjemahan.273.2.2 Teori Padanan Dinamis .283.2.3 Teori Pergeseran (Shift) pada Tataran dan Kategori .303.2.4 Teori Stilistik.313.2.4.1 Tipe-Tipe Majas.323.2.5 Strategi Penerjemahan Majas.523.2.6 Ideologi Penerjemahan.543.2.7 Metode Penerjemahan.56viStilistika Teks Srimad Bhagavatam Perspektif Penerjemahan

IV TEKS RELIGI SRIMAD BHAGAVATAM SEBAGAIKAJIAN TERJEMAHAN.59V STRATEGI DAN METODE PENERJEMAHAN MAJASDALAM TEKS SRIMAD BHAGAVATAM DARI BAHASAINGGRIS KE BAHASA INDONESIA.635.1. Majas pada Teks Srimad Bhagavatam dan Temanya sebagaiMotivating Force .635.2 Penggunaan Majas yang Dimotivasi Tema .675.2.1 Alegori.685.2.2 Antitesis.745.2.3. Hiperbola.825.2.4 Idiom.845.2.5 Interupsi.855.2.6 Metafora.865.2.7 Paradoks.895.2.8 Personifikasi.915.2.9 Pleonasme.965.2.10 Repetisi.985.2.11 Sarkasme.995.2.12 Simile.1035.2.13 Sinisme.1155.3 Tingkat Kualitas Terjemahan.1335.4 Frekuensi Penggunaan Majas.133VI METODE DAN IDEOLOGI PENERJEMAHAN MAJASSEBAGAI ASPEK STILISTIKA DALAM TEKSSRIMAD.1356.1 Pendahuluan.1356.2 Metode Penerjemahan Majas dalam teks Srimad Bhagavatamdari Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia.1356.2.1 Metode Penerjemahan Literal/Harfiah .1356.2.2 Metode Penerjemahan Adaptasi (Adaptation).137Daftar Isivii

6.2.3 Metode Penerjemahan Bebas (Free Translation).1396.2.4 Metode Penerjemahan Komunikatif (CommunicativeTranslation).1406.3. Ideologi Penerjemahan Majas Bahasa Inggris ke dalam BahasaIndonesia dalam Teks Srimad Bhagavatam.146VII PENUTUP.148DAFTAR PUSTAKA.153viiiStilistika Teks Srimad Bhagavatam Perspektif Penerjemahan

Persembahan kecil untuk setiap jiwa yang merindukan cinta“Things can give pleasure to the mind and senses, but only lovecan give pleasure to the heart. And ultimately, that is what weare looking for.”- Radhanath Swami -

IPENERJEMAHANDAN TEKS RELIGIPenerjemahan secara umum dipahami sebagai suatu usaha untukmengalihkan pesan dari bahasa sumber (BS) ke bahasa target (BT).Penerjemahan adalah pemindahan atau reproduksi suatu pesan dariBS ke dalam BT dengan padanan terdekatnya. Ukuran kesepadanantersebut adalah kesepadanan makna atau kandungan isi dan kesepadanangaya bahasanya. Selain itu, penerjemahan juga menyangkut pengalihanmakna dari satu budaya ke budaya yang lain.Faktor budaya juga memainkan peranan penting dalampenerjemahan. Bahkan, bahasa dan budaya tidak dapat dipisahkansatu sama lain. Budaya dicerminkan oleh bahasa. Bahasa merupakancerminan pikiran manusia yang merupakan bagian dari masyarakattempat manusia tersebut berada, sehingga bahasa tentu juga merupakancerminan dari masyarakat, dan masyarakat secara otomatis menjadibagian dari sebuah kebudayaan, sehingga bahasa sudah pasti merupakancerminan budaya.Pemahaman budaya menjadi sangat signifikan dalam prosesmemindahkan makna dari satu bahasa sumber (BS) ke bahasa target(BT) karena penerjemahan harus melibatkan transfer makna danbudaya selain transfer linguistik. Hal ini juga sesuai dengan difinisipenerjemahan menurut Nida dan Taber (1974:12), berikut:Translation involves not only linguistic transfer, but also transfer ofmeaning and culture. Translation must aim primarily at “reproducingthe message”. And in reproducing the message, the translator must makePenerjemahan dan Teks Religi1

a good grammatical and lexical adjustments. However, since no twolanguages are identical, there can never be a fully exact translation.Dari pendapat Nida dan Taber di atas, secara singkat dapat dikatakanbahwa penerjemahan tidak hanya melibatkan transfer linguistik, tetapijuga transfer makna dan budaya. Terjemahan harus bertujuan terutamauntuk menghasilkan pesan dan dalam menghasilkan pesan, penerjemahharus membuat penyesuaian gramatikal dan leksikal yang baik. Olehkarena tidak ada dua bahasa yang identik, tidak akan pernah adaterjemahan yang sepenuhnya tepat.Selain pemahaman tentang budaya BS dan BT dalam penerjemahan,Nida (1982:12) juga memberikan definisi mengenai pentingnya gaya(style) dalam penerjemahan:Translation consists in reproducing in the receptor language the closestnatural equivalent of the source language message, first in terms ofmeaning and secondly in terms of style.Definisi di atas mengandung pengertian bahwa dalam prosespenerjemahan, isi dan gaya dari teks BS harus dipertahankan sedekatmungkin dalam teks BT. Dengan kata lain, definisi di atas memberigambaran bahwa penerjemahan harus mengutamakan kesepadananisi dan gaya bahasa.Berbicara tentang peranan penting majas dalam penerjemahan,bahwa majas dimaksudkan untuk mengeksplorasi bahasa atau secarakhusus menguraikan kreativitas penggunaan bahasa. Sedangkanstilistik dapat memperkaya pandangan kita tentang bahasa karenastilistik mencakup penggunaan aspek bunyi, yaitu cara bunyi diucapkan(fonologi, fonetik), cara kata dibentuk (morfologi), cara kata dipadukandengan kata lain untuk membentuk frase dan kalimat (sintaksis dantata bahasa), kosakata (analisis leksikal), makna kata dan kalimat(semantik), cara kata dan kalimat digunakan dalam situasinya, sertamakna bahasa dalam konteks (pragmatik).Beranjak dari pemaparan di atas, maka kajian penerjemahan majassebagai aspek stilistika menjadi sebuah kajian yang sangat menarik.Kajian ini akan melibatkan penggunaan seluruh aspek bahasa, mulai2Stilistika Teks Srimad Bhagavatam Perspektif Penerjemahan

dari aspek bunyi hingga makna bahasa dalam konteks (pragmatik).Selain itu, dengan semakin berkembangnya zaman, penerjemahanmerupakan hal yang sangat dibutuhkan dewasa ini, dan stilistikmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses penerjemahansebuah teks.Majas dimaksudkan untuk mengeksplorasi bahasa atau secarakhusus menguraikan kreativitas penggunaan bahasa. Keunikan majasyang dapat memperkaya pandangan tentang bahasa serta korelasinyadengan penerjemahan, menjadi alasan utama pemilihan topik bukuini, selain berbagai fenomena yang dapat ditemukan dalam studipenerjemahan.Dalam kajian penerjemahan dan komunikasi interlingual, adatiga jenis orientasi seperti yang dijelaskan oleh Sorvali (1996:21),berikut ini:(1) Orientasi fungsi (function-oriented).(2) Orientasi produk (product- oriented).(3) Orientasi proses (process-oriented).Penelitian yang berorientasi pada fungsi, memusatkan kajiannyapada fungsi penerjemahan dalam situasi sosio budaya yang terkaitdengan teks bahasa target. Dengan kata lain, objek kajian mengarahpada konteks yang mendasari lahirnya sebuah karya terjemahan.Oleh sebab itu, penelitian yang seperti itu menaruh perhatian padasejarah penerjemahan. Penelitian berorientasi produk memusatkanperhatiannya pada karya terjemahan. Penelitian yang berorientasipada proses berusaha mengungkap proses kognitif penerjemah. Karenaproses kognitif itu tidak bisa diamati secara langsung, para peneliti dibidang ini memanfaatkan teknik TAP (Think-Aloud Protocol) (Krings,1986) dan wawancara untuk mendapatkan data. Penelitian denganorientasi proses, tertuju pada aspek genetik (penerjemah), aspekobjektif (suatu karya terjemahan),dan aspek afektif (sikap atau responsyang ditimbulkannya pada pembaca sasaran). Penelitian denganorientasi pada produk memusatkan perhatiannya hanya pada karyaterjemahan yang sudah dilakukan dan juga efeknya pada pembacaPenerjemahan dan Teks Religi3

sasaran. Studi penerjemahan deskriptif tidak dipandang secara diskritkarena dalam kegiatan penelitian penerjemahan yang sesungguhnyaketiganya saling terkait satu sama lain.Paradigma lama penelitian penerjemahan mengarah pada kajianterhadap produk atau karya terjemahan. Para peneliti yang menganutparadigma ini memandang bahwa yang menjadi fokus penelitianpenerjemahan adalah produk (Toury, 1980) bukan proses penerjemahan.Pandangan tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa data yangberupa produk atau karya terjemahan dapat diperoleh dengan mudahdan satuan lingual yang dapat dikaji beragam, mulai dari tataran katahingga tataran tekstual.Tujuan penelitian ini juga beragam antara lain untuk mengetahuikualitas terjemahan (baik dari segi tingkat keakuratan pengalihanpesan, tingkat keterbacaan, dan tingkat keberterimaan terjemahan),untuk mengungkapkan tipe-tipe penerjemahan, dan untuk menemukanstrategi dan pendekatan yang diterapkan penerjemah dalam mengatasimasalah padanan. Di samping itu, para peneliti juga beranggapanbahwa proses penerjemahan sesungguhnya dapat diungkapkan melaluikajian terjemahan. Sementara itu, kajian terhadap proses penerjemahan,menurut pandangan mereka, tidak mungkin dapat dilakukan karenaproses penerjemahan pada hakikatnya merupakan proses kognitif yangtidak bisa teramati secara langsung.Paradigma baru penelitian penerjemahan memandang bahwa prosespenerjemahan sebagai objek utama kajian penelitian penerjemahan(Hatim dan Mason,1990). Sebagai akibatnya, para peneliti di bidangini lebih mementingkan proses daripada produk. Alasannya, adalahkarena produk pada hakikatnya adalah hasil dari proses penerjemahandan bagaimana kualitas sebuah karya terjemahan sangat ditentukanoleh proses penerjemahan. Kualitas sebuah karya terjemahan, sepertitelah dipaparkan di atas, dapat diukur dari tingkat keakuratanpesan (accuracy), keberterimaan (acceptability), serta keterbacaannya(readability).4Stilistika Teks Srimad Bhagavatam Perspektif Penerjemahan

Kualitas terjemahan sudah tentu terlihat dari ukuran kesepadanandalam penerjemahan. Kesepadanan dalam penerjemahan tersebutadalah kesepadanan makna atau kandungan isi, dan yang sangatpenting adalah kesepadanan gaya bahasanya. Menyadari signifikansistilistik dalam setiap penerjemahan, maka buku ini dimaksudkanuntuk mengkaji stilistik dalam penerjemahan Srimad Bhagavatamdari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu,buku ini merupakan penelitian penerjemahan dengan orientasi padaproduk. Di samping itu, untuk melihat kualitas penerjemahnnya,penelitian ini diarahkan pada penelitian dengan orientasi pada fungsipenerjemahan, yakni melihat tingkat keakuratan pesan (accuracy),keberterimaan (acceptability), serta keterbacaannya (readability).Alasan dipilihnya Srimad Bhagavatam karena teks ini merupakankitab yang sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia.Teks ini juga merupakan kitab suci yang berisikan konsep Tuhandan konsep kebenaran, yang dapat memberikan dampak signifikanbagi pembacanya.Pemahaman tentang pengetahuan rohani (pengetahuan tentangTuhan) dapat memberikan dampak yang signifikan terhadappeningkatan karakter karena pemahaman akan Tuhan melaluibakti akan menjadikan seseorang rendah hati. Pendidikan karaktermerupakan kebutuhan yang sangat signifikan dewasa ini mengingatpendidikan karakter merupakan upaya perwujudan amanat Pancasiladan pembukaan UUD 1945 yang dilatarbelakangi oleh realitapermasalahan kebangsaan saat ini, seperti bergesernya nilai etika dalamkehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini sangat relevan denganfungsi dan tujuan pendidikan nasional, seperti yang dijabarkan dalamUndang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Di sinidisebutkan bahwa Sistem Pendidikan Nasional/UUSPN berfungsiuntuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadimanusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,Penerjemahan dan Teks Religi5

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadiwarga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Untuk menjadi pribadi dengan karakter yang baik, yang berimandan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan kebutuhanyang paling mendasar bagi anak didik. Hal ini, dapat dicapai dengancara mengerti tentang Tuhan, sehingga pada akhirnya bermuara padapemahaman pada diri sendiri, yang diibaratkan dengan memahamisumber api yang utama, maka percikan tersebut juga dapat dipahami.Hanya dengan pemahaman yang baik pada diri sendiri memampukanseseorang untuk mengontrol dan mengendalikan dirinya. Pengendaliandiri inilah yang akan melandasi setiap langkah dalam kehidupansehingga dapat menjadi pribadi dengan karakter yang baik.Teks berbahasa Inggris yang menjadi sumber data penelitianini berisi bentuk kehidupan manusia yang khususnya dimaksudkanuntuk mengerti Tuhan, hubungan makhluk hidup dengan Tuhan,dan kegiatan dalam pelayanan kepada Tuhan. Dengan demikian,kajian terhadap teks ini merupakan sebuah kebutuhan dalam upayamembantu keberhasilan pendidikan nasional di Indonesia.Srimad Bhagavatam merupakan sumber tertinggi pengetahuan dansekaligus sastra tertinggi, yang menguraikan hubungan penyembahmurni Tuhan dengan kepribadian Tuhan Yang Maha Esa, sehinggatidak diragukan lagi pilihan kata (diksi) dalam kitab ini merupakankata-kata yang sangat tinggi tingkat keindahan bahasanya. Rangkaiankata dalam teks Srimad Bhagavatam sebagai bahasa sumber (bahasaInggris) dengan penggunaan stilistik dan gaya bahasa sangatmanis. Stilistika dengan kaidah-kaidah linguistika dan aspek-aspekkeindahannya diterjemahkan oleh penerjemah ke dalam bahasaIndonesia, merupakan kajian utama dalam buku ini.Seperti teks religi pada umumnya, teks Srimad Bhagavatam jugamengandung berbagai simbol-simbol untuk menjelaskan hal-halyang bersifat spiritual. Simbol-simbol ini sangat tepat dikaji denganmenggunakan teori gaya bahasa. Gaya bahasa yang diungkapakan kedalam berbagai jenis majas dalam teks religi dengan realita bahwa6Stilistika Teks Srimad Bhagavatam Perspektif Penerjemahan

kehidupan dunia material adalah pantulan terbalik dari kehidupandunia rohani, segala sesuatu yang ada di dunia material sifatnyabertentangan dengan yang ada di dunia rohani, sehingga segala sesuatuyang ada di dunia material menjadi sinisme dari pandangan duniarohani, yang berdampak pada penerapan lebih banyak majas sinismepada teks ini. Penggunaan majas antitesis juga sering muncul dalamteks karena majas sinisme sesuai dengan keadaan dunia material yangtidak pernah terlepas dari dualitas, seperti siang-malam, hidup-mati,hitam-putih, senang-sedih, maju-mundur, dan sebagainya.Selain kedua jenis majas tersebut, majas simile juga banyakdigunakan untuk menggambarkan perbandingan kehidupan duniamaterial dengan hal-hal yang bersifat baik dan tidak baik yang jugasebagai gambaran dualitas kehidupan material.Buku ini juga mnyajikan sejauh mana penerjemah berhasilmenciptakan kembali situasi BS ke dalam BT, serta bagaimanapenerjemah membangun perspektif interpretasinya terhadap teksBS dengan meneliti cara kata dipadukan dengan kata lain untukmembentuk frase dan kalimat (sintaksis dan tata bahasa ), dan kosakata(analisis leksikal), serta makna kata dan kalimat (semantik). Hal inidapat dilihat dengan fokus analisis pada strategi penerjemahan gayabahasa, metode penerjemahan, serta ideologi yang diterapkan dalammenerjemahkan stilistik yang ada pada teks BS ke dalam teks BT.Mengacu ke tiga tipologi teks: informatif, ekspresif dan operatifyang digagas Reiss (2000:160), teks objek penelitian ini masuk kedalam tipologi teks informatif. Dengan kata lain, penerjemah dituntutuntuk mengalihkan isi atau pesan teks sumber seakurat mungkin.Tuntutan ini berangkat dari fungsi teks yang lebih menonjolkaninformasi yang akurat. Apabila menggunakan konsep pragmatik,maksim kualitas adalah maksim yang paling menonjol. Dari sudutpandang penerjemah, penerjemahan adalah proses pengambilankeputusan dalam komunikasi interlingual, suatu komunikasi verbalyang melibatkan dua bahasa yang berbeda, yaitu bahasa sumber danbahasa target. Sehubungan dengan hal tersebut, semua keputusanPenerjemahan dan Teks Religi7

yang diambilnya akan selalu dilandasi oleh ideologi yang dianutnya.Dalam konteks penerjemahan, ideologi yang dimaksud adalahsistem kepercayaan, cara pandang, budaya, dan norma yang dimilikipenerjemah yang akan mempengaruhi perilaku penerjemahannya.Jika penerjemah memandang bahwa budaya bahasa sumber perludipertahankan dalam terjemahan, itu berarti penerjemah menganutideologi foreignisasi. Sebaliknya, jika penerjemah memandangbahwa suatu terjemahan harus lebih mementingkan budaya bahasasasaran, penerjemah menganut ideologi domestikasi. Kedua ideologipenerjemahan tersebut merupakan konsep yang relatif. Artinya, sistemkepercayaan atau budaya yang dianut oleh penulis teks bahasa sumberbelum tentu sama dengan ideologi yang dianut oleh penerjemah, danideologi penerjemah belum tentu sesuai dengan ideologi yang dimilikioleh pembaca teks bahasa sasaran. Dalam praktik penerjemahan yangsesungguhnya, ideologi penerjemah harus disesuaikan dengan ideologipembaca teks bahasa sasaran agar terjemahannya dapat diterimapembaca teks bahasa sasaran.Terlepas dari ideologi penerjemahan yang dianut oleh penerjemah,ideologi tersebut akan berpengaruh pada cara penerjemah dalammenentukan metode penerjemahan yang akan diterapkannya dalammenerjemahkan suatu teks. Jika penerjemah menganut ideologiforeignisasi, penerjemah dapat menentukan salah satu dari beberapametode penerjemahan, misalnya metode penerjemahan kata demi kata,metode penerjemahan harfiah, metode penerjemahan setia, dan metodepenerjemahan semantis. Sebaliknya, apabila penerjemah menganutideologi domestikasi, maka metode penerjemahan yang dipilihnyaakan berkisar di antara metode adaptasi, metode penerjemahanbebas, metode penerjemahan idiomatis, dan metode penerjemahankomunikatif. Ideologi penerjemahan juga sangat berpengaruh padaproses pemadanan. Ideologi foreignisasi akan cenderung menggunakanpadanan formal, sedangkan ideologi domestikasi akan condong padapenggunaan padanan dinamis.8Stilistika Teks Srimad Bhagavatam Perspektif Penerjemahan

Strategi penerjemahan, ideologi penerjemahan, dan metodepenerjemahan berdampak pada kualitas terjemahan, berdasarkankeakuratan pesan (accuracy in content), keberterimaan (acceptability),dan keterbacaan (readability) terjemahan. Buku ini menjelaskan secararinci strategi, metode, dan ideologi penerjemahan yang diterapkandalam menerjemahkan kitab Srimad Bhagavatam berbahasa Inggriske dalam bahasa Indonesia. Di samping itu, buku ini juga mengkajidan mendeskripsikan dampak metode dan ideologi penerjemahantersebut pada kualitas terjemahan yang dihasilkan.Buku ini mengungkap penerjemahan majas sebagai aspek stilistikayang terdapat dalam teks Srimad Bhagavatam berbahasa Inggris,dan terjemahnnya dalam bahasa Indonesia yang merupakan hasilpenelitian yang ruang lingkupnya sesuai dengan bentuk bahasa yangdikaji, sumber data yang digunakan, dan jenis data yang dianalisis,serta tujuan yang dicapai, sehinga lingkup penelitian dalam buku iniberorientasi pada fungsi dan produk penerjemahan stilistik teks religiSrimad Bhagavatam dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Satuanlingual yang dikaji pada tataran teks dan sasaran kajian adalah majassebagai aspek stilistika, kemasan gramatikal sebagai aspek stilistika,metode penerjemahan yang diterapkan dalam penerjemahan stilistik,serta ideologi penerjemahan yang mendasarinya.Berdasarkan karakteristik data yang dikaji, penelitian dalam bukuini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif dan desainnya adalahstudi kasus. Studi kasus yang dimaksud sesuai dengan pendapatNeubert (2004:5) yang menyatakan bahwa dalam terjemahan setiaptugas dapat dikatakan sebagai sebuah kasus (baru). Lebih khususlagi, setiap tugas baru merupakan sebuah kasus baru. Bahkan, setiapkasus, setiap tugas terjemahan baru, menimbulkan berbagai masalahbaru. Untuk berhadapan dengan setiap tantangan baru, penerjemahtidak membutuhkan kemampuan yang tinggi, tetapi yang dibutuhkanadalah kemampuan yang dipadukan dengan kreativitas. Ini berartibahwa, pada prinsipnya, terjemahan apapun harus diperlakukan sebagaisebuah kasus, sebuah tantangan baru, dan sebuah awal yang baru darisemua kasus sebelumnya.Penerjemahan dan Teks Religi9

Lebih lanjut, Neubart (2004:5) menyatakan bahwa, studi kasusdalam penerjemahan dibagi menjadi tiga tipe. Tipe pertama merupakanstudi kasus yang berhubungan dengan jenis teks terjemahan, tipekedua adalah studi kasus yang terfokus pada aspek khusus teks sumberdan teks sasaran, dan tipe ketiga adalah studi kasus yang mengkajisatuan terjemahan yang berada di bawah tataran teks. Termasukdalam tipe pertama misalnya, terjemahan sastra versus terjemahannon-sastra; terjemahan laporan teknis, terjemahan iklan, terjemahanabstrak penelitian. Untuk tipe kedua, hal-hal yang dapat dikaji adalahstandar tekstualitas yang dimiliki oleh tipe teks tertentu, sedangkanuntuk tipe ketiga, misalnya, kata, fras

Srimad Bhagavatam Perspektif Penerjemahan. Stilistika Teks Srimad Bhagavatam Perspektif Penerjemahan Dr. N.K Dewi Yulianti, S.S., M.Hum Editor Ni Made Ayu Widiastuti, S.S., M.Hum Desain Sampul Agung Wijaya, S.Sn., M.Sn Layout Agus Eka Aprianta, S.Kom Penerbit Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar