Neuro Linguistic Programming (Nlp) Untuk Mengatasi Depresi Pada . - Ums

Transcription

NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING (NLP) UNTUKMENGATASI DEPRESI PADA PENYANDANG TUNA DAKSAYANG MENGALAMI KECELAKAAN LALU LINTASDI BBRSBD SURAKARTANaskah PublikasiUntuk Memenuhi Sebagai Persyaratan MemperolehGelar Magister Profesi Psikologi Bidang KlinisOleh :RINI MASTIKA SARI, S.PsiT100090110PROGRAM MAGISTER PROFESI PSIKOLOGIFAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA20121

NEURO LINGISTIC PROGRAMMING (NLP) UNTUKMENGATASI DEPRESI PADA PENYANDANG TUNA DAKSAYANG MENGALAMI KECELAKAAN LALU LINTAS DIBBRSBD SURAKARTARini Mastika SariT100090110Magister Profesi Psikologi Universitas Muhammadiyah SurakartaABSTRAKPenelitian eksperimen ini bertujuan untuk menguji pengaruh psikoterapidengan pendekatan neuro linguistic programming (NLP) terhadap depresi yangdialami penyandang tuna daksa di BBRSBD. Penelitian initerdiri dari 3 kelompok,kelompok 1 adalah kelompok intervensi terapi NLP, kelompok II adalah kelompokterapi relaksasi, dan kelompok III adalah kelompok tanpa perlakuan. Setiap kelompokpada penelitian ini terdiri dari 4 partisipan penelitian di BBRSBD Surakarta. Padasetiap kelompok diberikan pre test, post test.Partisipan penelitian ini adalah penyandang tuna daksa yang mengalamidepresi akibat kecelakaan lalu lintas. Partisipan penelitian adalah laki-laki berusia 20tahun sampai dengan 30 tahun. Alat pengumpulan data menggunakan BeckDepression Inventory (BDI). Metode alanisis data yang digunakan adalalah analisisvarian (Anova).Hasil analisis data untuk skala BDI, menunjukkan besarnya diperoleh nilaiF 1,487 ; Sig (p) 0,277; p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan tidak terdapatperbedaan depresi antara kelompok NLP, kelompok relaksasi dan kelompok kontrolpada saat dilakukan posttest. Namun pada saat posttest terlihat perbedaan mean padakelompok eksperimen (NLP), kelompok relaksasi, dan kelompok kontrol. Kelompokeksperimen (NLP) memiliki mean yang lebih rendah dari pada kelompok relaksasimaupun kelompok kontrol. Penurunan mean tingkat depresi pada kelompokeksperimen (NLP) setelah diberikan terapi Neuro Linguistic Programming (NLP)yaitu turun 17,5 poin.Untuk uji perbedaan pretest-posttest, ditemukan terdapat perbedaan signifikanantara skor depresi saat pretest dan saat posttest pada kelompok NLP. Diperoleh nilaisignifikansi sebesar 0,023 (p 0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terapi NLPmampu menurunkan tingkat depresi.Kata kunci: depresi, Neuro Linguistic Program (NLP), tuna daksa, kecelakaan lalulintas2

3

5

PendahuluanDalam beberapa tahun terakhir,terdapat penemuan penting tentanggejala sisa secara fisik dan secarapsikologis akibat dari kecelakaan lalulintas. Mengenai efek psikologis darikecelakaan, sebuah studi lanjutan darikorban 188 kecelakaan di jalan,beberapa menemukan bahwa hampirseperlima mengalami sindrom stresakut, ditandai dengan gangguan mooddan kenangan mengerikan darikecelakaan itu (Li L, dkk, 2011).Selain sindrom stres akutkorban kecelakaan juga mengalamisimtom psikologis seperti syok,perasaanbingung,kecemasan,kemarahan, depresi, sulit untukberkonsentrasi, insomnia, kelesuan,kehilangan libido, nafsu makanberubah sehingga mempengaruhi beratbadan. Pada beberapa kasus merasatidak berdaya, kengerian, hilangharapan, dan menghidupkan kembalipengalaman (Thomas C, 2002).Greenspan(Kauffman&Hallahan, 2006) mengatakan bahwapenyandang cacat fisik sangat pedulipada body image, penerimaan dariteman-teman, kebebasan dari orangtua, penerimaan dirisendiri danpencapaianprestasi.Akibatnya,penyandang tuna daksa sangat mudahmarah kepada orang tua, temanteman dan kepada diri sendiri,terserangdepresi,melakukantindakan kekerasan dan bertindaksewenang-wenang akibat perasaanyang dimiliki.Feist & Feist(2006)mengatakan bahwa kekurangan yangterdapat pada salah satu bagian tubuhindividudapat mempengaruhiindividu tersebut secara keseluruhan.Hal itu disebabkan penyandang cacattubuh bila dibandingkan denganketunaan yang lain lebih mudahdiketahui karena ketunaan ini tampaksecara jelas dan penderita cacat tubuhpun menyadari hal tersebut.Berdasarkan buku DepartemenSosialRIDirektoratJenderalPelayanan dan Rehabilitasi SosialBalai Besar Rehabilitasi Sosial BinaDaksa ”Prof. DR. Soeharso” (2009),permasalahan penyandang tuna daksa /cacat tubuh di BBRSBD adalahpermasalahan yang berkaitan dengankecacatannya.Mempengaruhikeindahan bentuk tubuh sehinggaberhubungan dengan aspek psikologis.Permasalahan psikologis yangdihadapi oleh penyandang cacat diBBRSBD (Departemen RI, 2009)antara lain permasalahan penyesuaiandiri untuk penyandang cacat yangawalnya memiliki anggota tubuhlengkap. Bagaimana penyandang cacatmenjadi rendah diri, tidak percaya diri,frustasi, hingga depresi.Data SUSENAS tahun 2000,prevalensi penyandang cacat diIndonesiamencapai1,46jutapenduduk atau sekitar 0,74 % dari totalpenduduk Indonesia (197 juta jiwa).Sedangkan data Badan Pusat Statistik(BPS) tahun 2006, di Indonesiaterdapat 2.810.212 penyandang cacat.Menurut Dit Paca Kemsos (2008)6

cacat yang paling banyak dialamiadalah cacat kaki sebesar 21,86 persen,mental retardasi 15,41 persen, dan tunawicara 13,08 persen.Jumlah siswa di BBRSBD padatahun 2012 adalah 250 siswa. Siswayang mengalami kecelakaan lalulintassebanyak 34 siswa. Dari jumlahtersebut terdapat 12 (4,8%) siswa diBBRSBD yang mengalami depresi.Pengobatandepresiyangberhasil pada saat awal merupakan halpenting. Tidak hanya akan mengurangipenderitaan, morbiditas, dan mortalitasakibat gangguan depresi, tetapi ososialjangka panjang. Salah satu pengobatandepresi adalah dengan terapi psikologi.Intervensiuntukdepresiadabermacam-macam, seperti CognitiveBehavioralTherapy,Logoterapi,relaksasi, Mindfulness. Salah satubentuk intervensi untuk depresi adalahneuro linguistic program (NLP).Neuro linguistic program inidikembangkandiuniversitasCalifornia di Santa Cruz pada tahun1970 (Thosey, 2005). Pendiri danpenulis utama adalah Richard Bandler,seorang mahasiswa (awalnya) danJhon Grinder, seorang professorlinguistic. Bandler dan Grindermenggunakan model yang di ambildari pola kognitif dan perilaku terkenalterapis Milton Erikson, Virginia Satirdan Fritz, serta menurumuskan ide-ideutama dari NLP.keseluruhan sistem pikiran-tubuhdengan hubungan yang telah dipoladiantara pengalaman internal (neuro),bahasa (language), dan perilaku(Programming) (Tosey, 2005 ; Huehls,2010 ; Seyhener, 2011) Denganmempelajarihubungan-hubungantersebut, individu secara efektifbertransformasi dari cara lama merekadalam merasakan, berfikir, danberperilaku, menjadi bentuk baru danjauhlebihmembantudalamkomunikasi manusia (Huehls, 2010 ;Seyhener, 2011).Jadi berdasarkan uraian diataspermasalahanpsikologisyangdihadapi oleh penyandang cacat diBBRSBD salah satunya adalahdepresi. Depresi adalah salah satu efekpsikologis dari kecelakaan. Depresitimbul karena kekuranganyangterdapat pada salah satu bagian tubuhindividudapatmempengaruhiindividu tersebut secara keseluruhan.Selain body image, kecacatan jugamempengaruhipenerimaandariteman-teman, kebebasan dari orangtua, penerimaan diri sendiri danpencapaianprestasi.Akibatnya,penyandang tuna daksa sangat mudahterserang stress, merasa sedih yangberkepanjangan hingga depresi.A. Tujuan PenelitianPenelitian ini fokus sticprogramming (NLP) terhadap depresiyang dialami penyandang bina daksadi BBRSBD.NLP menurut Bandler &Grinder, individu adalah suatu7

B. Manfaat PenelitianManfaat dari penelitian inidiharapkan dapat memberikan solusipenanganan depresi pada aat Teoritis penelitian inidiharapkan dapat memberi sumbanganteoritik dan praktek bagi disiplin ilmuPsikologi terutama psikologi klinisTINJAUAN PUSTAKAMenururt Sue & Sue, 1997(dalam Bydawell, 2005) depresididefinisikan sebagai perasaan sedihyang sangat besar. Depresi dapatdideskripsikan sebagai keadaan moodyangdikarakteristikandengankesedihan yang intens, menari diri dariorang lain, perasaan kesia-siaan dantidak memiliki artiMenurut Sadock & Sadock,2005 (dalam Bydawell, 2005) biasanyaseseorang mengalami berbagai emosiyang luas, memiliki kumpulan dariekspresi-ekspresi afek yang sama besardan secara umum memiliki rasa untukmemegang kendali mood dan afekafek mereka. Bila seseorang menderitadepresi rasa untuk memegang kendalitersebut hilangMenurut DSM-IV-TR, simtomsimtom utama depresi termasukdidalamnya mood yang depresi enganberkurang atau bertambahnya beratbadan, kesulitan tidur, kelelahan kberkonsentrasi, dan ide-ide bunuh diri(American Psychiatric Association,2000).Menurut Helen (2011) gejalagangguan depresif berbeda-beda darisatu orang ke orang lainnya,dipengaruhi juga oleh beratnya gejala.Gangguan depresif mempengaruhipola pikir, perasaan dan perilakuseseorang serta kesehatan fisiknya.Gangguan depresif tidak mempunyaisimptom fisik yang sama dan pastipada satu orang dan bervariasi darisatu orang ke orang lain. Keluhan yangbanyak ditampilkan adalah sakit, nyeribagian atau seluruh tubuh, keluhanpada sistem pencernaan. Kebanyakangejala dikarenakan mereka mengalamistres yang besar, kekuatiran dankecemasan terkait dengan gangguandepresifnya.Simptomdapatdigolongkan dalam kelompok terkaitperubahan dalam cara pikir, perasaandan perilaku.Depresi mengakibatkan pikirannegatif sering menghinggapi pikiranmereka (Helen, 2011). Merekamenjadi pesimis, percaya diri rendah,dihinggapi perasaan bersalah yangbesar, dan mengkritik diri sendiri.Beberapa orang merusak diri sendirisampai melakukan tindakan bunuh diriatau membunuh orang lain.PengaruhKecelakaanPsikologisAkibatCedera mempengaruhi semuapopulasi, tanpa memandang usia, jeniskelamin, penghasilan, dan wilayahgeografis. Dari perspektif global,diperkirakan bahwa sekitar 16% dari8

beban dunia dari penyakit disebabkanoleh cedera pada tahun 1998(Matsuoka, 2009). Secara khusus,cederadiperkirakanmenjadipenyumbangketiga untuk sebabpenyakit seluruh dunia pada tahun2020, dan penyebab utama kematianakibat cedera di kalangan usia mudaadalah motor vehicle accident (MVA)(Matsuoka, 2009).Komorbiditas pada gangguanstres paska trauma (PTSD), bahwasekitar 80% individu dengan PTSDmemiliki gangguan tambahan (Allon,2010). Diantara gangguan tambahan,gangguan depresi mayor (MDD)adalah gangguan yang paling lazimditemukan untuk menjadi salah satukomorbiditas untuk gangguan PTSD(e,g. Bleich et al. 1997, dalam Allon,2010). Sebagai contoh penelitianShalev et al.1998 (Allon, 2010),menemukan bahwa 43% dari individudengan PTSD memiliki MDD 4 bulansetelah kejadian yang membuar trauma(Allon dkk, 2010).Telah terbukti bahwa orangorang dewasa yang mengalami episodedepresi berulang memiliki sebuahepisode awal depresi sebagai remaja(Adeniyi & Adeniyi, 2011). Hal inimenunjukkan bahwa masa remajamerupakanmasaperkembanganpenting untuk melakukan intervensi(Adeniyi & Adeniyi, 2011).Menurut Dunn & Weinturb,pengobatandepresi yang berhasilpada saat remaja merupakan halpenting. Tidak hanya akan mengurangipenderitaan, morbiditas, dan mortalitasakibat gangguan depresi, tetapi jugamencegahperkembanganyangmerugikan kesehatanpsikososialjangka panjang (Adeniyi & Adeniyi,2011).Neuro Linguistic Program (NLP)Intervensi tidak hanya akanmengurangi penderitaan, morbiditas,dan mortalitas akibat merugikankesehatan psikososial jangka panjang.Salah satu bentuk intervensi untukdepresi adalah neuro linguisticprogram (NLP).Sejarah Neuro Linguistic Program(NLP)Menurut Davies (2009) NLPditemukan dari filosofi utama yanglahir dri observasi Bandler & Grinderpada transkrip dari film-film sesipsikoterapi. Bandler & Grinderdipengaruhi oleh hipnoterapi MiltonErikson, terapis keluarga VirginiaSatir, dan penemu terapi gestalt FritzPerls. Mereka menemukan bahwaterapis-terapis ini memiliki reputasikesuksesan, Bandler & Grinder inginmempelajari teknik-teknik para terapistersebut.Selanjutnya Bandler & Grindermenemukanbahwakeberhasilanterapis-terapis tersebut bukan terletakpada teknis dan praktek yang baik.Namun lebih kepada sugensti-sugestipada cara kita berperilaku, berfikir,dan berkomunikasi.Haltersebutmendorongkepada prinsip utama dari NLP, yaitumemberi sugesti pada individu untuk9

membangun peta internal dunia danpengolahaninformasieksternalmelalui 5 sistem sensorik: gertianNeuro LinguisticProgram (NLP)Menurut Skinner dan Croft,2009 (dalam Davies, 2009). NeuroLinguistic Program yang selanjutnyadisingkat NLP terdiri dari kata“neuro”, “linguistic”, “programming”.Neuro mengacu kepada istilahneurologi yang berarti pola-polaberfikir. “Linguistic” adalah bahasa,baik dalam menggunakannya maupundipengaruhi oleh bahasa itu sendiri.“Programming” mengacu kepadaperilaku dan tujuan-tujuan yang kitabentukNLP menurut Bandler &Grinder, individu adalah suatukeseluruhan sistem pikiran-tubuhdengan hubungan yang telah dipoladiantara pengalaman internal (neuro),bahasa (language), dan perilaku(Programming) (Tosey, 2005 ; Huehls,2010 ; Seyner, 2011)Denganmempelajarihubungan-hubungan tersebut, individusecara efektif bertransformasi dari caralama mereka dalam merasakan,berfikir, dan berperilaku, menjadibentuk baru dan jauh lebih membantudalam komunikasi manusia. Responuntuk berkomunikasi akan lebih baikpositif jika disajikan oleh individudalam menggunakan bahasa yangmencerminkan cara yang palingdisukai dalam melihat dunia (Huehls,2010 ; Seyner, 2011).NLP dikenal sebagai metodeuntukberkomunikasidanpengembangan pribadi (Tosey, 2005)atau proses modeling (Stipanic, 2010).Menurut Bandler & Grinder karenahal-haltersebut,duaindividumenerima satu dunia melalui sistemsistem yang berbeda akan memilikipengalaman-pengalaman yang berbedaterhadap dunia itu (Davies, 2009).NlP adalah psikoterapi kasimanusia. Dengan menerapkan NLPdiharapkan individu dapat merasakan,berfikir,komunikasi,danmemanajemen diri dengan lebih efektif(Seyner, 2011).Teknik-Teknik NLPSejumlahteknikyangdigunakan oleh para praktisi NLPmeminjam banyak dari psikologi danpsikoterapi. Beberapa teknik yangpaling sering digunakan adalahsubmodalitas,anchoring, swishpattern , reframing dll.a. SubmodalitasAda dua tipe submodalitas: analog dandigital. Submodalitas digital adalah offatau on. Misalnya, suatu gambarmental berada dalam posisi apakahbergerak atau diam. Tidak ada posisitengah. Di sisi lain, submodalitasanalog sangat bervariasi di antaraujung-ujung paling ekstrim. Bunyibervariasisepanjangkondisidiam/hening/senyap hingga nyaring.Mayoritas submodalitas adalah analog,hanya beberapa yang digital.10

Kata-kata yang digunakanseseorangbisamengungkapbagaimana ia merepresentasikan halhal secara internal. Hal ini jugaberlaku dalam submodalitas. Beberapacontoh khasnya adalah,“Sayamendengar Anda dengan sangat jelasdannyaring.” Atau “Kita barumenggali permukaanya”. Atau “Masadepannya masih suram”. Hal-hal yangkita ucapkan sering mencerminkantidak hanya predikat-predikat spesifikindrawi tetapi juga sub-sub-modalitasterkait. Mereka member pendalamanlebih persis terhadap apa yang sedangdipikirkan orang dan n seperti ini jugakadang-kadangtampakdalamkomunikasi non verbal. Misalnya,orang sering mengindikasikan tempatyang pasti atas gambaran di mataotaknya dengan cara menunjuklangsung. Atau menggunakan tanganuntuk mendefiniskan bentuk sesuatu.Memahamisubmodalitasberguna untuk Anda bisa memilih caramengodekan masa lalu dan masadepan Anda. Dalam melakukan itu,Anda bisa mengubah pemaknaanyadan membuat memori atau impian itumenjadi lebih intens, kredibel,gampang dikenang, dan diinginkan,atau sebaliknya-menjadi kurang intens,kredibel, dikenang, dan diinginkan.b. AnchoringAnchor berarti jangkar. Jangkaradalah, nada suara atau sentuhan tapibisa merupakan visual yang unik,auditori, kinestetik, atau rangsanganpenciuman (gustatory). Anchoringadalah proses dimana suatu keadaantertentuataurespondikaitkan(berlabuh) dengan jangkar unik.Teknik NLP dari anchoring inidipinjam dari prinsip pengkondisianklasik, sebagaimana dikembangkanoleh IP Pavlov, seorang psikolog Rusiasekitar 100 tahun yang lalu. Seorangpsikoterapis mungkin menjangkarkeadaan positif seperti ketenangan danrelaksasi, atau keyakinan dalampengobatan fobia dan kecemasan,seperti berbicara di depan umum(Biswal & Prusty, 2011).Jadi anchoring dipakai untukmengatasi masalah saat ini untukdigunakan dimasa yang akan datang.c. Swish PatternSwishadalahprosesmengganggu pola pikiran dari satuyang mengarah ke perilaku yang tidakdiinginkan ke salah satu yangmengarahpadaperilakuyangdiinginkan. Hal ini melibatkanmemvisualisasikan sebuah 'isyarat'yang merupakan bagian dari perilakuyang tidak diinginkan. Misalnya,tangan perokok dengan rokok bergerakke arah wajah, dan kemudian 'beralih'ke visualisasi dari hasil yangdiinginkan, seperti orang terlihat sehat,energik dan bugar.d. FramingFraming adalah proses dimanaunsur komunikasi disajikan sehinggamenggeser persepsi individu tentangmakna atau "frame" dikaitkan dengankata, frasa dan peristiwa. Framingadalah dasar dari lelucon, mitos,11

legenda, dongeng dan cara palingkreatif dalam berpikir (O 'Connor,2001). Konsep ini berbeda dengansejumlahterapisebelumNLP(Sharpley, 1987). Framing membantumengubah tanggapan dan perilakudengan mengubah cara peristiwatersebut dilihat. Jadi framing adalahcara untuk mengganti makna suatuperistiwa dengan pemaknaan yangbaru yang lebih positif.e. Six step framingKegiataninimerupakankelanjutan dari kegiatan ketigaFraming. Partisipan diajak untukmengidentifikasikan masalah enganbagian yang bertanggung jawabterhadap perilaku tersebut. Setelahmembangunkomunikasimakapartisipan mengajak masalah-masalahyang diselesaikan untuk berdialog,bertujuanuntukmenghasilkan“outcome” yang disetujui semua“bagian” dan hasilnya bermanfaat bagipartisipan bersangkutan.Pengaruh Terapi NLP TerhadapDepesiBeberapa penelitian tentangterapi NLP sudah banyak dilakukanseperti pada penelitian Ojanen(Stipanic, 2010) dalam kurun waktu1996-2002.Penelitiantersebutmenghasilkan ada pengaruh terapiNLP terhadap menurunya tingkatdepresi pada 50 wanita dan 12 priayang mengalami depresi.Kemudian penelitian HufleijtLukasik (Stipanic, 2010) rdapatpenurunansimptom-simptompsikopatologis dan dapat menghadapistress dengan strategi yang lebih baik.Penelitian yang lain, adalahpenelitianStipanic(2010),menemukan bahwa terapi NLP adalahterapi yang efektif mendukungindividu untuk memecahkan kesulitankesulitan psikologis seperti depresi,stres dan membangun persepsi yanglebih positif terhadap kualitas hidupmereka. Selain itu, penelitian inimenunjukkan terapi NLP membantumendorong pembelajaran baru danpengembangan pribadi.HipotesisHipotesis ini untuk mengujiada penurunan tingkat depresi padapenyandang tuna daksa setelah diberiperlakuan berupa psikoterapi neurolinguistic programming (NLP).METODE PENELITIANIdentifikasi Variabel PenelitianVariabel-variabelpenelitianyang akan diteliti dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:1. Variabel bebas: Terapi NeuroLinguistic Program2. Variabel tergantung: DepresiPartisipan PenelitianPartisipan penelitian ini adalahsiswa kelas A di Balai BesarRehabilitasi Sosial Bina Daksa(BBRSBD)Surakarta.Partisipanadalah penyandang cacat tubuh akibat12

kecelakaan lalulintas yang mengalamidepresi ringan, sedang, dan berat.Partisipan semua laki-laki denganrentang usia umur 20-30 tahun berasaldari berbagai macam suku diIndonesia.Pendidikanrata-ratapartisipan adalah SMA, dengan latarbelakang kondisi ekonomi menengahkebawah.Metode Pengukuran DataPenelitian ini menggunakan skalaBDI-II (Beck Depression Inventory)untuk mengukur tingkat depresisebelum diberlakukan eksperimen dansesudah diberlakukan eksprimenRancangan EksperimenDesain eksperimenK1 :K2 :K3 :Y1Y1Y1X1X2-XY2Y2Y2Keterangan :K1 : kelompok eksperimen denganterapi NLPK2: kelompok eksperimen 1: perlakuan 1 (NLPt)X2: perlakuan 2 (teknik relaksasi)Y1: pre testY2: post testProsedurProsedur yang dilakukan dalampelaksanaan penelitian adalah adanyatahap persiapan, validasi modul, tahappersiapan terapis, informed consent,dan tahap pelaksanaan terapi.Analisis DataPengukuran menggunakan ujiANAVA dengan taraf signifikan 5%dilakukan sebelum dan sesudahperlakuan yaitu jika p sama ataukurang dari 0,01 berarti sangatsignifikan, jika p sama atau kurangdari 0,05 berarti signifikan, sedangkanjika p lebih dari 0,05 berarti tidaksignifikan (Hadi, 2004).HASIL DAN PEMBAHASANHasil analisis data untuk skalaBDI, menunjukkan besarnya diperolehnilai F 1,487 ; Sig (p) 0,277; p 0,05.Hasil tersebut menunjukkan tidakterdapat perbedaan depresi antarakelompok NLP, kelompok relaksasidan kelompok kontrol pada saatdilakukan posttest. Namun pada saatposttest terlihat perbedaan mean padakelompokeksperimen(NLP),kelompok relaksasi, dan kelompokkontrol. Kelompok eksperimen (NLP)memiliki mean yang lebih rendah daripada kelompok relaksasi maupunkelompok kontrol. Penurunan meantingkat depresi pada kelompokeksperimen (NLP) setelah diberikanterapi Neuro Linguistic Programming(NLP) yaitu turun 17,5 poin.Untuk uji perbedaan pretestposttest, ditemukan terdapat perbedaansignifikan antara skor depresi saatpretest dan saat posttest padakelompok NLP. Diperoleh nilaisignifikansi sebesar 0,023 (p 0.05).13

Hasil tersebut menunjukkan bahwaterapi NLP mampu menurunkantingkat depresi.Untuk kelompok relaksasi yangmerupakan placebo, ditemukan tidakterdapat perbedaan signifikan antaraskor depresi saat pre test dan depresisaatposttest.Diperolehnilaisignifikansi sebesar 0,895 (p 0,05).Artinya perlakuan berupa terapirelaksasi ternyata tidak mampumenyebabkan munculnya perbedaantingkat depresi pada subjek.Untukkelompokkontrol.Berdasarkan hasil uji perbedaanditemukan tidak terdapat perbedaanyang signifikan antara skor depresisaat pretest dan posttest. Memperolehnilai signifikansi sebesar 0,769(p 0,05). Begitu juga dengan skorPWB tidak terdapat perbedaan yangsignifikan dengan nilai signifikansisebesar 0,200 (p 0,05).Hasil data dari penelitianmenunjukkan terdapat perbedaan yangsangat signifikan antara kelompokeksperimen, kelompok relaksasi, dankelompok kontrol. Hasil tersebutmenunjukkan bahwa terapi NLPmampu menurunkan tingkat depresi.Penelitian yang dilakukan olehStipancic,dkk(2011)tentangefektivitas NLP terhadap kesulitankesulitan psikologis. Penelitian inimenegaskan bahwa terapi NLPmerupakan metode yang efektifmenurunkanpermasalahanpermasalahan mental seperti depresi,stress, gangguan mood, dan gangguanlainnya serta persepsi kualitas hidup.Stipanic juga menemukanbahwa terapi NLP juga efektifmenurunkan masalah yang mencakuppengalamankepuasandanketidakpuasan dengan kehidupan,berdasarkan evaluasi yang lebih ataukurang secara konstan dan reevaluasihidup dan pengalaman dalam berbagaibidang, seperti pekerjaan, kegiatansosial,hubunganinterpersonal,hubungan emosional (Krizmanic danKolesaric,1992; Stipanic, 2010).Menurut DSM IV, gejalagangguan depresif berbeda-beda darisatu orang ke orang lainnya,dipengaruhi juga oleh beratnyagejala.Gangguandepresifmempengaruhi pola pikir, perasaandan perilaku seseorang serta kesehatanfisiknya. Pikiran negatif seringmenghinggapi pikiran mereka. Merekamenjadi pesimis, percaya diri rendah,dihinggapi perasaan bersalah yangbesar, dan mengkritik diri sendiri.Pikiran dan perilaku negatiftersebut dibantu dengan terapi NLPsebagai 'manual untuk otak' yangmempengaruhi pola pikir untukmendapatkan hasil yang kita inginkanyaitu dalam hal ini merubah pikirannegatif orang deprasi untuk menjadioptimis, percaya diri, menerimaketerbatasan dan potensi diri. Denganberubahnya pikiran dan perilakunegatifpadaindividudapatmenurunkan tingkat depresi.14

Berdasarkan teknik-teknik NLPkemudian dijadikan beberapa kegiatansesi terapi yang mendukung untukmenurunkan tingkat depresi danmeningkatkan kesejahteraan partisipanpartisipan penelitian.Teknik submodalitas dalamNLP ada 4 tahap yaitu: visual,audio,kinestetik, dan olfactoris. anamerepresentasikanhal-halsecarainternal. Hal ini juga berlaku dalamsubmodalitas.Beberapacontohkhasnya adalah, “Saya mendengarAnda dengan sangat jelas dannyaring.” Atau “Kita baru menggalipermukaanya”. Atau “Masa depannyamasih suram”. Hal-hal yang individuucapkan sering mencerminkan tidakhanyapredikat-predikatspesifikindrawi tetapi juga sub-sub-modalitasterkait. Individu memberi pendalamanlebih, persis terhadap apa yang sedangdipikirkan seseorang dan bagaimanaindividu tersebut mengodekannyasecara internal.Hubungan seperti ini jugakadang-kadangtampakdalamkomunikasi non verbal. Misalnya,individuseringmengindikasikantempat yang pasti atas gambaran dimata otaknya dengan cara menunjuklangsung. Atau menggunakan tanganuntuk mendefiniskan bentuk sesuatu.Memahamisubmodalitasberguna untuk individu bisa memilihcara mengodekan masa lalu dan masadepan. Dalam melakukan itu, individubisa mengubah pemaknaanya danmembuat memori atau impian itumenjadi lebih intens, kredibel,gampang dikenang, dan diinginkan,atau sebaliknya-menjadi kurang intens,kredibel, dikenang, dan diinginkan.Teknk Anchor berarti jangkar.Jangkar adalah, nada suara atausentuhan tapi bisa merupakan visualyang unik, auditori, kinestetik, ataurangsangan penciuman gustatory.Anchoring adalah proses dimana suatukeadaan tertentu atau respon dikaitkan(berlabuh) dengan jangkar unik.Teknik NLP dari anchoring inidipinjam dari prinsip pengkondisianklasik, sebagaimana dikembangkanoleh IP Pavlov, seorang psikolog Rusiasekitar 100 tahun yang lalu. Seorangpsikoterapis mungkin menjangkarkeadaan positif seperti ketenangan danrelaksasi, atau keyakinan dalampengobatan fobia dan kecemasan.Teknik Frames Dalam NLP,kataframesdigunakanuntukmenggambarkan dan mendifinisikanbatas-batas wadah bagi suatu peristiwaatau pengalaman. “Frame” atau“bingkai” adalah cara kita menyaringpersepsikitaterhadapduniadidasarkan pada persepsi internal kitatentang dunia. Hal ini seperti mentaltemplate. Seperti penyaring lain padaumumnya, frames juga biasanyabekerja diluar alam kesadaran kita.Dengan adanya frame, kita jadimempunya cara berpikir yang otomatisdan terbiasa tentang hal-hal yang kitaturunkan , utamanya dari sistemkeyakinan yang kita pegang.15

Teknik Six Step Reframming.Teknik ini digunakan saat seseorangtidak merasa senang atas salah satuaspek dari perilakunya dan ia inginmengubahnya. Perilaku itu antara laindesakan hati (ingin berteriak marahkepada orang lain yang sedangtertawa), hingga gejala fisik (sakitkepala kronis).Sepertidibayangkandarinamanya, pola itu terdiri atas enamtahap dan harus dilakukan dan harusdilakukan secara berurutan. Unsur“reframing” antara lain memisahkanperilaku yang bermasalah itu darikehendak positifnya. Jadi, tindakanyang dipermukaan tampak negatif ituharus tetap dipahami sebagai upayauntuk meraih sesuatu yang baik bagiorang bersangkutan. Hal itu adalahcontext reframe, meski perilaku itudianggap layak pada situasi lain,perilaku tersebut tidak menghasilkanoutcome yang diharapkan pada saat inidan di sini. Maka dari itu, dari perilakuyang asli , cara-cara lain untukmemenuhi kehendak positif lah yangperlu dibangkitkan tanpa harusmengundang dampak yang tidakdiinginkan. Six step reframing adalahpola yang sangat efektif dan kuatsehingga digunakan dengan hati-hati.Berdasarkan analisis individualdapat disimpulkan bahwa setelahpemberian intervensi terapi NeuroLinguistic Programming (NLP) selamasatuharipartisipanpenelitianmengalami perubahan yaitu penurunantingkat depresi dan meningkatnyatingkat kesejahteraan partisipan. Hasilpenelitiantersebutmenunjukkanbahwa intervensi berupa terapi NeuroLinguistic Programming (NLP) lebihberpengaruhuntukmenurunkantingkat depresi partisipan penelitiandari pada pemberian terapi relaksasi.Berdasarkan hasil analisis danpembahasan maka hipotesis yangpenulis ajukan dapat teruji. Tingkatdepresi pada kelompok yang mendapatintervensiNeuroLinguisticProgramming (NLP) lebih rendahdaripada kelompok yang mendapatterapi relaksasi dan kelompok kontrol.Keterbatasan ariadanyaketerbatasanselamapelaksanaanpenelitian. Hasil dari penelitian ini,penulis menyadari adanya kelemahandan keterbatasan dalam pelaksanaanpenelitian. Adapun kelemahan danketerbatasan dalam penelitian iniadalah:1. Dalam penelitian tentang terapiNeuro Linguistic Programming(NLP) terhadap depresi ini belumbanyakdilakukan,sehinggalandasan teori yang dipakai masihsangat terbatas.2. Pelaksanaan waktu kegiatan sangatterbatas selama 1 hari, karenaketerbatasan waktu trainer danketerbatasanwaktupartisipanpenelitian.3. Tempatterapi yang kurangmendukung sehingga partisipanyang memiliki keterbatasan fisikmenjadi kurang nyaman dan cepatlelah.16

4. Tempat terapi yang kurang nyamanmembuat penyampaian materikurang optimal dari kondisi ideal.diterapkanuntukmembantumasalah psikopatologis khususnyadepresi.KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanBerdasarkan hasil penelitianyang telah dijelaskan pada babsebelumnya dapat disimpulkan bahwaintervensi terapi Neuro LinguisticProgramming (NLP)memilikipengaruhyangpositifuntukmenurunkan tingkat depresi padapenyandang tuna daksa akibatkecelakaan lalu lintas.SaranBerdasarkan hasil penelitian dankesimpulan yang diberikan, maka adabeberapa saran yang perludisampaikan:1. Bagi peneliti selanjutnya, dapatmembuat penelitian variabel yangberkait dengan terapi NeuroLinguistic Programming (NLP)sehingga dapat terus berkembangsecara teoritis maupun praktis.2. Bagi partisipan, dengan mengikutidan menerapkan teknik-teknik yangtelah diberikan selama sesi terapiNeuro Linguistic Programming(NLP),diharapkandapatmenerapkan dalam menghadapikehidupan sehari-hari.3. Bagi praktisi, intervensi berupaterapiNeuroLinguisticProgramming (NLP) dapat menjadisalahsatualternatifteknikbimbingan konseling yang bisaDAFTAR PUSTAKAAdeniyidanAdeniyi.2011.Depression and physicalactivity in a aample ofnigerian adolescen

neuro linguistic program (NLP). Neuro linguistic program ini dikembangkan di universitas California di Santa Cruz pada tahun 1970 (Thosey, 2005). Pendiri dan penulis utama adalah Richard Bandler, seorang mahasiswa (awalnya) dan Jhon Grinder, seorang professor linguistic. Bandler dan Grinder menggunakan model yang di ambil